Bobo.id - Setiap hewan memiliki bentuk tubuh dan penampilan yang berbeda-beda, seperti gajah yang memiliki gading, harimau yang mempunyai bulu bermotif belang, atau beruang yang berbulu tebal.
Belum lama ini, seekor monyet saki betina di kebun binatang Finlandia telah mencuri perhatian, nih, teman-teman.
Monyet betina yang bernama Bea itu dipotret oleh seorang fotografer asal Finlandia, yakni Santeri Oksanen. Lalu, foto Bea tersebar di media sosial sehingga Bea jadi terkenal.
Oksanen memotret Bea karena penampilannya berbeda dari monyet lainnya. Hmm.. seperti apa dan apa sebab Bea berbeda dari yang lainnya?
Yuk, cari tahu jawabannya!
Baca Juga : Chinchilla, Hewan Imut yang Bulunya 30 Kali Lebih Halus dari Rambut Manusia
Bea, Monyet Saki Berukuran Besar
Bea yang merupakan jenis monyet saki ini, punya ukuran tubuh yang lebih besar dibanding monyet saki lainnya.
Bea terlihat kekar seperti seorang binaragawan atau olahragawan. Hihihi..
Bagian lengan, dada, dan kaki Bea terlihat sangat besar. Namun uniknya, wajah Bea terlihat sangat kecil.
Inilah yang membuat penampilan Bea terlihat unik.
Baca Juga : Meskipun Lucu, Kucing Gemuk Bisa Terkena Masalah Kesehatan, lo!
Tubuh Besar Bukan Karena Gemuk
Ukuran tubuh Bea memang lebih besar jika dibandingkan dengan monyet saki lainnya, teman-teman.
Namun ternyata hal ini bukan disebabkan karena Bea banyak makan, lo.
Hewan-hewan yang ada di Kebun Binatang Helsinki diberikan porsi makan yang sesuai dengan jenis dan ukuran tubuhnya agar selalu sehat dan tidak mengalami kelebihan berat badan.
Lalu, apa yang menyebabkan Bea bertubuh lebih besar bahkan terlihat mempunyai lengan yang kekar, ya?
Ternyata hal ini disebabkan oleh bulunya yang tebal, teman-teman.
Salah satu pegawai Kebun Binatang Helsinki mengatakan, kalau Bea berukuran besar bukan karena banyak makan, tapi merupakan ilusi yang diciptakan dari bulunya yang tebal seperti mantel bulu.
Bea pun menarik perhatian Santeri Oksanen yang sedang berada di Kebun Binatang Helsinki.
Baca Juga : Sekilas Tampak Seperti Potongan Kayu, Ternyata Itu Bangkai Ikan Raksasa
Saat sedang mencoba memotret monyet saki, termasuk Bea, rupanya menunjukkan pose yang tidak biasa.
Perpaduan pose dan bulunya yang tebal membuat Bea semakin terlihat seperti seekor monyet yang memiliki tubuh kekar.
Monyet Saki Berukuran Kecil
Monyet saki merupakan hewan asli dari Brasil, tapi sebagian tinggal di Venezuela dan Indonesia.
Di habitat aslinya, yaitu hutan hujan, monyet saki banyak menghabiskan waktu di pohon-pohon tinggi dengan ketinggian sekitar 25 meter di atas tanah.
Sama seperti monyet lainnya, monyet saki memiliki ukuran tubuh yang cukup kecil, lo, yaitu tinggi sekitar 32 sampai 40 sentimeter.
Sedangkan berat tubuh monyet saki betina hanya sekitar 1,4 hingga 1,9 kilogram dengan ekor yang bisa tumbuh hingga sepanjang ukuran tubuh.
Pihak kebun binatang mengatakan mereka belum melakukan pengukuran tubuh pada Bea yang berusia 9 tahun ini.
Tapi dengan membandingkan penampilannya dengan monyet saki lain yang ada di kandang, diketahui kalau Bea memang merupakan monyet saki betina berukuran jumbo, lo.
Baca Juga : Evolusi Menyebabkan Gajah Betina di Mozambik Terlahir Tanpa Gading
Monyet Jantan Maupun Betina Bisa Memimpin Kelompok
Saat ini belum ada banyak tersedia informasi mengenai kehidupan monyet saki di alam liar untuk mengetahui bagaimana sifat asli primata ini.
Tapi saat berada di penangkaran, semua primata hidup secara berkelompok yang terdiri dari 4 anggota yang merupakan keluarga inti.
Sedangkan monyet saki yang berada di penangkaran hidup secara berkelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari lebih banyak anggota yang bisa mencapai 12 ekor monyet.
O iya, kalau biasanya di beberapa kelompok hewan pemimpinnya adalah sang jantan, pemimpin kelompok monyet saki lebih fleksibel atau menyesuikan keadaan, lo.
Dalam kelompok monyet saki, tidak hanya monyet jantan saja yang bisa menjadi pemimpin, tapi monyet betina juga bisa menjadi pemimpin kelompok, nih, teman-teman.
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | Kompas.com,Live Science |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR