Bobo.id - Bisa jalan-jalan atau mengunjungi suatu daerah tentunya jadi sebuah pengalaman yang menyenangkan, teman-teman.
Perjalanan ini bisa dilakukan menggunakan berbagai alat transportasi, salah satunya adalah pesawat.
Sayangnya, kadang perjalanan menggunakan pesawat ini bisa jadi tidak menyenangkan, karena telinga yang terasa sakit dan muncul bunyi berdenging ketika pesawat berada di ketinggian tertentu.
Selain menjadi sakit dan berdenging, pendengaran kita juga berkurang, nih, teman-teman, sehingga membuat kita sulit untuk mengobrol dengan orang lain.
Agar suara berdenging dan rasa sakit di telinga saat naik pesawat berkurang, ada tiga hal yang bisa kita lakukan, lo.
Baca Juga : Memakai Sandaran Tangan di Kursi Tengah Pesawat Ada Aturannya, lo
1. Mengunyah Makanan
Beberapa maskapai menyediakan camilan maupun makanan berat bagi para penumpangnya selama perjalanan.
Atau mungkin teman-teman membawa bekal makanan kesukaan untuk dinikmati selama perjalanan?
Nah, saat telinga teman-teman terasa berdenging dan sudah mulai sakit, kalian bisa, lo, mulai mengonsumsi makanan tadi.
Gerakan mengunyah saat kita makan ternyata bisa mengurangi rasa sakit dan bunyi berdenging pada telinga.
Mengunyah dan menelan akan membantu telinga mengatur keseimbangan tekanan udara yang kita rasakan di dalam pesawat.
Teman-teman juga bisa mengatasinya dengan mengunyah permen keras maupun permen karet, lo.
Baca Juga : Wah, Pulau Terkecil di Dunia Ada di Indonesia, lo! Bisa Tebak di Mana?
2. Menutup Mulut dan Hidung
Cara lain untuk mengurangi denging dan rasa sakit di telinga adalah dengan menutup mulut dan hidung, nih, teman-teman.
Tutup hidung dan mulut teman-teman secara bersamaan selama beberapa saat, kemudian embuskan udara perlahan melalui hidung.
Dengan menutup mulut dan hidung, maka membantu membuka tuba eustachius yang tersumbat dan membuat tekanan udara dalam telinga kita kembali normal sehingga mengurangi telinga berdenging dan sakit.
O iya, tuba eustachius merupakan salah satu organ dalam telinga yang menghubungkan telinga bagian tengah ke bagian belakang tenggorokan.
Menelan Ludah
Kalau dua cara sebelumnya kurang berhasil untuk mengatasi telinga berdenging dan sakit, kita bisa mencoba cara lain, lo, yaitu dengan menelan ludah.
Namun cara menelan ludah yang dilakukan berbeda dengan menelan ludah yang biasa kita lakukan saat sedang tidak naik pesawat, teman-teman.
Caranya adalah dengan tutup mulut dan cubit hidung teman-teman hingga tidak ada udara yang keluar, kemudian telan ludah.
Sama seperti gerakan menelan dan cara yang sebelumnya, menelan ludah sambil mencubit hidung akan mengembalikan tekanan udara dalam telingan menjadi normal lagi.
Baca Juga : Sering Membawa Tas Berat Setiap Hari? Hati-Hati Dampak Buruknya
Kenapa Telinga Berdenging Saat di Pesawat?
Telinga yang terasa sakit dan berdenging ketika naik pesawat disebabkan karena adanya perbedaan tekanan udara.
Saat berada di darat, tekanan udara di sekitar kita hampir sama dengan tekanan udara di dalam telinga.
Nah, tekanan udara di dalam dan luar telinga kita diatur oleh otuba eustachius agar selalu sama agar tidak terjadi masalah di telinga.
Ketika kita melakukan perjalanan dengan pesawat, maka ada gerakan menukik naik ke udara yang menyebabkan adanya perubahan tekanan udara yang sangat cepat.
Perubahan tekanan udara yang terlalu cepat menyebabkan tuba eustachius tidak memiliki waktu untuk menyeimbangkan tekanan udara di luar dan dalam telinga.
Semakin tinggi pesawat yang kita tumpangi, maka akan semakin rendah juga tekanan udara di sekitar kita, nih.
Akibatnya, gendang telinga kita akan membengkak dan tidak bisa bergetar sehingga menyebabkan telinga terasa sakit atau pendengaran terasa penuh seperti tersumbat.
Baca Juga : Wah, Bandara Ini Punya Therapy Animals untuk Menenangkan Penumpang
Sedangkan saat pesawat menukik turun ketika akan mendarat, gendang telinga dan tuba eustachius berubah lagi, lo. Gendang telinga menyusut, sedangkan tuba eustachius menjadi pipih.
Suara berdenging dan rasa sakit pada telinga tidak hanya dirasakan anak-anak dan orang dewasa saja, tapi adik bayi juga mengalaminya, bahkan lebih rentan.
Penyebabnya adalah karena tuba eustachius pada adik bayi berukuran lebih pendek dan belum berkembang dengan baik untuk menyesuaikan tekanan udara.
Tonton video di bawah ini, yuk!
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | Kompas.com,Hello Sehat |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR