Bobo.id - Di Indonesia, ada dua kali musim pancaroba, teman-teman.
Musim pancaroba adalah musim peralihan dari satu musim ke musim yang lainnya.
Saat musim pancaroba berlangsung, cuaca juga jadi tidak menentu, teman-teman.
Misalnya seperti udara yang terasa panas, arah angin yang tidak teratur, hujan tiba-tiba, angin kencang, hingga puting beliung.
Di Indonesia, musim pancaroba biasanya terjadi di bulan Maret - April dan bulan Oktober - Desember.
Itu adalah saat peralihan musim hujan ke musim kemarau dan peralihan musim panas ke musim kemarau.
Saat cuaca dan suhu udara berubah tiba-tiba, ada beberapa penyakit yang disebut dipengaruhi olehnya. Misalnya sakit kepala, asma, dan flu. Cari tahu selengkapnya, yuk!
Sakit Kepala
Bagaimana perubahan suhu dan cuaca membuat sakit kepala?
Rupanya ini karena saat musim pancaroba ada banyak keadaan lingkungan yang berubah secara tiba-tiba.
Misalnya kenaikan kelembapan udara atau turunnya suhu udara, teman-teman.
Baca Juga : Migrain, Sakit Kepala yang Lebih Berat dari Sakit Kepala Biasa
Menurut salah penelitian di Amerika Serikat, penderita migrain mengatakan kalau perubahan cuaca jadi salah satu pemicu sakit kepala migrain.
Cuaca dingin ekstrem atau cuaca panas terik juga bisa menyebabkan ketidakstabilan senyawa kimia di otak dan memicu sakit kepala.
Asma
Pada asma, penderitanya mengalami peradangan pada saluran udara, teman-teman.
Nah, suhu udara rendah membuat udara dingin. Sehingga udara yang masuk ke saluran udara lebih dingin.
Saluran udara bereaksi dengan udara dingin yang masuk dan terjadilah peradangan, teman-teman.
Baca Juga : Inilah 5 Olahraga yang Baik dan Aman Dilakukan bagi Penderita Asma
Selain itu, asma juga bisa terjadi saat melakukan aktivitas berat di ruang terbuka.
Udara yang dihirup saat aktivitas berat akan bertukar dengan cepat.
Nah, makanya udara yang masuk tidak sempat dihangatkan. Karenanya ada risiko peradangan di saluran udara.
Selain itu, di musim pancaroba yang berangin bisa membawa serbuk sari. Ada juga orang yang bisa terkena asma akibat serbuk sari tersebut.
Flu
Mungkin inilah yang paling sering dialami oleh teman-teman.
Perubahan cuaca dan suhu udara tidak serta merta membuat kita sakit flu, namun bisa memengaruhi perkembangbiakan virus.
Baca Juga : Musim Hujan Tiba, Apakah Perubahan Cuaca Bisa Membuat Kita Sakit?
Ini karena penurunan suhu udara membuat virus berkembang biak lebih cepat.
Kelembapan udara yang menurun juga membuat mata, selaput lendir di hidung, dan paru-paru cenderung mengering.
Kondisi tubuh ini membuat kita jadi lebih rentan pada bakteri dan virus.
Udara kering juga mendorong penyakit tersebar di udara.
Saat bersin atau batuk, ada partikel yang kita lepaskan dari mulut dan hidung.
Pada kelembapan udara cukup, partikel ini tetap berukuran besar.
Sedang di udara yang kering, partikel ini menjadi kecil dan tertahan di udara lingkungan tersebut selama beberapa waktu. Ini membuat udara jadi dipenuhi virus.
Karenanya, kemungkinan kita terkena virus penyakit semakin besar, teman-teman.
Memasuki musim pancaroba, selalu ingat untuk mencuci tangan dengan bersih, makan sehat, olahraga teratur dan istirahat yang cukup, ya.
Baca Juga : Sedang Terserang Flu? Tidur Bisa Membantu Penyembuhanmu, lo!
Lihat video ini juga, yuk!
Source | : | Hello Sehat,Bustle |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR