Bobo.id - Ada banyak jenis hewan dan tumbuhan yang sudah ditemukan dan diteliti oleh para ahli.
Setelah ditemukan dan diteliti, spesies baru hewan maupun tumbuhan tadi akan diberi nama oleh peneliti yang menemukannya.
Nama yang diberikan adalah nama ilmiah. Kalau teman-teman perhatikan, bahasa yang digunakan untuk menamai spesies baru yang ditemukan bukan menggunakan bahasa Inggris yang merupakan bahasa internasional, lo.
Hewan dan tumbuhan, baik yang baru ditemukan maupun yang sudah ada sejak lama mempunyai nama ilmiah dalam bahasa Latin, teman-teman.
Baca Juga : Mengapa Mengibarkan Bendera Putih Dijadikan Tanda Menyerah?
Penamaan hewan dan tumbuhan dalam bahasa Latin ini ternyata pertama kali digunakan oleh seorang ahli botani dari Swedia, yaitu Carl Linnaeus.
Selain menamakan hewan dan tumbuhan dalam bahasa Latin, Carl Linnaeus juga menciptakan sistem pengelompokan untuk hewan dan tumbuhan, lo, yaitu mulai dari kelompok kingdom hingga spesiesnya.
Apa alasannya hewan dan tumbuhan dinamakan dalam bahasa Latin, ya? Cari tahu sejarahnya, yuk!
Bahasa Latin Digunakan Sebagai Bahasa Sains Internasional
Pada abad ke-15, ilmu pengetahuan berkembang dengan sangat pesat dan banyak ilmuwan yang membuat karya ilmiah.
Nah, karya ilmiah tersebut banyak yang dibuat dalam bahasa Latin, sedangkan karya ilmiah yang dibuat dalam bahasa lain kemudian diterjemahkan ke bahasa Latin.
Sejak saat itu, bahasa Latin yang awalnya banyak digunakan di benua Eropa bagian barat untuk karya ilmiah akhirnya digunakan untuk pengantar di berbagai universitas juga, nih, teman-teman.
Penggunaan bahasa Latin lalu dianggap sebagai bahasa sains internasional sampai abad ke-18, sebelum akhirnya bahasa lain seperti bahasa Inggris, Jerman, Belanda, dan bahasa Eropa lainnya digunakan dalam ilmu pengetahuan.
Baca Juga : Mengapa Orang Amerika dan Eropa Lebih Suka Gunakan Garpu saat Makan?
Bahasa Latin Digunakan untuk Menamai Hewan dan Tumbuhan
Sejak abad ke-15, bahasa Latin memang sudah digunakan dalam berbagai karya ilmiah ilmu pengetahuan.
Namun penggunaan bahasa Latin untuk memberi nama hewan dan tumbuhan baru terjadi sekitar abad ke18, lo, teman-teman.
Penamaan hewan dan tumbuhan dengan bahasa Latin tersebut dilakukan pertama kali oleh Carl Linnaeus, yaitu seorang ahli botani dari Swedia.
Selain memberi nama hewan dan tumbuhan dalam bahasa Latin, Linnaeus juga membuat sistem pengelompokan yang dimulai dari kingdom atau kerajaan dan dibagi menjadi beberapa kelas, yang nantinya berakhir pada spesies, yaitu kelas yang paling bawah dari kerajaan.
Nah, setiap pengelompokan tersebut semakin mengerucut atau merinci jenis dari hewan atau tumbuhan tersebut, sehingga tingkat spesies adalah nama ilmiah dari hewan atau tumbuhan tunggal tersebut.
Lalu kenapa bahasa Latin yang dipilih sebagai nama ilmiah dari hewan dan tumbuhan, ya?
Mungkin teman-teman akan mengira Linnaeus memilih bahasa Latin untuk menamakan berbagai spesies hewan dan tumbuhan karena bahasa ini digunakan sebagai bahasa sains internasional di berbagai negara.
Wah, ternyata jawabannya bukan karena hal tersebut, teman-teman.
Meskipun bahasa Latin menjadi bahasa sains internasional dan digunakan dalam berbagai karya ilmiah, Linnaeus memilih bahasa Latin karena bahasa ini merupakan bahasa yang universal dan sudah dimengerti banyak orang, terutama para ilmuwan.
Baca Juga : Kenapa Jepang Disebut Sebagai Negeri Matahari Terbit? #AkuBacaAkuTahu
Penggunaan bahasa Latin sebagai nama hewan dan tumbuhan juga dimaksudkan untuk mengurangi kebingungan pada hewan dan tumbuhan yang memiliki nama yang sama tapi sebenarnya berbeda di berbagai negara yang berbeda.
Misalnya seperti kucing yang termasuk dalam genus Felis, terdiri dari beberapa spesies, yaitu kucing domestik atau rumahan yang disebut Felis catus, kucing hutan yaitu Felis chaus, atau kucing liar eropa yang merupakan spesies Felis silvestris silvetris.
Nah, dengan memberi nama spesies yang berbeda-beda dari berbagai jenis kucing atau Felis tadi, maka kita bisa dengan mudah membedakan berbagai jenis kucing, teman-teman.
Kalau berbagai jenis kucing tadi tidak memiliki nama spesies, mungkin saja kita bisa tertukar antara satu jenis kucing dengan jenis yang lainnya, lo.
Sedangkan penggolongan kelas yang dimulai dari kingdom atau kerajaan hingga tingkat spesies berguna untuk mengurutkan silsilah yang dimiliki oleh spesies tadi.
Bahasa Latin Merupakan Bahasa Mati
Penggunaan bahasa Latin untuk memberi nama hewan dan tumbuhan juga dipilih karena bahasa ini merupakan bahasa mati, teman-teman.
Wah, apa maksud dari bahasa mati, ya?
Bahasa mati artinya adalah bahasa tersebut tidak digunakan sebagai bahasa ibu atau bahasa utama di sebuah negara atau wilayah.
Contohnya adalah negara Indonesia yang memakai bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu atau bahasa utama yang diucapkan oleh penduduknya sejak lahir.
Nah, bahasa Latin memang banyak digunakan di banyak negara, salah satunya sebagai bahasa sains internasional untuk menulis karya ilmu pengetahuan.
Baca Juga : Warna Ungu Sering Dipakai Sebagai Simbol Kerajaan, Kenapa, ya?
Meskipun banyak digunakan di berbagai negara, ternyata tidak ada negara yang memakai bahasa Latin sebagai bahasa utama atau bahasa ibu, lo.
Akibatnya, kosakata dalam bahasa Latin tidak akan berubah atau bermutasi seiring perkembangan waktu karena tidak ada penutur aslinya, teman-teman.
Hal inilah yang membuat bahasa Latin tepat digunakan untuk menamai hewan, tumbuhan, bahkan beberapa istilah medis, karena definisi atau penjelasannya tidak akan berubah-ubah.
Dengan banyak membaca, kita juga bisa tahu banyak informasi dan menambah pengetahuan, lo!
#AkuBacaAkuTahu
Lihat video di bawah ini, yuk!
Source | : | southernliving.com,Quora,Science Focus |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR