Para tamu hotel benar-benar dimanjakan dengan keindahan panorama Pergunungan Troodos.
Mereka bisa berjalan-jalan di hutan, kemudian berenang di kolam renang hotel yang besar.
Malamnya, teh tradisional setempat membuat suasana semakin rileks. Tidak ketinggalan, alunan musik yang mendamaikan menjadi latar belakang suasana hotel itu.
Baca Juga: Asyik, Sekarang Aplikasi Line Ada Fitur Stories seperti Instagram!
Berakhirnya Masa Kejayaan
Sayangnya, semua kejayaan hotel yang namanya diambil dari istri Raja Richard the Leonheart ini berakhir pada 1984.
Kini, hotel megah ini menjadi sebuah bangunan kosong yang dipercaya menyeramkan oleh masyarakat setempat.
Masalah mulai muncul di hotel ini ketika pemilik menyerahkan bisnis kepada ketiga anaknya agar bisa dikelola secara adil.
Baca Juga: Tak Hanya Disimpan, Buku Harian Juga Bisa Diterbitkan seperti Ini #AkuBacaAkuTahu
Menuju Dua Dekade, National Geographic Indonesia Gelar Pameran Foto Sudut Pandang Baru Peluang Bumi
Penulis | : | Cirana Merisa |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR