Bobo.id – Teman-teman pasti pernah melihat pelangi. Baik itu dalam film, foto, atau gambar. Pelangi biasanya berbentuk melengkung dengan warna-warni yang indah.
Namun, tahukah teman-teman? Ada bentuk pelangi yang lain, lo! Namanya pelangi api. Seperti namanya, pelangi ini bentuknya tidak beraturan dan seperti membakar langit.
Baca Juga: Keindahan Pelangi Api yang Menghiasi Langit, Kenapa Bisa Terjadi?
Apakah teman-teman pernah melihatnya? Peristiwa ini sangat langka dan tidak muncul setelah turun hujan seperti pelangi pada umumnya.
Mengapa bisa ada pelangi api, ya? Yuk, cari tahu proses terjadinya pelangi api!
Awan Cirrus
Apakah teman-teman pernah melihat awan cirrus? Awan ini termasuk ke dalam kategori tinggi. Bentuknya tipis seperti bulu.
Nah, pelangi api ini diawali dari proses terjadinya awan yang terbentuk dari tetesan-tetesan air dengan ukuran sama. Nah, awan cirrus ini adalah contohnya.
Posisi Pelangi 58 Derajat atau Lebih
Sama seperti pelangi pada umumnya, pelangi api juga terbentuk karena ada peran cahaya matahari.
Nah, pelangi api terbentuk ketika posisi matahari berada pada sudut 58 derajat atau lebih. Posisi ini terjadi pada saat siang hari.
Baca Juga: Eksperimen Sederhana: Membuat Pelangi di Rumah, yuk! Caranya Mudah, lo
Awan Memantulkan, Membiaskan, dan Membelokkan Cahaya
Awan cirrus dan cahaya matahari ini pun bertemu.
Ketika kedua hal ini bertemu, terjadi sebuah reaksi, yakni awan akan membuat reaksi yaitu awan akan memantulkan, membiaskan dan membelokkan cahaya dengan cara- cara yang sama.
Proses ini lalu memunculkan cahaya berwarna-warni dengan panjang gelombang yang berbeda-beda. Maka terbentuklah pelangi api.
O iya, ada hal berbeda antara pelangi biasa dan pelangi api.
Baca Juga: Wah, Ada Pelangi di Batang Pohon! Dari Mana Asalnya, ya?
Pelangi biasa biasanya terbentuk setelah turun hujan. Sementara pelangi api muncul tergantung dari keberadaan awan-awan cirrus yang terbentuk dari butiran-butiran uap dengan ukuran yang sama.
Karena inilah, pelangi api jarang terjadi.
Lihat juga video ini, yuk!
Penulis | : | Iveta Rahmalia |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR