Bobo.id - Selama ini kita mengetahui hewan yang memakan tumbuhan atau hewan lainnya.
Namun apakah teman pernah mendengar ada hewan yang tidak makan tumbuhan atau hewan lainnya, tapi justru mengonsumsi batu?
Padahal, hewan ini bukan hewan yang punya gigi kuat seperti pengerat, lo.
Justru hewan yang mengonsumsi batu sebagai makanannya adalah jenis cacing yang disebut sebagai cacing kapal atau shipworm.
Baca Juga: Sering Berjalan Meliuk, Ternyata Ular Juga Bisa Berjalan Lurus, lo!
Cacing Kapal Pemakan Batu
Peneliti menemukan cacing bernama Lithoredo abatanica, yang merupakan spesies lain dari cacing kapal.
Cacing ini ditemukan di Sungai Abatan di Filipina dan punya keunikan yang baru pertama kali ditemukan oleh para ilmuwan, nih, teman-teman.
Penemuan cacing pemakan batu ini berdasarkan informasi dari penduduk sekitar yang memanfaatkan cacing ini untuk dimakan karena bakteri dalam insangnya bisa dijadikan antibiotik.
Saat ditemukan oleh para peneliti, cacing L. abatanica ini sedang mengunyah batuan kapur dan menggali terowongan besar.
Menurut Pak Reuben Shipway, salah satu peneliti dari Northeastern University, melihat cacing-cacing ini menggali dan memakan batu adalah hal yang menakjubkan, lo.
Apa lagi biasanya cacing kapal bertubuh panjang dan kurus, mirip seperti cacing tanah yang biasanya kita lihat.
Namun cacing pemakan batu kerabat cacing kapal ini sangat gemuk, kuat, dan terlihat sangat berbeda.
Cacing Pemakan Batu Mengeluarkan Kotoran Berupa Pasir
Cacing pemakan batu ini dianggap sebagai hewan yang unik oleh peneliti, teman-teman, selain dari makanannya.
Tidak hanya makanannya saja yang unik, ternyata kotoran yang dikeluarkan oleh cacing pemakan batu ini juga unik, lo, teman-teman, yaitu berupa pasir.
Baca Juga: Bukan Serangga, Tanaman Langka Ini Justru Memangsa Salamander, lo!
Setelah memakan batuan kapur, cacing L. abatanica akan mengeluarkan kotoran berupa pasir.
Nah, keunikan cacing L. abatanica ini membuatnya dianggap sebagai hewan pengubah ekosistem, karena kotoran berupa pasir yang dikeluarkannya akan mengubah lapisan dasar sungai.
Dari perubahan lapisan ini, akan membuat arah sungai berubah seiring waktu, nih, teman-teman.
Peneliti lalu melakukan pembedahan pada cacing pemakan batu untuk mengetahui bagaimana proses pencernaan dalam tubuhnya yang bisa mencerna batu menjadi pasir dan bagaimana cacing ini bisa memakan batu.
Dari penelitian yang dilakukan, peneliti menemukan mulut cacing berbentuk seperti cangkang yang mirip seperti sekop untuk menggali batu yang lebih kasar.
Selain itu, cacing L. abatanica juga punya otot yang besar dan tebal pada mulutnya untuk melakukan pengeboran pada batu.
Namun meskipun peneliti sudah mengetahui anatomi cacing pemakan batu ini, peneliti tetap belum menemukan bagaimana cara cacing L. abatanica mengolah dan mencerna batu yang mereka makan, nih, teman-teman.
Hal ini berbeda dengan cacing kapal yang sudah ditemukan dan diteliti sebelumnya.
Cacing Kapal Memakan Kayu
Berbeda dengan cacing L. abatanica yang memakan batu, cacing kapal yang adalah kerabat dari cacing ini memakan kayu, teman-teman.
Cacing kapal diberi nama seperti itu karena kebiasaan mereka yang suka memakan kayu, baik dari dasar kapal, dermaga, atau kayu dari kapal yang tenggelam di dasar laut.
Baca Juga: Wah, Bentuk Paruh Burung Ini Menginspirasi Kereta Cepat, lo
Cacing kapal diperkirakan sudah beradaptasi dengan lingkungannya, sehingga bisa mencerna kayu.
Berbeda dengan cacing L. abatanica, cacing kayu punya dentikel tajam yang sangat kecil untuk mengunyah kayu yang menjadi makanan mereka.
Dentikel adalah sekumpulan gigi kecil seperti sisik yang mencuat ke permukaan kulit dan bagian terluar dari dentikel ini sama seperti gigi manusia, yaitu email gigi.
Untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan tubuhnya, cacing kapal sangat bergantung pada simbion atau hewan lain yang bersimbiosis dengan cacing kapal yang bersarang di insangnya.
Nah, dari hal inilah para peneliti berfokus untuk melakukan penelitian pada bakteri di insang cacing pemakan batu, apakah bisa memberikan nutrisi bagi cacing ini.
Tonton video ini juga, yuk!
Menuju Dua Dekade, National Geographic Indonesia Gelar Pameran Foto Sudut Pandang Baru Peluang Bumi
Source | : | vice.com,IFL Science |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR