Bobo.id - Kebakaran hutan memang berbahaya dan merugikan, teman-teman. Apalagi kalau kebakaran hutan yang disebabkan karena aktivitas manusia.
Selain itu, kebakaran hutan juga merugikan hewan dan tumbuhan yang menjadikan hutan sebagai habitatnya, nih.
Tapi, rupanya untuk spesies tumbuhan tertentu, kebakaran hutan justru dibutuhkan juga, lo.
Bahkan ada masa di mana manusia bergantung pada kebakaran hutan, teman-teman.
Kenapa begitu, ya? Cari tahu penjelasannya, yuk!
Kebakaran Hutan Bagi Manusia Zaman Dahulu
Di zaman purba, ada masa di mana manusia belum bisa menciptakan api, teman-teman.
Menurut ahli antropologi (ilmu tentang manusia di masa lampau), manusia purba pernah mengandalkan kebakaran hutan yang disebabkan oleh sambaran petir.
Dari kebakaran hutan itu, manusia purba bisa mengumpulkan arang dan kayu bakar.
Kayu yang masih terbakar dimanfaatkan manusia purba untuk memasak dan menerangi jalan.
Baca Juga: Ditemukan Spesies Baru Manusia Purba Kerdil Berusia 67.000 Tahun di Filipina
Api juga sering digunakan manusia purba melakukan banyak ritual dan tradisi budaya serta kepercayaan di masa lalu.
Jadi, manusia purba justru menghargai kebakaran hutan, teman-teman.
Hutan yang Diuntungkan Saat Kebakaran Hutan
Secara alami, kebakaran hutan bisa terjadi akibat sambaran petir, kekeringan, sampai aktivitas vulkanis gunung berapi.
Saat kebakaran hutan secara alami ini terjadi, pohon-pohon terbakar, namun ada hutan yang membutuhkan ini.
Hutan yang diuntungkan karena kebakaran hutan misalnya adalah hutan yang ditumbuhi spesies tumbuhan jenis konifer seperti pohon cemara dan pohon pinus.
Rupanya, ini keuntungan akibat kebakaran ini terjadi karena cara hidup tumbuhan di hutan tertentu.
Di Amerika Utara ada banyak sekali hutan tumbuhan konifer, teman-teman. Salah satu spesiesnya, pinus logdepole amerika utara tumbuh karena cahaya matahari.
Biji pohon pinus lodgepole ini lebih suka tumbuh di tanah yang terbuka dan diterangi cahaya matahari.
Baca Juga: Wah, Kota Kecil Ini Dikenal Sebagai Kota Tanpa Sampah! Kok Bisa, ya?
Tumbuhan yang baru tumbuh pun saling berlomba mendapatkan cahaya matahari. Caranya adalah dengan tumbuh lebih lurus dan lebih cepat.
Kalau sudah tumbuh banyak, pohon-pohon pinus lodgepole akan membentuk kanopi yang meneduhi tanah di hutan.
Ini membuat biji-biji yang jatuh sulit tumbuh di lingkungan yang dingin dan tidak terkena cahaya.
Sehingga kebanyakan biji tidak berhasil tumbuh menjadi pohon yang baru.
Evolusi Tumbuhan Konifer
Untuk mengatasinya, tumbuhan pinus lodgepole beradaptasi dengan memproduksi dua tipe runjung kerucut.
Ada runjung pinus biasa yang bisa menggugurkan bijinya secara spontan dan ada runjung serotinous yang membutuhkan pemicu alami untuk melepaskan bijinya.
Tumbuhan pinus yang beradaptasi menumbuhkan lebih banyak runjung serotinous.
Runjung serotinous bisa tetap sehatdi pohon meski setelah 30 taun, lo. Bahkan runjung yang sudah jatuh ke tanah juga bisa dimanfaatkan meski 1 tahun berlalu.
Baca Juga: Seperti Hewan, Tanaman Juga Bisa Hibernasi Musim Dingin, lo!
Jika kebakaran alami yang menaikkan suhu, runjung dari tumbuhan pinus terbuka terbuka dan melepaskan bijinya.
Jadi, saat terjadi kebakaran hutan, runjung-runjung pohon pinus terbuka dan melepaskan banyak biji. Biji-biji itupun ada yang terbawa oleh angin dan membentuk hutan baru.
Setelah kebakaran, tanah hutan jadi mengandung banyak karbon serta terbuka dan mendapatkan cahaya matahari. Karenanya, biji pohon pinus yang ada di sana bisa tumbuh dengan baik.
Ini bukan hanya baik untuk hutan pinus saja, lo. Melainkan juga seluruh spesies yang bergantung dan tinggal di dalamnya.
Kalau ada hutan pinus yang terlalu lama tidak mengalami kebakaran, saat kebakaran terjadi lagi akan menyebabkan api yang tidak terkendali. Ini bisa berbaya bagi lingkungan dan seluruh makhluk hidup termasuk manusia.
Sehingga kadang-kadang pihak polisi hutan melalukan pembakaran yang terkendali untuk memulai siklus baru pohon pinus, teman-teman.
Wah, rupanya ada kebakaran hutan yang berguna bagi makhluk hidup, ya!
Baca Juga: Bukan Hanya Hewan, Tumbuhan Juga Punya Senjata Perlindungan Diri, lo!
Yuk, lihat video ini juga!
Source | : | ted-ed |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR