Bobo.id - Pada 2 Juli 2019 nanti akan terjadi Gerhana Matahari Total, yaitu fenomena ketika Matahari benar-benar tertutup sepenuhnya oleh Bulan.
Sayangnya, fenomena langit ini tidak bisa dilihat oleh kita yang tinggal di Indonesia.
Peristiwa ini hanya bisa dilihat di daerah Amerika, mulai dari La Serena di Cile sampai bagian selatan Buenos Aires di Argentina.
O iya, selain Gerhana Matahari Total, ada Gerhana Matahari lainnya, lo!
Baca Juga: Besok Gerhana Matahari Total Akan Terjadi, Bolehkah Dilihat Tanpa Alat Khusus?
Sebelum mengetahui jenis-jenis Gerhana Matahari, cari tahu dulu bagaimana Gerhana Matahari terjadi, yuk!
Gerhana Matahari terjadi ketika Matahari-Bulan-Bumi berada dalam satu garis lurus.
Yap, posisi Bulan ada di tengah-tengah antara Matahari dan Bumi.
Karena jarak Bulan ke Matahari lebih jauh dari jarak Bulan ke Bumi, maka bulan pun terlihat menutupi Matahari dari Bumi.
Coba sekarang teman-teman menghalangi cahaya Matahari dengan tangan.
Cahaya Matahari tidak akan terlihat oleh mata karena tertutup oleh tangan yang berada di dekat mata, walaupun tangan pastinya lebih kecil daripada Matahari.
Baca Juga: Rekaman Pertama Gerhana Matahari Direkam oleh Pesulap! Pernah Lihat?
Gerhana Matahari Total
Gerhana Matahari Total terjadi saat cahaya Matahari tertutup sepenuhnya oleh bayangan Bulan.
Wilayah Bumi yang masuk ke bayangan umbra atau bayangan inti Bulan akan melihat gerhana Matahari total.
Hal ini terjadi priringan Bulan sama besar atau bahkan lebih besar daripada piringan Matahari.
Puncak Gerhana Matahari Total ini adalah saat Matahari tertutup seluruhnya oleh Bulan.
Biasanya, saat puncak gerhana itu, wilayah Bumi yang bisa melihat peristiwa ini akan terlihat gelap.
Indonesia pernah kebagian Gerhana Matahari Total pada tanggal 9 Maret 2016 lalu.
Gerhana Matahari Parsial
Gerhana Matahari Parsial atau Gerhana Matahari Sebagian terjadi saat bayangan Bulan hanya bisa menutupi sebagian cahaya Matahari.
Piringan Matahari tidak seluruhnya tertutup oleh piringan Bulan sehingga Matahari bisa berbentuk setengah lingkaran atau sabit.
Hal ini terjadi karena Bumi hanya masuk ke bayangan penumbra atau bayangan luar Bulan, tidak sampai masuk ke umbra Bulan.
Maka itu, langit tidak akan gelap seperti saat terjadi Gerhana Matahari Total.
Baca Juga: Tak Hanya di Bumi, Gerhana Matahari Juga Bisa Terlihat di Mars, lo!
Gerhana Matahari Cincin
Gerhana Matahari cincin terjadi saat priringan Bulan hanya menutupi sebagian dari piringan Matahari.
Berbeda dengan gerhana Matahari parsial, Bulan pada gerhana jenis ini akan menutupi bagian tengah Matahari saja.
Sedangkan bagian tepi Matahari tetap bercahaya sehingga terlihat seperti cincin.
Hal ini terjadi karena Bulan berada di titik terjauhnya dengan Bumi sehingga Bulan terlihat kecil dan tidak bisa menutupi seluruh cahaya Matahari.
Saat puncak gerhana terjadi, Bumi tidak masuk ke bayangan umbra ataupun penumbra Bulan, tapi masuk ke antumbra Bulan.
Antumbra muncul ketika bayangan Bulan tidak mencapai wilayah Bumi karena jarak yang jauh antara Bumi dan Bulan.
Baca Juga: Dua Hari Lagi Ada Gerhana Matahari Parsial, Bisakah Kita Melihatnya?
Gerhana Matahari Hibrida
Gerhana Matahari hibrida atau hibrid merupakan fenomena gabungan antara gerhana Matahari total dan Gerhana Matahari Cincin.
Biasanya hanya akan terjadi satu jenis gerhana, entah itu total, parsial, atau cincin.
Namun fenomena Gerhana Matahari Hibrida ini dimulai dengan fenomena Gerhana Matahari Cincin, lalu Gerhana Matahari Total, lalu berakhir dengan cincin lagi.
Kenapa peristiwa ini bisa terjadi?
Karena orbit Bulan berbentuk elips sehingga jarak antara Bulan dan Bumi itu berbeda-beda pada setiap wilayah Bumi.
Gerhana Matahari Hibrida ini termasuk fenomena yang langka, lo.
Baca Juga: Ada yang Tidak Bergerak, Ini Tingkah Aneh Hewan Saat Gerhana Matahari
Nah, itulah jenis-jenis Gerhana Matahari.
(Penulis: Cirana Merisa)
Lihat juga video ini, yuk!
Penulis | : | Iveta Rahmalia |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR