Bobo.id – Teman-teman, apa kamu tahu? Perubahan iklim membuat Bumi berubah lebih cepat.
Salah satu dampaknya adalah lapisan es atau gletser yang terus meleleh.
Islandia jadi salah satu tempat yang mengalami kehilangan gletser terbesar.
Sampai-sampai, ada sebuah memorial atau monumen peringatan yang ditujukan pada manusia di masa depan.
Gletser Okjökull yang Terus Meleleh
Di awal abad ke-20, tepatnya tahun 1901, peta geologis Daratan Tinggi Tengah Islandia menggambarkan gletser Okjökull yang membentang dengan luas 38 kilometer persegi.
Pada 1945, gletser ini menyusut menjadi 5 kilometer persegi saja teman-teman.
Bayangkan, dalam waktu 44 tahun saja begitu banyak lapisan es yang hilang, teman-teman.
Setelah tahun 2005, seluruh es di sana sudah menghilang dan akhirnya pada 2014, Okjökull tidak lagi disebut sebagai gletser, teman-teman.
Wilayah itu kini tinggal sebuah gunung berapi perisai tanpa lapisan es di atasnya.
Hal ini bisa terjadi bukan hanya di Islandia, teman-teman. Melainkan pada gletser-gletser lainnya di seluruh dunia.
Baca Juga: Rahasia di Balik Nama Greenland dan Iceland yang Berkebalikan
Surat untuk Masa Depan dari Para Peneliti
Sebagai peringatan untuk manusia masa sekarang dan di masa depan, para peneliti dan pembuat dokumenter membuat sebuah monumen peringatan untuk gletser Okjökull yang hilang.
Di monumen itu tertulis surat yang berjudul "Surat untuk Masa Depan".
Dalam surat yang tertulis di monumen peringatan itu, nama Okjökull hanya dituliskan ‘Ok’ saja karena ia telah kehilangan ‘jökull’ atau lapisan es nya.
Tulisan di monument itu dibuat oleh Andri Snaer Magnason dalam bahasa Islandia dan Bahasa Inggris, yang kurang lebih memiliki arti:
“Ok adalah gletser Islandia pertama yang kehilangan statusnya sebagai gletser.
Dalam 200 tahun ke depan, seluruh gletser kita diperkirakan akan mengalami hal yang sama.
Monumen ini membenarkan bahwa kami tahu apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan.
Hanya kalian yang (akan) tahu jika kami berhasil melakukannya.”
Baca Juga: Wah, Perubahan Iklim Membuat Beberapa Makanan Tak Bisa Lagi Dinikmati
Di bawahnya, tertulis angka 425ppm CO2. Angka ini adalah kadar karbon dioksida tertinggi di atmosfer Bumi yang tercatat pada Mei 2019.
Kadar merupakan pertama kalinya yang pernah terjadi dalam sejarah manusia, teman-teman.
Artinya, Bumi sedang mengalami polusi yang begitu parah sehingga mengakibatkan kandungan CO2 di udara untuk pertama kalinya lebih tinggi dari pada 415 ppm.
Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Kita yang tinggal di Indonesia mungkin tidak melihat gletser kecuali yang ada di Puncak Jaya, teman-teman.
Namun, ingat bahwa kita semua tinggal di Bumi dan seluruh hal yang kita lakukan akan memiliki dampak satu sama lainnya.
Baca Juga: Apa yang Terjadi Jika Gletser Himalaya Terus Menyusut? #AkuBacaAkuTahu
Ada banyak gletser di pegunungan lain di Bumi yang mencair secara besar-besaran akibat iklim Bumi yang semakin panas.
Di Asia, gletser meleleh dengan cepat dan mengurangi sumber air bagi penduduk di wilayah pegunungan es.
Setiap tahun, Antartika juga kehilangan sekitar 252 miliar ton es, teman-teman.
Perubahan iklim bukan hanya memengaruhi gletser saja, namun berbagai hal di Bumi.
Naiknya permukaan air laut dan suhu air laut yang menghangat juga merupakan dampak perubahan iklim.
Menurut WWF, perubahan iklim mengancam pertanian, kehidupan satwa, dan sumber air bersih, teman-teman.
Manusia di Bumi bisa mengurangi dampak ini dengan mengurangi polusi karbon yang diproduksi setiap harinya.
Anak-anak seperti kita juga bisa membantu menjaga Bumi, lo. Yuk, cari tahu caranya di artikel berikut ini!
Baca Juga: Anak-Anak Bisa Membantu Mengurangi Dampak Perubahan Iklim, Ini Caranya
Yuk, lihat video ini juga!
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | Science Alert,WWF |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR