Bobo.id – Apa teman-teman pernah pergi memancing? Atau mungkin sudah sering memancing dan menjadikannya hobi?
Memancing merupakan aktivitas yang membutuhkan kesabaran, lo, karena kita harus menunggu sampai ada ikan yang menghampiri umpan di kail pancing.
Selain memancing dengan menggunakan alat pancing, kail, dan umpan, ada cara lain yang bisa dilakukan untuk memancing ikan, lo.
Salah satu cara unik memancing ikan adalah tradisi memancing ikan dengan burung, teman-teman.
Tradisi memancing dengan burung ini dilakukan oleh banyak penduduk dunia dari berbagai budaya, lo.
Bagaimana caranya memancing dengan burung, ya?
Baca Juga: Kenalan dengan Seni Merangkai Bunga dari Jepang Bernama Ikebana, yuk!
Cormorant Fishing, Tradisi Memancing Bersama Burung Dandang
Pernahkah kamu melihat burung dandang? Di Indonesia, burung dandang juga dikenal dengan sebutan burung gagak atau burung dendang.
Dalam bahasa Inggris, jenis burung laut ini disebut burung cormorant, teman-teman.
Yap, cormorant fishing adalah teknik memancing dengan burung dandang ini.
Tradisi cormorant fishing terkenal dilakukan di wilayah Asia Timur seperti Tiongkok, Jepang, dan Korea. Di Jepang, tradisi ini disebut ukai.
Cormorant fishing juga dilakukan oleh masyarakat di penjuru dunia lainnya seperti di Yunani, Macedonia Utara, Inggris, dan Prancis.
Baca Juga: Apakah French Toast Berasal dari Prancis? Buat French Toast dengan Roti Tawar, yuk!
Teknik memancing dengan burung ini sudah ada selama 1.300 tahun, teman-teman! Sudah lama sekali, ya?
Jika kebanyakan orang memancing dengan kail dan umpan, para nelayan cormorant fishing akan “dibantu” oleh burung untuk menangkap ikan-ikan, lo. Bagaimana caranya, ya?
Bagaimana Cara Memancing dengan Burung Dandang?
Karena merupakan jenis burung laut, burung dandang ini bisa menyelam ke dalam air, teman-teman.
Nelayan yang menggunakan teknik cormorant fishing memanfaatkan kemampuan burung dandang peliharaannya untuk menangkap ikan di sungai, teman-teman.
Setiap nelayan cormorant fishing terlebih dulu harus bersahabat dengan burung dandang agar burung itu mau mencari ikan untuknya.
Setiap pergi memancing, nelayan akan mengikat bagian leher burung dandang dengan sebuah tali dengan ikatan yang longgar. Kemudian burung itu akan menyelam dan mencari ikan.
Ikan yang ditangkap oleh burung ini nantinya tersimpan dalam kantung dalam mulutnya, teman-teman.
Baca Juga: Lebih dari 1 Milyar, Kenapa Tiongkok dan India Punya Banyak Penduduk?
Ikatan di leher burung ini akan mencegah ikan yang ukurannya paling besar untuk ikut tertelan oleh si burung. Lalu, nelayan akan mengeluarkan ikan besar dari mulut burung dandang.
Lalu, apa burung dandang tidak diberi ikan hasil tangkapannya, Bo?
Burung dandang masih bisa menelan ikan-ikan yang kecil dan nelayan akan memberi mereka ikan kecil lain sebagai “hadiah” karena berhasil menangkap ikan untuk nelayan.
Burung dandang yang dimanfaatkan untuk memancing ini memang bukan burung liar, teman-teman. Melainkan sengaja dijinakkan dan dipelihara untuk mencari ikan.
Tradisi yang Hampir Hilang
Meski di Jepang dan Tiongkok para nelayan menganggap burung dandang seperti keluarganya sendiri, ada pihak yang menganggap memancing dengan burung dandang tidak baik dilakukan.
Di abad ke-17 ada sebuah puisi Jepang yang bercerita tentang nasib burung dandang yang menyedihkan karena dijadikan alat menangkap ikan.
Ahli etika hewan juga berpendapat bahwa teknik memancing itu menyiksa burung dandang dan mengambil haknya untuk hidup di alam liar.
Kemudian, meskipun burung dandang bisa menangkap ikan dengan cepat, banyak nelayan modern yang lebih memilih menggunakan jaring ikan, teman-teman.
Baca Juga: Penyebab Kepunahan Great Auk, Burung Laut yang Mirip Penguin
Kerenanya sekarang semakin sedikit nelayan yang melanjutkan tradisi itu.
Saat ini, di beberapa wilayah di Jepang, tradisi ukai dilakukan sebagai atraksi budaya untuk turis.
Sementara di Tiongkok, tradisi memancing dengan burung dandang juga ada yang dijadikan atraksi budaya dan masih ada nelayan yang melakukannya sehari-hari.
Baca Juga: Bolehkah Nelayan Menangkap Hiu dan Hiu Apa Saja yang Dilindungi?
Yuk, lihat video ini juga!
Source | : | National Geographic,Insider,Japan Guide,Great Big Story |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR