Bobo.id- Semua kepala negara atau presiden di berbagai negara pasti mendapat fasilitas mobil mewah.
Umumnya mobil presiden dilengkapi fitur keamanan yang canggih, misalnya anti peluru dan dikawal secara ketat.
Namun, mengapa hampir semua mobil kepresidenan di seluruh dunia berwarna hitam? Yuk, kita cari tahu!
Baca Juga: Agar Tidak Takut Menjelang Operasi, Rumah Sakit ini Sediakan Mobil Mini
Pada Abad ke-19
Pabrik pembuatan mobil telah dimulai pada abad ke-19. Pada masa itu mobil-mobil yang dibuat biasanya dicat warna hitam enamel.
Adapun alasan menggunakan cat tersebut karena dianggap sebagai cat yang dapat mengering dan tahan lama. Warna hitam juga memiliki daya tahan yang lebih baik bila terpapar sinar matahari.
Zaman terus berubah dan ilmu pengetahuan ikut berkembang. Pabrik-pabrik kendaraan ikut berinovasi.
Mereka menciptakan mobil dengan berbagai warna, mulai dari putih, metalik, cokelat, hingga hitam. Warna-warna tersebut tentu memiliki arti dan desain yang keren pula.
Baca Juga: Mobil Biru yang Selalu Dinantikan Teman-Teman Kita di Tana Toraja
Arti Warna
Dalam ilmu psikologi warna, hitam mencerminkan kekuatan, kemakmuran, dan kecanggihan. Hitam juga menunjukan warna yang berwibawa.
Hitam dipilih menjadi warna mobil presiden karena memiliki makna yang sesuai dengan karakter pemimpin negara, seperti kekuatan dan kemegahan.
Hampir kebanyakan mobil presiden berwarna hitam.
Misalnya mobil Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Presiden Rusia Vladimir Putin, maupun Presiden Indonesia Joko Widodo pun menggunakan mobil berwarna hitam.
Berbeda dengan Warna Mobil Lain
Selain itu, warna hitam juga menjadi cara untuk membedakan mobil kepresidenan dengan kendaraan lembaga lainnya, seperti mobil ambulan, pemadam kebakaran, kendaraan palang merah, mobil militer, dan polisi.
Baca Juga: Keren, Mobil Listrik Indonesia Jadi Mobil Patroli TNI Angkatan Laut
Di Amerika Serikat, misalnya, pemilihan warna hitam pada mobil presiden untuk membedakan dengan mobil polisi, mobil angkatan militer, dan pemadam kebakaran.
Lihat juga video ini, yuk!
Penulis | : | Jonathan Alfrendi |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR