Bobo.id - Bumi memiliki satu satelit alami yang kita sebut sebagai Bulan. Ini artinya, Bulan mengitari Bumi karena adanya tarikan gravitasi.
Tahukah teman-teman? Bulan ternyata merupakan salah satu dari beberapa benda ruang angkasa yang berada di zona layak huni, lo.
Zona layak huni adalah area di sekitar bintang yang ideal bagi benda langit yang mengelilinginya agar bisa memiliki air di permukaannya.
Baca Juga: Berdarah Biru, Darah Hewan Ini Memberikan Manfaat untuk Manusia
Nah, meskipun Bulan berada di zona layak huni seperti Bumi, tapi sayangnya kita tidak bisa menempati Bulan, teman-teman.
Namun uniknya, Bulan yang dikatakan tidak bisa menjadi tempat tinggal makhluk hidup ternyata saat ini dihuni oleh banyak makhluk hidup bernama tardigrade, nih, teman-teman.
Wah, dari mana asalnya makhluk ini dan bagaimana caranya bertahan hidup, ya?
Baca Juga: Terlihat Indah, Ada Berapa Banyak Bintang di Seluruh Alam Semesta, ya?
Makhluk Kecil dengan Daya Tahan Ekstrem
Jangan membayangkan kalau tardigrade adalah makhluk atau hewan berukuran besar, teman-teman.
Tardigrade adalah makhluk berukuran sangat kecil yang panjang tubuhnya hanya mencapai 1,5 milimeter saat dewasa, sedangkan tardigrade paling kecil hanya berukuran 0,1 milimeter.
Meskipun ukurannya sangat kecil, namun makhluk ini punya daya tahan tubuh yang luar biasa dan mampu bertahan di lingkungan yang sangat ekstrem, lo.
Bahkan tardigrade disebut mampu menahan radiasi ekstrem dan panas yang sangat terik di ruang angkasa.
Karena kemampuan bertahan hidupnya yang luar biasa, tardigrade bisa ditemukan di semua bagian Bumi, lo, mulai dari puncak gunung tertinggi, dasar laut, garis ekuator, bahkan kutub utara.
Baca Juga: Astronaut Potret Keindahan Laut Sulawesi dari Ruang Angkasa, Seperti Apa, ya?
Tardigrade Diperkirakan Bertahan Hidup di Bulan
Para ilmuwan memperkirakan kalau tardigrade adalah satu-satunya makhluk hidup yang bisa bertahan di lingkungan ekstrem Bulan, lo.
Pada bulan April lalu, pesawat ruang angkasa dari Israel dilaporkan melakukan perjalanan ke Bulan dan membawa tardigrade bersama dengan DNA manusia.
Tardigrade dibawa ke Bulan dalam keadaan dehidrasi dan sengaja diletakkan di permukaan Bulan sebagai arsip sejarah.
Ilmuwan dari Arch Mission Foundation, Nova Spivack kemudian percaya kalau peluang tardigrade hidup di permukaan Bulan sangat tinggi.
Inilah sebabnya ilmuwan juga meyakini kalau makhluk berukuran kecil ini masih hidup di permukaan Bulan dan menjadi satu-satunya makhluk dari Bumi yang bisa hidup di Bulan.
Baca Juga: NASA Akan Kirim Makhluk Hidup ke Orbit Matahari pada 2020, Apa Tujuannya?
Bisa Kembali Hidup Meski Sudah Mengalami Dehidrasi
Pesawat ruang angkasa Israel membawa tardigrade dalam keadaan dehidrasi atau kekurangan cairan, tapi kenapa makhluk ini diperkirakan bisa hidup di permukaan Bulan, ya?
Padahal dehidrasi adalah keadaan yang berbahaya karena cairan tubuh hilang.
Namun makhluk ini bisa bertahan dan tetap hidup meskipun dalam keadaan dehidrasi, lo, teman-teman.
Tardigrade memang merupakan makhluk yang menyukai lingkungan basah dan kebanyakan hidup di perairan, tapi banyak juga spesies tardigrade yang mengembangkan kemampuan hidup di darat, lo.
Saat ada banyak air, mereka akan makan dan bertelur, tapi ketika hanya sedikit air yang tersedia, mereka akan mengering dan mengerut.
Baca Juga: Begini Jadinya Jika Erupsi Gunung Berapi Dilihat dari Ruang Angkasa
Makhluk yang disebut juga sebagai beruang laut ini ternyata istimewa, lo, teman-teman.
Walaupun sudah mengerut dan kering karena mengalami dehidrasi, tardigrade bisa mengubah keadaannya saat itu hanya dengan terkena air.
Kemampuan ini membuat tardigrade sebagai makhluk yang paling mampu bertahan hidup dalam kerajaan hewan, bahkan mampu menahan panas hingga 150 derajat Celcius, berada dalam kondisi beku hingga hampir nol derajat, dan mengalami dehidrasi selama sepuluh tahun.
Inilah sebabnya tardigrade dipilih menjadi makhluk yang dibawa ke Bulan untuk melihat ketahanan mereka di permukaan Bulan yang memiliki suhu ekstrem.
Baca Juga: Bigmouth Buffalo Merupakan Ikan Air Tawar Tertua, Berapa Usianya?
Yuk, tonton video ini juga!
Source | : | Popular Science,hai.grid.id |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR