Bobo.id - Apakah teman-teman ada yang punya teman penyandang disabilitas? Atau mungkin ada di antara teman-teman yang penyandang disabilitas?
Sebenarnya, penyandang disabilitas tidak banyak berbeda dengan orang biasa, nih, teman-teman.
Penyandang disabilitas juga memiliki hak yang sama dengan orang lain untuk bisa bertumbuh dan berkembang.
Baca Juga: Setelah Keramas, Bolehkah Mengeringkan Rambut dengan Kipas Angin?
Bahkan hal ini juga tertulis dalam Undang-Undang Republik Indonesia, lo, tepatnya Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas.
Nah, salah satu usaha pemerintah untuk tetap melayani penyandang disabilitas, khususnya anak-anak adalah dengan menyelenggarakan sebuah acara untuk mendengarkan pendapat dari mereka.
Acara itu dinamakan Suara Anak Penyandang Disabilitas (SPAD). Acara apa, ya, itu?
Baca Juga: Kucing Kesayangan Suka Makan Rumput, Apakah Berbahaya bagi Kesehatan?
Kisah dan Pengalaman Anak Penyandang Disabilitas
Suara Anak Penyandang Disabilitas (SPAD) diadakan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA).
Acara ini sendiri merupakan sebuah kegiatan yang menjadi tempat bagi teman-teman penyandang disabilitas untuk membuat karya tulisnya sendiri.
SPAD berlangsung sejak April sampai Juni 2019 lalu dan dibagi ke dalam lima kategori disabilitas.
Baca Juga: Mengalahkan Frozen, The Lion King Jadi Film Animasi Terlaris di Dunia
Lima kategori itu adalah Disabilitas Fisik, Disabilitas Intelektual, Disabilitas Mental, Disabilitas Sensorik, dan Disabilitas Ganda/ Multi.
Peserta yang boleh mengikuti kegiatan ini adalah anak-anak berusia di bawah 18 tahun dan di bawah usia 25 tahun untuk penyandang disabilitas intelektual.
Teman-teman yang ikut kegiatan ini boleh menyampaikan ide dalam bentuk tulisan dengan tema lingkungan, pendidikan, transportasi, dan lain-lain.
Baca Juga: Yuk, Lakukan 3 Hal Ini untuk Mengurangi Dampak Pemanasan Global!
Dibuat Menjadi Buku
Tahun ini, SPAD diselenggarakan oleh KPPPA dan bekerja sama dengan Musik Hana Midori.
Ada 103 karya tulis yang dikirimkan ke panitia SPAD tahun ini dan dinilai oleh dewan juri.
Dari semua karya tulis itu, ada 15 anak yang menjadi Penyaji Terbaik atau menjadi juaranya, masing-masing kategori diwakili oleh tiga Penyaji Terbaik.
Inilah para Penyaji Terbaik di acara SPAD 2019:
Baca Juga: Apa yang Terjadi Jika Kita Minum Teh Setiap Hari? #AkuBacaAkuTahu
Penyaji Karya Terbaik Disabilitas Fisik:
1. Asyaffa Nur Julia
2. Ataraka Abanaya
3. Novia Kusuma Anggraini
Penyaji Karya Terbaik Disabilitas Sensorik Netra:
1. Putri Theresia Giawa
2. Viqhli Alif Nur Restu Wardhana
3. Wahyu Eko Prasetyo
Baca Juga: Wah, Tiup Lilin saat Perayaan Ulang Tahun Bisa Sebabkan Penyakit, lo!
Penyaji Karya Terbaik Disabilitas Sensorik Rungu:
1. Hilma Faula Ni'matur Rachman
2. Revara Alya Almasya
3. Mutiara Ilmi Rana
Baca Juga: Meski Bernama Guinea Pig, Hewan Ini Termasuk Tikus, lo! Ini 7 Faktanya
Penyaji Karya Terbaik Disabilitas Mental, Intelektual, dan Ganda/ Multi:
1. Afra Nada Adistia
2. Dewi
3. Sulis Sawaliyah
4. Faiza Yustiandari
5. Delvin Delvino
6. Aryo Panembahan Notowijo
Baca Juga: Hampir Semua Manusia Memiliki Pusar di Perut, Apa Fungsinya, ya?
Semua karya tulis ini kemudian dibuat menjadi sebuah buku sebagai harapan agar anak-anak penyandang disabilitas tetap berani dalam berpendapat.
Karya tulis ini juga diharapkan bisa menjadi materi bagi pemerintah untuk mengetahui lebih dalam tentang harapan dan keinginan anak-anak disabilitas.
Sering Ditolak Ojek Motor Online
Nah, ada salah satu karya teman kita yang cukup menyentuh, nih, teman-teman.
Baca Juga: Jadi Hujan Meteor Terbaik, Lihat Hujan Meteor Perseid Malam Ini, yuk!
Namanya adalah Asyaffa Nur Julia yang merupakan penyandang disabilitas fisik dengan cerebral palsy.
Teman kita ini tidak bisa menggerakkan tangan dan juga tidak bisa berjalan. Ia selalu duduk di kursi roda.
Namun, keterbatasan ini tidak mematahkan semangat Asyaffa. Ia tetap belajar menulis dengan kakinya.
Baca Juga: Dapat Daging Sapi dari Perayaan Iduladha Kemarin? Ini Tips Menyimpannya
Justru dengan keterbatasannya itulah ia menjadi Penyaji Terbaik untuk kategori Disabilitas Fisik di SPAD 2019.
Karya tulisnya bercerita tentang kisah pribadinya yang sering ditolak oleh ojek motor online.
Jika ingin bepergian naik ojek, Asyaffa tidak bisa pergi sendiri. Setidaknya ada satu orang yang ikut naik ke motor dan menjaga Asyaffa dari belakang.
Baca Juga: Dari Musuh Jadi Teman, Ini Dia Keseruan Film Angry Birds Movie 2!
Maka itu, pengemudi ojek sering menolaknya karena motor memang hanya didesain untuk dua orang.
Dengan karya tulisnya itu, Asyaffa berharap pemerintah bisa menyediakan transportasi khusus bagi orang-orang sepertinya.
Lihat video ini juga, yuk!
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Penulis | : | Cirana Merisa |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR