Bobo.id – Teman-teman pasti tahu kalau ular berganti kulit setiap beberapa waktu sekali.
Tapi, ular tidak berganti warna kulit saat kulit lamanya mengelupas.
Jadi, ada lapisan seperti sisik bening yang mengelupas dari sekujur tubuhnya.
Sebenarnya mengapa ular berganti kulit dan apa yang terjadi jika ular tidak berganti kulit?
Ular Berganti Kulit Seperti Hewan yang Lainnya
Tanpa kita sadari, semua hewan juga berganti kulit, lo!
Yap, ular bukanlah satu-satunya hewan yang berganti kulit, teman-teman.
Bahkan, manusia juga berganti kulit. Pada mamalia, terutama manusia, proses “pergantian kulit” ini memang jarang diperhatikan karena terus terjadi.
Namun pergantian kulit pada reptil seperti ular memang berbeda.
Reptil tidak melepaskan sel kulit mati terus-menerus, melainkan setiap periode waktu tertentu.
Ular menjadi reptil yang paling terlihat pergantian kulitnya karena seluruh kulit mati yang terlepas dari tubuhnya bisanya lepas dalam satu bagian yang menyerupai tubuhnya. Seperti ketika kita melepaskan pakaian dari tubuh!
Proses ular melepaskan kulit bagian luarnya itu disebut ekdisis.
Baca Juga: Dulu Terbuat dari Kulit Hewan dan Kulit Pohon, Cari tahu Perkembangan Pakaian dari Zaman ke Zaman
Alasan Ular Berganti Kulit
Ular perlu berganti kulit supaya pertumbuhannya berjalan lancar, sekaligus menyingkirkan parasit yang mungkin menempel di kulit lamanya.
Semakin besar ular tumbuh, kulitnya akan semakin meregang. Namun kulit ular tidak seperti kulit manusia yang ikut tumbuh seiring kita bertambah besar.
Kulit ular pada akhirnya tidak bisa meregang lagi sehingga kulitnya harus dilepaskan.
Namun, saat itu ada lapisan baru yang tumbuh di bawah kulit lamanya dan saat kulit barunya sudah selesai tumbuh, kulit lamanya mulai terlepas.
Apa yang Terjadi Kalau Ular Tidak Berganti Kulit?
Jika ular mengalami kesulitan melepaskan kulit lamanya, masalah kesehatan bisa terjadi dan bahkan bisa menyebabkan kematian pada ular.
Saat ular akan melepaskan kulitnya, ada cairan yang keluar dari tubuhnya dan membuat tubuh ular menjadi berwarna buram. Cairan itu berfungsi sebagai pelumas yang melonggarkan kulit lama ular supaya mudah terlepas.
Kemudian, warna ular akan kembali normal dan segera melepaskan kulit lamanya.
Tapi apabila kulit lama ular tidak segera mengelupas, cairan di antara lapisan kulit baru dan kulit lama ular bisa mengeras dan seperti merekatkan kulit lama ular ke tubuhnya.
Baca Juga: Benarkah Warna Sisik Ikan Mas yang Kekurangan Cahaya akan Berubah Warna Menjadi Pucat?
Nah, jika seluruh tubuh ular masih tertutup kulit lamanya ini lebih lama lagi, maka bisa menyebabkan kematian ular.
Jika beberapa bagian tubuh ular masih ada sisa kulit lamanya, mungkin ia masih bisa bertahan. Tapi jika bagian ekornya tertutup kulit lamanya, bagian ekor ular bisa mengering, mati, dan terputus, kemudian ular tidak akan menumbuhkan bagian ekor itu lagi.
Cara Ular Melepaskan Kulit
Di alam liar, ular mungkin akan berenang untuk memudahkan kulit lamanya terlepas.
Ular juga mungkin akan membuat sobekan di bagian kulit lamanya dengna cara menggesekkan bagian kepalanya pada batu atau batang kayu.
Ular biasanya melepaskan kulit lamanya sekitar dua sampai empat kali dalam setahun. Ular yang masih kecil juga bisa melepaskan kulit setiap dua minggu sekali, lo.
Cari tahu pengetahuan seputar reptil yang satu ini lebih banyak lagi, yuk! #AkuBacaAkuTahu
Baca Juga: Mungkinkah Ular Berbisa Mati Akibat Tergigit Dirinya Sendiri? #AkuBacaAkuTahu
Yuk, lihat video ini juga!
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | Wonderopolis,Applegate Reptiles |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR