Aku hanya tersenyum mendengar percakapan itu. Percakapan yang hampir setiap hari kudengar.
Gina, adikku, memang kadang-kadang nakal. Sebaliknya, Vina, adikku yang satu lagi, pendiam dan penurut. Kulihat ia lebih suka bermain dengan cat air.
"Gina, Vina! Di kulkas ada gelas besar berisi sirup. Jangan diminum, ya. Itu untuk Papa sepulang kerja nanti," Mama berpesan.
"Mama pergi dulu ya, dengan Kak Tina. Gina, jaga adikmu baik-baik. Vina, jangan main cat air terus. Tanganmu kotor jadinya," kata Mama lagi.
Baca Juga: Trik Mengatasi Video Youtube yang Buffering saat Menonton di Ponsel
"lya, Ma!" Kudengar Gina dan Vina menyahut.
"Tina, ayo, kita berangkat." Mama menghampiriku.
Hari itu aku dan Mama akan pergi membeli kain untuk dibuat taplak meja. Mama senang sekali menjahit taplak meja dengan mesin jahit tua warisan Nenek. Aku sering diajak Mama pergi membeli kain.
Gina dan Vina tidak diajak karena bisa merepotkan Mama. Mereka sering minta dibelikan ini itu. Seperti biasa, Bik Inah menemani mereka berdua di rumah.
Baca Juga: Tanda Segitiga di Atas Jendela dalam Kabin Pesawat Ternyata Ada Artinya, lo
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR