Bobo.id - Cuaca atau udara yang panas dan aktivitas berlebih akan membuat kita mudah berkeringat.
Namun ada juga orang mudah berkeringat meskipun tidak melakukan banyak aktivitas, lo.
Kondisi ini disebut dengan hiperhidrosis, yakni saat seseorang bisa berkeringat dengan mudah dan berlebihan meskipun tidak melakukan aktivitas berat dan tidak dipengaruhi suhu.
Akibat hiperhidrosis, hal ini bisa menyebkan penderitanya menjadi tidak nyaman, lo, karena tubuhnya akan terus berkeringat.
Baca Juga: Setelah Berolahraga, Bolehkah Kita Mandi saat Tubuh Masih Berkeringat?
Nah, selain ada hiperhidrosis yang menyebabkan seseorang mudah berkeringat berlebihan, ada juga kondisi sebaliknya yang bernama hipohidrosis.
Berbanding terbalik dengan hiperhidrosis, hipohidrosis menyebabkan seseorang tidak pernah berkeringat, teman-teman.
Cari tahu mengenai kondisi hipohidrosis ini, yuk!
Hipohidrosis Menyebabkan Seseorang Tidak Berkeringat
Saat cuaca sedang panas, tubuh akan mengeluarkan keringat sebagai cara untuk mendinginkan tubuh.
Keringat yang keluar bertujuan untuk menurunkan suhu tubuh, karena tubuh tidak boleh bersuhu terlalu panas maupun terlalu dingin.
Namun ada beberapa orang yang tidak bisa berkeringat meskipun berada di tempat yang suhunya panas.
Kondisi ini disebut sebagai hipohidrosis atau anhidrosis, saat kelenjar keringat di tubuh tidak berfungsi dengan baik.
Kondisi ini bisa terjadi di seluruh tubuh, satu area, maupun beberapa area di tubuh.
Baca Juga: Saat Bangun Tidur, Mengapa Mulut Terasa Kering, ya? #AkuBacaAkuTahu
Apa Akibat dari Hipohidrosis?
Berbeda dengan hiperhdrosis yang cenderung tidak berbahaya bagi kesehatan, hipohidrosis ini bisa cukup berbahaya, lo.
Keringat berguna untuk mengeluarkan panas dari tubuh. Namun kalau seseorang tidak berkeringat, ini artinya panas tubuh tidak bisa dikeluarkan.
Nah, ketika panas tubuh tidak dapat dikeluarkan, hal ini bisa menyebabkan tubuh kita mengalami heat stroke atau serangan panas.
Heat stroke merupakan kondisi suhu tuuh meningkat tajam dan tiba-tiba dalam waktu cepat tapi tubuh tidak memiliki cukup waktu untuk mendinginkan tubuh.
Baca Juga: Hati-Hati, Ini 7 Penyakit yang Bisa Menyerang Sistem Pernapasan Kita
Akibatnya, kita akan merasa sangat kepanasan, baik dari luar maupun dari dalam tubuh.
Sengatan panas ini bisa menimbulkan berbagai efek untuk tubuh kita, seperti demam tinggi, sakit kepala, jantung berdebar kencang, mual, kejang, bahkan pingsan.
Hipohidrosis Bisa Disebabkan oleh Berbagai Faktor
Kondisi hipohidrosis merupakan kondisi yang sulit didiagnosis, teman-teman, bahkan hipohidrosis ringan seringkali tidak diketahui.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang mengalami hipohidrosis, lo.
Faktor pertama disebabkan karena adanya kerusakan saraf yang bisa mengganggu fungsi kelenjar keringat di tubuh.
Kerusakan saraf bisa disebabkan karena beberapa hal, salah satunya diabetes.
Baca Juga: Baru Tumbuh Saat Dewasa, Mengapa Gigi Bungsu Seringkali Dicabut?
Kondisi bawaan juga bisa menjadi penyebab seseorang mengalami hipohidrosis, nih, teman-teman.
Meskipun jarang, tapi ada beberapa orang yang terlahir tanpa memiliki kelenjar keringat.
Kerusakan kulit seperti yang disebabkan oleh luka bakar juga bisa menyebabkan seseorang mengalami hipohidrosis, lo.
Luka bakar yang cukup parah akan membuat saluran atau kelenjar keringat menjadi rusak permanen, yang memengaruhi produksi keringat.
Baca Juga: Hujan Buatan Bisa Atasi Kabut Asap di Riau, Bagaimana Caranya?
Gejala Seseorang Mengalami Hipohidrosis
Hipohidrosis merupakan kondisi yang cukup sulit untuk didiagnosis, namun ada beberapa gejala yang menunjukkan seseorang mengalami kondisi ini.
Gejala pertama yang sangat mudah diketahui adalah penderita hanya mengeluarkan sedikit keringat saat seseorang banyak berkeringat di suhu yang panas.
Mengalami kram dan otot yang melemah juga bisa menjadi salah satu gejala hipohidrosis.
Gejala lainnya adalah kulit memerah saat panas tapi tidak berkeringat dan merasa tubuh terlalu panas.
Nah, kalau teman-teman merasakan memiliki gejala-gejala tadi, kamu bisa memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan diagnosa dan perawatan yang tepat.
Teman-teman, tonton video ini juga, yuk!
Source | : | Healthline |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR