Bobo.id - Siapa yang suka membaca dongeng di Majalah Bobo? Kalau iya, judul dongeng apa yang menjadi favorit teman-teman?
Tahukah teman-teman, ternyata bacaan seru bukan hanya dongeng saja, lo. Ada banyak jenis karya sastra yang bisa kita jadikan bacaan.
Baca Juga: Pernah Mendengar Cerita Hikayat? Ini Dia Ciri-Ciri Hikayat
Beberapa di antaranya adalah hikayat dan cerpen. Kalau cerpen, mungkin teman-teman sering mendengarnya.
Namun, bagaimana dengan hikayat? Apa ada yang pernah membaca hikayat?
Baca Juga: Dongeng Anak: Permintaan Putri Melisma
Nah, kali ini Bobo ingin membahas perbedaan hikayat dan cerpen. Kira-kira apa saja perbedaan keduanya, ya?
Cari tahu penjelasan perbedaan hikayat dan cerpen di sini, yuk!
Baca Juga: 5 Bahan Alami untuk Atasi Bibir Pecah-Pecah, Pernah Coba?
Pengertian Hikayat dan Cerpen
Sebelum mengetahui perbedaan hikayat dan cerpen, ada baiknya kita tahu terlebih dahulu pengertian kedua jenis karya sastra ini.
Hikayat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) artinya adalah karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi yang berisikan tentang kisah, cerita, dan dongeng.
Baca Juga: Telur Baru atau Telur Lama? ini Cara Mengetahui Umur Telur
Biasanya hikayat menceritakan tentang kesaktian atau keanehan seseorang yang menjadi tokoh utama dalam ceritanya.
Sedangkan cerpen adalah bentuk prosa naratif fiktif. Ceritanya cenderung pendek, padat, dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi lain yang lebih panjang.
Nah, sekarang kita sudah tahu pengertian keduanya. Yuk, kita cari tahu perbedaan hikayat dan cerpen.
Baca Juga: Telur Baru atau Telur Lama? ini Cara Mengetahui Umur Telur
Perbedaan Hikayat dan Cerpen
1. Waktu dan Bahasa
Hikayat merupakan sastra lama yang lahir dan berkembang di zaman melayu kuno, sehingga bahasa yang digunakannya merupakan bahasa Melayu kuno.
Untuk bisa membaca isi karya sastra ini, kita mesti menerjemahkan terlebih dahulu bahasa Melayu.
Sementara itu, cerpen merupakan karya sastra yang lahir dan berkembang di zaman modern.
sehingga bahasa yang digunakannya pun juga merupakan bahasa Indonesia yang merupakan bahasa utama negara kita.
Baca Juga: Merpati Pos Digunakan Sebagai Pengirim Pesan, Cari Tahu Sejarahnya, yuk!
2. Nama Pengarang
Dalam hikayat, nama si pengarang tidak diketahui atau ananim, sehingga hikayat sering dianggap sebagai karya bersama atau karya milik warga sekitar (banyak orang).
Sedangkan, nama pengarang cerpen bisa kita ketahui dengan mudah karena nama pengarang sering tercantum di bawah judul cerpen.
Baca Juga: Sejarah Alat Transportasi Darat, Bermula dari Menggunakan Hewan
3.Jumlah Kata dan Latar Tempatnya
Jumlah kata pada hikayat cenderung bervariatif, bisa 5.000, 7.000, dan seterusnya. Adapun latar tempat yang dipakai hikayat biasanya hanya berkisar pada lingkungan atau kehidupan istana.
Sementara itu, jumlah kata dalam cerpen biasanya dibatasi sekitar 5.000 sampai 10.000. Walaupun saat ini jumlah kata tersebut bisa bertambah atau berkurang.
Latar tempat yang digunakan cerpen biasanya tempat atau lingkungan di kehidupan sehari-hari manusia. Namun, cerpen juga bisa mengambil latar tempat selain yang disebutkan.
Baca Juga: Sedang Libur Jadi Sering Tidur, Hati-Hati 5 Dampak Kebanyakan Tidur
4. Tokoh dan Kisah
Tokoh yang terkandung di dalam hikayat biasanya bermacam-macam, entah itu satu orang atau lebih.
Kisah yang ada di dalam hikayat biasanya hanya berkisah tentang kebaikan melawan kejahatan.
Sementara itu, tokoh yang ada di dalam cerpen biasanya hanya berjumlah satu orang saja. Kalaupun ada tokoh selain itu, biasanya hanya sebagai tokoh pendukung.
Kisah yang dikandung dalam cerpen bisa bervariatif, bisa berupakehidupan sehari-hari, kegelisahan manusia, petualangan, dan sebagainya.
Baca Juga: Banyak yang Tidak Sadar, 5 Kebiasaan Ini Ternyata Membuat Gigi Terasa Ngilu
Tonton video ini, yuk!
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR