Bobo.id - Teman-teman mungkin sudah pernah melihat tikus secara langsung. Banyak orang yang menghindari tikus jika tak sengaja melihatnya.
Yap, itu karena tikus sering kali dianggap sebagai hewan yang kotor dan suka berdiam di selokan ataupun tempat sampah.
Tikus juga sering kali masuk ke dalam rumah dan menggigit benda-benda milik kita hingga rusak.
Baca Juga: Sama seperti Manusia, Ternyata Ikan Juga Bisa Merasakan Sakit, lo!
Biasanya tikus memiliki gigi depan yang cukup besar untuk menggigit benda-benda di sekitarnya.
Tahukah teman-teman? Ternyata ada salah satu jenis tikus yang disebut sebagai tikus ompong, lo.
Bahkan tikus ini sangat langka karena peneliti baru menemukan tiga ekor tikus ompong ini di dunia.
Baca Juga: Penggemar Serial Shimajiro? Kunjungi Shimajiro Playpark di Bekasi Ini
Tikus Endemik di Sulawesi
Tikus ompong yang memiliki nama Latin Paucidentomys vermidax ini pertama kali ditemukan pada 2010 di Gunung Latimojong, Sulawesi Selatan.
Kemudian pada 2011, spesies yang sama ditemukan di Gunung Gandangdewata, Sulawesi Barat.
Karena hanya ditemukan di satu tempat, tikus ompong ini disebut sebagai hewan pengerat endemik di Sulawesi, Indonesia.
Baca Juga: Keren, Ada Perpustakaan Besar di Salah Satu Mal di Korea! #AkuBacaAkuTahu
Menurut keterangan LIPI, hewan omnivora ini memiliki perbedaan bentuk dan terlihat unik karena perubahan habitat dan iklim.
Jika dilihat sekilas, tikus ompong P. verdimax tampak seperti perpaduan antara tikus dan celurut yang memiliki moncong runcing.
Tikus Ompong Tetap Punya Gigi
Sebagai hewan pengerat bergigi sedikit, tikus ompong adalah satu-satunya binatang pengerat dari lebih 2.200 spesies yang diketahui tidak memiliki gigi geraham.
Disebut tikus ompong karena tikus jenis ini hanya memiliki sepasang gigi seri di bagian atas dan bawah, tidak memiliki gigi geraham lainnya sama sekali.
Baca Juga: Fitur Mode Gelap Bisa Membantu Hemat Baterai Saat Main Instagram
Gigi pada tikus ompong ini sangat berbeda dengan tikus rumahan yang sering kita lihat.
Tikus rumahan umumnya memiliki tiga gigi geraham di bagian atas dan bawah, serta memiliki gigi seri juga.
Berdasarkan identifikasi, Paucidentomys vermidax memiliki dua pasang gigi seri yang runcing sebagai senjata andalan untuk berburu makanan.
Makanan Tikus Ompong
Paucidentomys merupakan penggabungan dari tiga kata, pauci artinya tidak, dento artinya gigi, dan mys artinya tikus. Jadi, paucidentomys artinya tikus tidak bergigi.
Baca Juga: Jangan Diabaikan, Segera ke Dokter Mata Jika Kamu Mengalami Hal Ini
Sementara vermidax merupakan penggabungan dua kata, vermin dan dax. Vermin artinya cacing, sedangkan dax berarti pemakan atau penghancur.
Dari arti nama ilmiah tersebut dapat diketahui bahwa tikus ompong merupakan tikus tak bergigi yang memakan cacing.
Habitat Tikus Ompong
Tikus ompong ditemukan di Gunung Latimojong (Sulawesi Selatan) dan Gunung Gandangdewata (Sulawesi Barat) pada ketinggian 1.700 sampai 2.400 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Baca Juga: Selain di Jalanan, Ternyata Polusi Juga Terdapat di Dalam Rumah, lo!
Tikus ompong merupakan jenis tikus yang spesialis hidup di dataran tinggi dan endemik di Sulawesi.
Habitatnya masih di hutan primer, yaitu hutan belantara dan hutan berlumut.
Baru Ditemukan Tiga Ekor
Para ilmuwan mengaku kesulitan mencari tikus ompong karena habitatnya yang sangat spesifik dan jumlah populasi yang kemungkinan sangat kecil.
Baca Juga: Meski Letaknya di Afrika, Orang Indonesia Jadi Penduduk Pertama Madagaskar
Penemuan tikus ompong terjadi secara tidak disengaja, teman-teman.
Apalagi untuk Sulawesi, masih banyak keanekaragaman hayati yang belum terungkap, mulai dari fauna, flora, atupun mikroorganismenya.
Hingga saat ini, baru tiga ekor tikus ompong di dunia yang ditemukan dan semuanya tersimpan di Museum Zoologicum Bogoriense, Cibinong, Bogor.
Baca Juga: Mengenal Mengkudu, Tanaman Obat yang Bisa Jadi Berbagai Macam Olahan
Penulis: Ellyvon Pranita
Lihat video ini juga, yuk!
Edisi Koleksi Petualangan Pak Janggut Vol. 2 Sudah Bisa Dipesan, Ini Link PO-nya
Penulis | : | Cirana Merisa |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR