Bobo.id – Siapa yang pernah melihat bintang jatuh? Benda langit yang kita lihat saat peristiwa ‘bintang jatuh’ itu sebenarnya bukanlah bintang, teman-teman, melainkan meteor.
Saat meteor memasuki atmosfer Bumi, terjadi gesekan dengan kecepatan tinggi sehingga suhu udara di sekitarnya menjadi panas dan terbakar, sehingga meteor dan udara sekitarnya jadi bercahaya.
Cari tahu bagaimana proses hujan meteor terjadi, yuk!
Hujan Meteor, Si Bintang Jatuh
Meski sering disebut bintang jatuh, meteor berbeda dengan bintang, teman-teman.
Bintang adalah bola gas raksasa dan letaknya jauh dari Bumi, makanya titik cahaya bintang di langit terlihat sangat kecil. Sementara meteor adalah puing-puing batu dan logam yang berada dekat Bumi.
Meteoroid berasal dari puing-puing benda langit, kemudian batu ini tertarik oleh gaya gravitasi ke Bumi.
Puing meteoroid yang meluncur ke Bumi inlah meteor, teman-teman.
Jika ukurannya kecil, meteor akan hangus tanpa sisa karena terbakar saat melewati atmosfer.
Baca Juga: Terlihat Indah, Ada Berapa Banyak Bintang di Seluruh Alam Semesta, ya?
Namun jika ukurannya besar, maka batuan antariksa ini bisa sampai ke Bumi, dan namanya jadi meteoroit.
Meteor bisa sampai ke Bumi karena adanya gaya gravitasi dari Bumi
Nah, ada masa tertentu di sepanjang tahun, di mana meteor lebih banyak dari biasanya. Bahkan, bisa mencapai ratusan meteor yang menembus atmosfer Bumi dalam satu jam, lo.
Inilah yang disebut dengan hujan meteor, teman-teman.
Bagaimana Hujan Meteor Terjadi?
Hujan meteor terjadi karena adanya komet, teman-teman.
Biasanya, komet berada sangat jauh dari Bumi, namun ada masanya di mana Bumi dan komet mendekat karena Bumi bergerak mengelilingi matahari.
Saat komet berpapasan dengan Bumi, puing-puing dari komet itu jatuh ke arah Bumi dan terciptalah hujan meteor.
Sebagian hujan meteor yang besar terjadi saat Bulan Januari, April, Mei, Juli, Agustus, Oktober, November, dan Desember.
Pada bulan Oktober ini akan ada dua hujan meteor juga, lo!
Baca Juga: Setelah Asteroid Oumuamua, Tata Surya Kita Kedatangan Komet Alien
Hujan meteor Draconid diperkirakan akan mencapai puncaknya pada 8 Oktober 2019. Hujan meteor ini berasal dari puing-puing komet Giacobini-Zinner.
Kemudian, akan ada juga hujan meteor Orionoid yang mencapai puncaknya pada 22 Oktober 2019. Hujan meteori Orionoid ini asalnya dari puing-puing komet Halley.
Puncak hujan meteor adalah saat di mana jumlah meteor yang terlihat menembus atmosfer Bumi paling banyak, teman-teman.
Untuk bisa menyaksikan hujan meteor, kita harus mencari tahu dulu di mana kira-kira hujan meteor akan terlihat dan jam berapa puncak hujan meteor itu.
Hujan meteor biasanya lebih terlihat di tempat yang jauh dari polusi cahaya lampu perkotaan, teman-teman, misalnya di pantai atau di pegunungan.
Baca Juga: Mengapa Planet Terdekat dari Matahari Tidak Meleleh Kepanasan?
Yuk, lihat video ini juga!
Source | : | space.com,earthsky.org,Scishow |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR