Bobo.id - Beberapa bulan lalu, beberapa daerah di Pulau Jawa mengalami cuaca dingin yang cukup ekstrem.
Bahkan cuaca dingin ini sampai membuat terjadinya fenomena embun es atau embun beku di beberapa tempat, terutama saat dini hari.
Banyak orang yang bingung melihat fenomena ini karena Indonesia termasuk salah satu negara tropis yang tidak mengalami musim dingin.
Baca Juga: Sama seperti Mobil, Ternyata Kaca Depan Pesawat Juga Dilengkapi Wiper!
Namun, menurut para ahli, ini merupakan hal yang normal terjadi, terutama saat musim kemarau.
Nah, pada Minggu, 6 Oktober 2019 lalu, fenomena embun es ini terjadi lagi, tepatnya di Alun-Alun Surya Kencana, Gunung Gede, Jawa Barat.
Anehnya, fenomena ini tidak seperti fenomena embun es yang terjadi biasanya. Wah, ada apa, ya?
Baca Juga: Mengapa Tidak Ada Hewan yang Memiliki Tiga Kaki? #AkuBacaAkuTahu
Fenomena Embun Es Tidak seperti Biasanya
Fenomena embun yang berubah menjadi kristal es (frost) kembali muncul di Gunung Gede pada Minggu pagi.
Menurut salah satu pemandu gunung dari Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI), Kak Ade Wahyudi, kristal es yang muncul kali ini tidak seperti biasanya karena volumenya lebih luas.
Bahkan embun es yang menyelimuti gunung berketinggian 2.958 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini dari jauh terlihat seperti "padang es" yang berserakan.
Baca Juga: Kalahkan Rekor Rossi, Marquez Jadi Juara Dunia MotoGP 2019! Ini 3 Faktanya
Menurut Kak Ade, embun es ini lebih seperti salju baru turun tipis di basecamp gunung salju.
Beberapa kristal es bahkan sampai melapisi tenda-tenda para pendaki gunung yang beristirahat di sana.
Terjadi saat Musim Kemarau hingga Akhir Oktober
Menurut Kak Ade, fenomena ini sebenarnya sudah biasa terjadi di musim kemarau yang berkepanjangan.
Baca Juga: Ada Rating Film Berdasarkan Usia, Mengapa Kita Harus Menonton Film Sesuai Usia?
Fenomena ini memang jarang ditemui di wilayah Indonesia yang beriklim tropis, apalagi ketinggian Alun-Alun Surya Kencana hanya sekitar 2.800 mdpl.
Kak Ade menceritakan, pada malam hari saat Kak Ade tidur di tenda, udara dingin masih terasa normal.
Namun, menjelang dini hari, udaranya terasa begitu dingin. Pukul 06.00 WIB, suhu di area Gunung Gede mencapai lima derajat Celcius.
Baca Juga: Mengapa Kita Harus Mengikuti Upacara Bendera Setiap Senin di Sekolah?
Ada kemungkinan saat dini hari dan masih gelap, suhu bisa mencapai nol derajat Celcius karena sampai muncul kristal es.
Menurut ahli, fenomena kristal es ini akan menghilang apabila terkena air hujan.
Selain itu, suhu paling panas di sekitar Gunung Gede terjadi pada Agustus sampai dengan Oktober.
Itu artinya, fenomena ini akan terus terjadi hingga akhir Oktober. Memasuki November, fenomena ini biasanya tidak terjadi lagi.
Baca Juga: Benarkah Matahari Lebih Besar saat Terbit dan Terbenam daripada saat di Atas Kepala?
(Penulis: Nicholas Ryan Aditya)
Lihat video ini juga, yuk!
Penulis | : | Cirana Merisa |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR