Bobo.id – Apakah teman-teman belajar bahasa dareah di sekolah? Atau kamu menggunakan bahasa daerah di keseharianmu?
Wah, itu kebiasaan yang baik, teman-teman. Karena dengan begitu, kita ikut melestarikan bahasa daerah.
Uniknya, suku yang tinggal di daerah Jawa punya bahasa yang berbeda dengan suku yang tinggal di daerah Sulawesi.
Kira-kira, kenapa bahasa daerah di Indonesia berbeda-beda? Bagaimana asal-usulnya? Kita cari tahu bersama, yuk!
Baca Juga: Wah, Hampir Seluruh Penduduk di Desa Bengkala Menguasai Bahasa Isyarat
Austronesia
Konon, beberapa bahasa daerah yang ada di Indonesia berasal dari rumpun bahasa Austronesia. Misalnya, Bahasa Jawa, Bahasa Sunda, Bahasa Aceh, Bahasa Madura, Bahasa Batak, dan Bahasa Bali.
Bahkan, Bahasa Indonesia juga berakar dari rumpun bahasa Austronesia, lo, Teman-teman.
O iya, Rumpun bahasa Austronesia tersebar ke negara lain, seperti Hawaii, Madagaskar, dan Filipina. Jadi, rumpun bahasa ini tak hanya ada di Indonesia.
Mengalami Perubahan dari Waktu ke Waktu
Beberapa bahasa daerah yang ada di Indonesia memang berasal dari suku Austronesia.
Namun, bahasa di setiap suku dan daerah selalu berubah dari waktu ke waktu. Nah, perubahan itulah yang membuat bahasa di setiap daerah berbeda.
Perubahan yang terjadi dalam sebuah bahasa bisa disebabkan oleh beberapa hal.
Misalnya, migrasi, pertemuan dengan bangsa lain yang menggunakan bahasa berbeda, hingga perkembangan teknologi.
Baca Juga: Keren! Anak Berusia 14 Tahun Ciptakan Aplikasi Belajar Bahasa Asing
Bahasa Daerah, Budaya Indonesia yang Hampir Punah
Meski sehari-hari kita sering menggunakan bahasa Indonesia dan mahir berbahasa Inggris, menggunakan bahasa daerah juga penting, lo, teman-teman.
Tahukah kamu? Pada awal tahun 2018, 11 bahasa daerah di Indonesia dinyatakan punah.
11 bahasa daerah di Indonesia yang dinyatakan punah itu adalah bahasa daerah dari Maluku, yaitu Kajeli/Kayeli, Piru, Moksela, Palumata, Ternateno, Hukumina, Hoti, Serua, dan Nila. Kemudian dua bahasa lainnya adalah bahasa dari Papua yaitu Tandia dan Mawes.
Selain ada 11 bahasa daerah yang dinyatakan punah, ada empat bahasa daerah yang masuk kategori kritis dan dua bahasa daerah mengalami kemunduran. Sedih, ya?
Saat itu, Kepala Bidang Perlindungan Pusat Pengembangan dan Perlindungan Badan Bahasa Jakarta mengatakan bahwa ada 16 bahasa daerah yang stabil tapi terancam punah dan ada 19 bahasa daerah yang masuk kategori aman.
Beliau juga mengatakan bahwa ada juga bahasa daerah di Indonesia yang belum diidentifikasi.
Tapi, mengapa bahasa daerah bisa terancam bahkan sampai punah, ya?
Penyebab Bahasa Daerah Punah?
Menurut Bapak Ganjar Harimansyah dari Bidang Perlindungan Pusat Pengembangan dan Perlindungan Bahasa Jakarta, ada beberapa penyebab kepunahan bahasa daerah, nih.
Penyebab kepunahan bahasa daerah antara lain adalah penyusutan jumlah penutur (orang yang menggunakan bahasa itu sehari-hari), peperangan, bencana alam yang besar, perkawinan antar-suku, sikap bahasa penutur, dan letak geografis.
Baca Juga: Ikut Lestarikan Bahasa Indonesia, Jurnalis Bobo.id Terpilih Sebagai Duta Bahasa Favorit Jawa Tengah
Menurut Pak Ganjar, setiap tahun beberapa bahasa daerah yang ada di Indonesia terancam punah atau mengalami penurunan status.
Pada 2009, UNESCO mencatat sekitar 2.500 bahasa di dunia termasuk lebih dari 100 bahasa daerah di Indonesia terancam punah. Kemudian ada 200 bahasa yang sudah punah dalam 30 tahun terakhir dan 607 bahasa daerah tidak aman.
Melestarikan Bahasa Daerah
Mungkin teman-teman yang tinggal di lingkungan yang memiliki latar belakang suku yang sama, sering berbahasa daerah sehari-hari.
Meski ada di antara kita yang bersama-sama tinggal di lingkungan yang ada banyak suku, tidak ada salahnya membiasakan berbahasa daerah juga dengan teman-teman di sekolah atau tetangga di rumah, lo.
Justru kalau berbeda-beda suku dan budaya, kita bisa belajar bahasa daerah lain selain daerah tempat tinggal kita.
Selain dengan menggunakan bahasa daerah dalam percakapan sehari-hari, kita juga bisa membaca buku cerita dengan bahasa daerah.
Teman-teman juga bisa meminta orang tua untuk mengajari dan membiasakan berbahasa daerah di rumah, selain bahasa Indonesia.
Baca Juga: Bahasa Latin Termasuk Bahasa Mati, Apa Artinya, ya? #AkuBacaAkuTahu
Oh iya, selain bahasa daerah yang dituturkan, teman-teman juga bisa belajar menulis aksara bahasa daerah, nih! Seru, kan?
Yuk, kita buktikan kalau anak Indonesia tidak hanya pandai berbahasa Indonesia yang baik dan benar, mahir dan lancar berbahasa asing, tapi juga cakap berbahasa daerah untuk menjaga kekayaan budaya Indonesia agar tidak punah.
(Penulis: Willa Widiana/Avisena Ashari)
Lihat juga video ini, yuk!
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Penulis | : | Iveta Rahmalia |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR