"Sudah, tidur saja Li!" usul Mbok Nah.
"Ah, orang tidak mengantuk disuruh tidur!" Lili menggerutu. "Atau main ke rumah Dede? Biar Mbok antarkan!" Mbok Nah menawarkan.
"Malas ah, rumahnya jauh. Biasanya jam empat begini dia belum bangun. Dia 'kan harus tidur siang setiap hari!" Lili menolak. Tiba-tiba Lili mendapat gagasan. Dia pergi ke kamar Ibu dan menelepon Nenek.
Baca Juga: Untuk Menyelamatkan Koala dari Kebakaran Hutan, Sekarang Kita Bisa 'Mengadopsi' Koala
Sesudah bercakap-cakap sejenak, Lili mulai mengeluh, "Nek, kalau tiap hari begini Lili bisa mati. Bosannya setengah mati. Vita pergi, Oni sakit. Di rumah tak ada siapasiapa!" "Wah, wah, jangan sebut-sebut mati. Bosan itu 'kan penyakit yang paling gampang diobati. Sudah setua ini Nenek tak pernah merasa bosan!"
"Tentu saja. Cucu-cucu yang tinggal sama Nenek segudang. Di sana 'kan selalu ramai. Di sini sepi!"
"Selalu sepi tidak enak, selalu ramai juga tidak enak. Nah, begini saja. Kamu sabar sebentar. Nenek akan segera datang membawakan obat untuk penyakit bosanmu!"
"Baiklah, cepat datang, ya Nek!" kata Lili dengan gembira dan meletakkan gagang telepon. Dalam hati Lili bertanya-tanya seperti apa kiranya obat bosan itu.
Kalau berbentuk pil, wah, lebih baik tidak usah saja. Kalau berbentuk permainan, nah ini lebih asyik. Tetapi, mainan pun lama-lama bias membosankan.
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR