Bobo.id – Teman-teman pasti tahu Menara Pisa yang ada di Italia, kan?
Menara Pisa juga dikenal dengan sebutan Menara Miring Pisa. Ini karena Menara Pisa tidak berdiri tegak seperti menara-menara lainnya.
Namun uniknya, meski Menara Pisa miring, mengapa Menara Pisa tidak ambruk, ya?
Ternyata, banyak usaha yang dilakukan untuk mencegah Menara Pisa ambruk, lo.
Baca Juga: Palio, Pacuan Kuda Bersejarah yang Ditonton Ribuan Orang di Italia
Usaha Menegakkan Menara Pisa
Sebelum benar-benar dinyatakan selesai, pembangunan Menara Pisa sempat terhenti beberapa kali, lo.
Pembangunan menara Pisa pernah terhenti selama 100 tahun pada akhir tahun 1170-an, dan dilanjutkan lagi dan kembali berhenti selama 100 tahun.
Menara Pisa akhirnya dinyatakan selesai dibangun tahun 1370.
Meski kemiringan Menara Pisa menciptakan keunikan tersendiri, ternyata usaha untuk menegakkan Menara Pisa pernah dilakukan beberapa kali.
Tahun 1990 misalnya, pemerintah Italia mengumpulkan beberapa insinyur ahli bangunan terbaik untuk membantu menstabilkan Menara Pisa.
Sebelum itu, sudah banyak usaha yang dilakukan untuk menegakkan Menara Pisa juga, lo.
Namun, tim yang berusaha menegakkan Menara Pisa tahun 1990 memperkirakan bahwa Menara Pisa bisa roboh jika kemiringannya mencapai 5,44 derajat. Bahkan saat itu kemiringan Menara Pisa sudah mencapai 5,5 derajat.
Baca Juga: Jadi Asal Bangsa Romawi, Mengapa Italia Tidak Bernama 'Romania'?
Awal Kemiringan Menara Pisa
Para ahli itupun berusaha mengumpulkan semua data yang ada untuk mencari solusi mencegah Menara Pisa roboh.
Pertama-tama, mereka mencari tahu penyebab awal Menara Pisa miring.
Menara Pisa dibangun sebagai menara bel untuk gereja katedral di Pisa, Italia, pada 1173.
Namun, ternyata saat proses pembangunan berlangsung, baru diketahui jika menara itu dibangun di atas tanah yang komposisinya terdiri dari tanah liat, pasir halus, dan kerang.
Ini karena Pisa terletak di antara Sungai Arno dan Serchio.
Sekitar tahun 1178, sisi selatan Menara Pisa mulai miring dan turun ke dalam tanah.
Sambil mencari solusi, pembangunan dihentikan sementara. Di tambah lagi, Pisa sedang mengalami kesulitan akibat peperangan.
Pemberhentian pembangunan Menara Pisa juga dimaksudkan agar tanah mengendap. Kemudian pembangunan dilanjutkan pada 1272.
Saat itu, Menara Pisa dibangun dengan membuat sisi selatan lebih tinggi supaya jadi sama tingginya dengan sisi utara.
Namun, berat material pada sisi selatan yang dibuat lebih tinggi justru menjadi penyebab Menara Pisa semakin ambles dan miring.
Baca Juga: Fakta Seru Pizza, Makanan Khas Italia yang Disukai Masyarakat Dunia
Mencegah Menara Pisa Roboh
Pada 1838, para ahli mencoba menggali tanah di sekitar bagian dasar Menara Pisa untuk diteliti.
Namun ternyata ini justru memperparah kemiringan Menara Pisa.
Kemudian, tahun 1935, insinyur-insinyur Italia menyuntikkan mortar pada bagian dasar Menara Pisa. Mortar merupakan campuran semen, pasir, dan kapur, teman-teman.
Mortar dianggap bisa membantu memperkuat dasar Menara Pisa. Namun, mortar itu kurang merata sehingga Menara Pisa semakin miring.
Tahun 1970-an, para insinyur pun berusaha menghitung pusat gravitasi Menara Pisa menggunakan model komputer.
Setelah melihat sejarah pembangunan dan berbagai usaha menegakkan Menara Pisa, pada 1992, para insinyur menemukan sebuah cara untuk menstabilkan Menara Pisa, nih.
Para insinyur itu membuat terowongan untuk mengangkat 38 meter kubik tanah dari bawah bangunan sisi utara Menara Pisa.
Kemudian, sebagai penyeimbang sementara, mereka menaruh batang logam timah pada sisi utara Menara Pisa dan menahan bagian dasarnya dengan kabel baja.
Akhirnya, saat itu Menara Pisa berhasil dikurangi kemiringannya hingga empat derajat.
Sehingga, Menara Pisa bisa tetap aman dan tidak ambruk, namun juga tetap memiliki ciri khs kemiringannya.
Dengan struktur yang sekarang, diperkirakan Menara Pisa akan tetap stabil selama 300 tahun ke depan, teman-teman!
Baca Juga: Kisah Casteller, Pembuat Menara Manusia yang Tinggi di Barcelona
Yuk, lihat video ini juga!
Terbit Hari Ini, Mengenal Dongeng Seru dari Nusantara di Majalah Bobo Edisi 35, yuk!
Source | : | TED-ED |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR