Bobo.id – Hari apa yang jadi hari favoritmu, teman-teman?
Dalam satu minggu, ada tujuh hari, yaitu Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Minggu.
Sebagian orang menyukai hari Sabtu dan Minggu karena di waktu itu biasanya kita libur dan bisa beristirahat dari aktivitas sehari-hari, seperti sekolah atau les.
Apa teman-teman tahu asal-usulnya satu minggu terdiri dari tujuh hari? Yuk, kita cari tahu bersama!
Baca Juga: Mengapa Bulan Februari jadi Bulan Terpendek dalam Satu Tahun?
Penentuan Waktu dan Pergerakan Benda Langit
Penjelasan tentang waktu ada yang berhubungan dengan pergerakan benda langit, yaitu planet, Bulan, dan bintang-bintang.
Waktu dalam satu hari misalnya, sama dengan waktu satu kali Bumi berrotasi atau berputar pada sumbunya.
Kemudian waktu dalam satu tahun adalah waktu Bumi berrevolusi mengelilingi Matahari, yaitu 365 dan ¼ hari. Inilah mengapa kita memiliki tahun kabisat, saat bulan Februari memiliki 1 hari tambahan, seperti tahun 2020 ini.
Waktu satu tahun berdasar Bumi mengelilingi Matahari ini juga dikenal dengan kalender matahari, kalender solar, atau kalender surya.
Namun, waktu dalam satu minggu dan satu bulan ada penjelasan lainnya, nih.
Karena, sebenarnya fase Bulan tidak bertepatan dengan kalender Matahari.
Siklus Bulan adalah 27 hari dan tujuh jam, sehingga dalam satu tahun kalender matahari ada 13 fase Bulan.
Ternyata, asal mula hari dan minggu memang berhubungan dengan penggunaan kalender lunar atau kalender bulan.
Baca Juga: Mesopotamia, Peradaban Kuno yang Melahirkan Sistem Matematika Dasar
Awal Mula Satu Minggu Terdiri dari Tujuh Hari
Peradaban manusia zaman dulu sudah mempelajari benda-benda langit, teman-teman.
Peradaban awal di Babylonia termasuk yang memengaruhi penetapan satu minggu terdiri dari tujuh hari ini.
Alasan peradaban manusia saat itu menetapkan tujuh hari dalam satu minggu adalah karena mereka mengamati tujuh benda langit, yaitu Matahari, Bulan, Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, dan Saturnus. Sehingga angka tujuh menjadi angka yang penting bagi bangsa Babylonia.
Peradaban lainnya ternyata memiliki jumlah hari yang berbeda dalam satu minggu, lo. Misalnya, bangsa Mesir kuno menetapkan 10 hari dalam satu minggu dan bangsa Romawi kuno menetapkan delapan hari dalam satu minggu.
Bangsa Babylonia membagi bulan-bulan dalam kalender lunar menjadi minggu yang terdiri dari tujuh hari.
Mereka membagi satu bulan yang terdiri dari 28 hari menjadi empat sehingga hasilnya tujuh.
Tujuh Hari dalam Satu Minggu Mulai Banyak Digunakan
Meskipun ini pembagian minggu dan hari itu kurang sesuai dengan kalender solar, pada abad ke-6 dan ke-7, peradaban Babylonia memiliki pengaruh besar pada budaya di wilayah Timur Dekat atau Asia Barat Daya.
Sehingga, penetapan tujuh hari dalam satu minggu ini juga tersebar dan digunakan oleh budaya di sekitar wilayah Babylonia.
Beberapa peradaban lain seperti Yunani kuno dan kerajaan Persia juga mengadopsinya.
Saat Alexander the Great dari Yunani menyebarkan budaya Yunani ke wilayah Timur Dekat sampai ke India, penggunaan tujuh hari dalam satu minggu juga semakin populer.
Menurut ahli, kemungkinan, bangsa India memperkenalkannya ke Tiongkok.
Saat bangsa Romawi menguasai wilayah yang sebelumnya dipengaruhi Alexander the Great, bangsa Romawi pun juga menggunakan tujuh hari dalam satu minggu ini.
Kaisar Konstantine meresmikan penetapan tujuh hari dalam satu minggu itu dan menetapkan hari Minggu sebagai hari libur tahun 321.
Sejak dipakai oleh bangsa Romawi, akhirnya semakin banyak kebudayaan di dunia yang menggunakannya sampai saat ini, deh.
Itulah serba-serbi bagaimana satu minggu ditetapkan berisi tujuh hari dan penyebarannya ke berbagai budaya di dunia!
Baca Juga: Namanya Mirip, Apakah Nama Thailand Berhubungan dengan Taiwan?
Lihat video ini juga, yuk!
Source | : | The Conversation |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR