Bobo.id - Gajah merupakan hewan terbesar yang ada di darat. Namun ada dua spesies gajah yang merupakan hewan berukuran besar, yaitu gajah asia dan gajah afrika.
Bisakah kamu tebak, spesies gajah apa yang berukuran lebih besar, gajah asia atau gajah afrika?
Ternyata hewan terbesar yang ada di darat adalah gajah afrika, nih, teman-teman.
Penjelasan lengkapnya bisa dibaca di artikel yang ada di bawah ini, ya!
Baca Juga: Hewan Darat Terbesar Itu Gajah Afrika atau Gajah Asia, ya?
Paus Biru Merupakan Hewan Terbesar di Dunia
Gajah memang menjadi mamalia sekaligus hewan terbesar di darat, nih.
Namun ternyata gajah bukanlah hewan terbesar yang ada di dunia.
Apakah ada yang tahu, apa hewan terbesar di dunia? Hewan terbesar di dunia merupakan mamalia terbesar yang ada di lautan, yaitu paus biru.
Bahkan panjang tubuh paus biru bisa mencapai 32 meter dengan berat sekitar 200 ton.
Wah, tidak heran, ya, kalau paus biru tidak hanya menjadi ahewan terbesar di laut, tapi juga di dunia.
Banyak Hewan Air Berukuran Lebih Besar dari Hewan di Darat
Kalau dibandingkan dengan hewan darat, hewan laut banyak yang berukuran besar.
Mengapa hewan darat tidak ada yang sebesar hewan laut atau hewan air lainnya, ya?
Ternyata ada beberapa faktor yang membuat hewan laut bisa berukuran lebih besar dari hewan darat, nih.
Yuk, cari tahu berbagai penyebab hewan laut banyak yang berukuran lebih besar dari hewan darat!
Baca Juga: Cicak Sering Masuk ke Dalam Gelas Berisi Air dan Centong Nasi, Usir dengan Cara Ini
Penyebab Pertama: Gravitasi
Faktor pertama hewan darat tidak ada yang sebesar hewan laut berhubungan dengan gravitasi yang ada di darat.
Efek gravitasi di darat ternyata jauh lebih besar dibandingkan dengan di dalam air.
Apa kaitan antara efek gravitasi dengan ukuran hewan, ya?
Tahun 1638, Galileo Galilei menuliskan bahwa efek gravitasi akan membatasi ukuran hewan bisa tumbuh.
Hal ini berkaitan dengan seberapa kuat kerangka atau tulang pada tubuhnya bisa menopang berat tubuh hewan itu.
Baca Juga: Banyak Tikus di Lingkunganmu? Hewan-Hewan Ini Bisa Dimanfaatkan untuk Membasmi Tikus
Misalnya saja ketika gajah berukuran 10 kali lipat dari ukurannya saat ini, ini artinya berat, panjang, dan tinggi tubuhnya akan menjadi 10 kali lipat lebih besar.
Akibatnya, tubuh gajah harus menopang hingga 10 kali lipat berat dari tulang gajah normal dan menjadi tekanan yang sangat besar bagi kaki gajah.
Bahkan hal ini bisa menyebabkan gajah tidak bisa berjalan karena besarnya beban yang harus ditopang.
Singkatnya, semakin besar ukuran hewan, maka semakin besar juga efek gravitasi yang didapatkan oleh hewan.
Efek Gravitasi Juga Berlaku di Dalam Air
Ukuran hewan air berbeda dengan hewan darat, yaitu lebih besar. Namun bukan berarti di air tidak ada efek gravitasi, nih.
Efek gravitasi juga berlaku di dalam air, tapi bekerja dengan cara yang berbeda, karena air dan udara punya daya apung yang berbeda.
Daya apung merupakan gaya ke atas yang diberikan oleh benda cair pada benda yang terbenam dan melawannya.
Nah, air memberikan lebih banyak daya apung ke benda yang ada di dalamnya dibandingkan benda yang ada di udara maupun di darat.
Baca Juga: Bagaimana Penyu Bisa Menemukan Arah di Laut dan Kembali ke Tempatnya Menetas?
Akibat dari daya apung ini, benda yang jatuh di dalam air akan tenggelam dalam waktu yang jauh lebih lambat dibandingkan dengan jatuh di udara.
Hal ini membuat hewan, terutama mamalia yang ada di air bisa atumbuh dengan ukuran yang jauh lebih besar tanpa mengalami ketegangan yang sama pada kerangka mereka.
Selain itu, mamalia laut tidak perlu khawatir mengenai berapa banyak beban yang bisa ditopang oleh kerangka tubuhnya.
Baca Juga: Pelihara Kucing dan Anjing di Rumah? Tidak Perlu Khawatir, Ikut 4 Tips Ini Agar Keduanya Akur
Penyebab Kedua: Tingkat dan Suhu Metabolisme
Ukuran tubuh sangat memengaruhi proses metabolisme pada tubuh hewan.
Semakin besar tubuh hewan, maka semakin lama proses metabolisme yang terjadi. Sebaliknya, semakin kecil tubuh hewan, maka semakin cepat pula proses metabolismenya, seperti pada burung berukuran kecil maupun serangga.
Metabolisme adalah perubahan makanan yang dikonsumsi menjadi panas yang menghasilkan energi.
Proses metabolisme ini dilakukan dengan cara mengeluarkan panas dari permukaan kulit hewan.
Namun mengapa proses metabolisme tubuh setiap hewan berbeda-beda, ya?
Hewan berukuran kecil seperti serangga harus melakukan metabolisme dengan cepat, agar tubuhnya mendapatkan panas dan tidak membeku karena kedinginan.
Sedangkan pada hewan berukuran besar, metabolisme terjadi dengan lambat, karena kalau metabolisme terjadi terlalu cepat, hal ini justru bisa membakar tubuhnya.
Baca Juga: Berbeda dengan Ubur-Ubur Lainnya, Spesies Ubur-Ubur Ini Menyengat Tanpa Menyentuh
Mamalia Laut Berukuran Sangat Besar untuk Melawan Suhu Air
Teman-teman pasti ingat, kan, kalau air adalah penghantar panas yang baik?
Nah, bagi mamalia atau hewan yang berada di air, cara untuka tidak membeku dalam air yang dingin adalah dengan menjadi cukup besar dalam hal ukuran tubuh.
Dengan ukuran tubuhnya yang besar, maka mereka bisa menghasilkan cukup panas tubuh untuk melawan dinginnya air.
Semakin besar tubuh hewan, ini artinya semakin banyak sel yang juga semakin banyak bagian yang menghasilkan energi sehingga terasa panas.
Penyebab Ketiga: Batas Atas
Meski paus biru menjadi hewan terbesar saat ini dan mengalahkan gajah, namun dulau ada hewan darat yang juga berukuran besar, lo, yaitu dinosaurus Patagotitan mayorum yang tinagginya mencapai 37 meter.
Ukuran ini diperkirakan oleh peneliti sebagai batas atas seluruh ukuran hewan darat.
Namun belum ada hewan darat lain yang bisa menyamai batas atas ini diperkirakan dipengaruhi oleh makanan yang tersedia dan bentuk tubuh yang berbeda.
Selain itu, metabolisme dinosaurus berjalan lebih lambat dari mamalia darat lainnya.
Baca Juga: Anjing Berkaki Dua Ini Punya Kursi Roda yang Keren, Tersusun dari Balok Lego!
Ayo, tonton video ini juga!
Source | : | Science ABC |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR