Bobo.id – Apakah teman-teman sering melihat tikus berkeliaran?
Mungkin beberapa orang sering melihat tikus di lingkungan sekitar rumah. Terkadang bukan hanya satu atau dua ekor, tapi dalam jumlah yang banyak.
Kita sering sekali merasa terganggu dengan keberadaan hewan pengerat satu ini. Selain jorok, tikus juga bisa menularkan penyakit pada manusia.
Baca Juga: Banyak Tikus di Lingkunganmu? Hewan-Hewan Ini Bisa Dimanfaatkan untuk Membasmi Tikus
Karena itu banyak orang yang menghindari tikus, bahkan beberapa di antaranya memasang perangkap tikus agar tidak mengganggu.
Namun, tahukah teman-teman? Ada banyak penelitian ilmiah yang menggunakan tikus sebagai objek percobaannya, lo. Mengapa, ya, para peneliti tersebut sering menggunakan tikus?
Dilansir dari livescience.com, ternyata mereka tidak sembarangan menggunakan tikus sebagai bahan percobaan penelitian.
Nah, di bawah ini ada lima alasannya. Yuk, kita simak bersama!
Baca Juga: Layar Ponselmu Tergores? Coba Cara Mudah Hilangkan Goresan dengan 3 Bahan Alami Ini, yuk!
1. Cepat Berkembang Biak
Tikus adalah hewan yang cepat sekali berkembang biak.
Ini sebabnya mengapa tikus disebut sebagai hewan yang tidak akan terancam punah. Selain itu, usia tikus memang tidak lama. Hanya sekitar dua sampai tiga tahun.
Baca Juga: Setiap Hari Mengonsumsi Gula, Apa Jadinya kalau Kita Berhenti Konsumsi Gula Buatan, ya?
2. Mudah Beradaptasi
Alasan kedua adalah karena sifat tikus yang mudah beradaptasi dengan lingkungan baru dan tubuhnya yang kecil. Jadi peneliti lebih mudah menanganinya.
3. Harganya yang Murah
Harga jual tikus termasuk murah, ini dapat membantu peneliti menghemat biaya penelitian. Apalagi jika membutuhkan tikus yang banyak dalam percobaannya.
4. Struktur Tubuhnya Mudah Dipahami
Hampir 95 persen laboritorium, menggunakan tikus sebagai bahan percobaannya karena hewan ini memilki struktur tubuh yang mudah dipahami.
Misalnya, perubahan pada struktur anatomi, fisiologi, dan genetikanya. Perubahan tersebut, mudah juga untuk dianalisis dan diteliti.
Baca Juga: Mengatasi Kelebihan Populasi, Ilmuwan Membuat Gelas dari Cangkang Kepiting Hijau
5. Karakteristiknya Mirip Manusia
Untuk meneliti masalah kesehatan seperti diabetes obesitas, kanker, dan penyakit jantung, para peneliti pun menggunakan tikus dalam percobaannya.
Ini karena tikus memiliki karakter biologis dan tingkah laku yang mirip dengan manusia. Selain itu, struktur gennya pun mirip dengan manusia.
Kemiripan inilah yang membuat hasil percobaan menggunakan tikus menjadi lebih akurat jika ingin disesuaikan dengan manusia.
(Penulis: Yomi Hanna)
Baca Juga: Benarkah Golongan Darah Tertentu Lebih Berisiko Mengalami Penyakit Jantung?
Tonton video ini, yuk!
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR