Bobo.id - Lembaga antariksa milik Amerika Serikat atau NASA pernah membuat penelitian dengan meneliti beberapa orang yang berbaring selama 60 hari.
Namun sukarelawan ini tidak hanya berbaring seperti kita saat di tempat tidur yang ada di kamar.
Ada berbagai ketentuan yang harus dilakukan oleh sukarelawan ini ketika penelitian dilakukan.
Selain NASA, lembaga antariksa Eropa atau ESA juga melakukan penelitian pada orang-orang yang berbaring di tempat tidur khusus.
Baca Juga: Jadi Tempat Astronaut Kerja di Ruang Angkasa, Cari Tahu Fakta Stasiun Antariksa Internastional, yuk!
Wah, ternyata penelitian pada orang-orang yang berbaring di tempat tidur tidak hanya dilakukan sekali saja, teman-teman.
Sebenarnya apa tujuan dari penelitian yang dilakukan dengan cara berbaring di tempat tidur ini, ya?
ESA Melakukan Penelitian pada Sukarelawan yang Berbaring di Tempat Tidur Khusus
Tahun 2019 lalu, NASA melakukan penelitian pada 24 orang yang berbaring di tempat tidur dengan kemiringan 60 derajat dengan posisi kepala lebih rendah dari kaki.
Selama 60 hari berbaring di tempat tidur, sukarelawan harus melakukan berbagai aktivitas di tempat tidur, mulai dari makan hingga buang air.
Nah, kali ini badan antariksa Eropa atau ESA akan melakukan penelitian yang hampir sama.
Sukarelawan harus berbaring di tempat tidur khusus yang membuat kita seperti setengah mengapung.
Baca Juga: Ingin Jadi Astronaut atau Suka Mengamati Benda Langit? Yuk, Unduh 5 Aplikasi Seru Ini!
Penelitian dilakukan pada 20 orang sukarelawan perempuan selama lima hari.
Tempat tidur khusus ini menggunakan lapisan air teknologi tinggi yang membuat sukarelawan menjadi seperti mengambang, seperti yang dirasakan oleh astronaut di ruang angkasa.
Berbagai Penelitian Mengenai Kehidupan Astronaut Dilakukan dengan Berbaring
Selain penelitian yang dilakukan oleh ESA, NASA juga pernah melakukan penelitian yang mirip, yaitu beberapa sukarelawan berbaring selama 60 hari dan melakukan berbagai aktivitas sambil berbaring.
Sebenarnya apa tujuan dari penelitian yang dilakukan pada sukarelawan yang berbaring dan melakukan segala aktivitas sembari berbaring, ya?
Baca Juga: Selain Gerhana, Peristiwa Langit Apa Saja yang Bisa Kita Lihat Tahun 2020, ya?
Apakah ada kaitannya antara berbaring dan aktivitas astronaut di ruang angkasa?
Penelitian dilakukan dengan cara sukarelawan harus berbaring karena menurut NASA dan ESA, posisi ini punya efek yang sama seperti saat astronaut berada di ruang angkasa, lo.
Inilah sebabnya, para sukarelawan harus melakukan berbagai aktivitas sambil berbaring, kemudian para peneliti akan mengamati apa saja efek yang ditimbulkan bagi tubuh.
Ada Berbagai Efek yang Muncul Ketika Berbaring dalam Waktu Lama
Teman-teman tentu masih ingat, kan, kalau berbaring dalam waktu lama punya efek yang sama dengan astronaut saat berada di ruang angkasa?
Nah, dengan penelitian ini, para peneliti ingin mengetahui apa saja efek yang mungkin terjadi pada astronaut saat bertugas di ruang angkasa.
Ketika berbaring dalam waktu lama, cairan yang ada di dalam tubuh manusia akan bergeser, termasuk cairan pada mata dan otak.
Selain itu, berbaring dalam waktu lama juga akan memengaruhi berat otot, masa tulang, dan kesehatan seseorang secara umum.
Baca Juga: Ini Galaksi Terbesar di Alam Semesta, Ukuran 2,5 Kali dari Bimasakti
Ada berbagai pemeriksaan yang secara rutin dilakukan oleh tim peneliti, yaitu mengambil sampel darah secara rutin, memeriksa tekanan darah, denyut jantung, penyerapan nutrisi, energi yang dikeluarkan, hingga suasana hati.
Karena dilakukan untuk meneliti efek yang ditimbulkan pada astronaut yang bertugas di ruang angkasa, maka ada berbagai eksperimen yang dilakukan.
Contohnya adalah berbaring di tempat tidur dengan kepala dimiringkan enam derajat.
Baca Juga: Keren, Ada 2 Benda Langit yang Diberi Nama dari Indonesia! Apa Saja?
Ketika peserta penelitian harus melakukan hal lain, mereka tidak bisa sepenuhnya pergi dari tempat tidur, nih.
Setidaknya, ada satu bagian tubuh yang harus tetap menyentuh tempat mereka berbaring.
Sebenarnya, peneliti sudah mendapatkan banyak hasil dari efek yang dihasilkan saat astronaut tinggal di ruang angkasa, termasuk efek ruang angkasa pada orang kembar.
Namun peneliti tetap membutuhkan penelitian lainnya untuk mengetahui dengan detail apa yang terjadi pada astronaut saat tinggal dalam waktu lama di ruang angkasa.
Baca Juga: Wah, Seperti Bumi, di Venus Juga Terdapat Gunung Berapi yang Aktif
Tonton video ini juga, yuk!
Source | : | NASA,CNN,IFL Science |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR