Sebenarnya, anjing di Hong Kong itu tidak menunjukkan gejala apapun, teman-teman. Namun ia tetap ditempatkan di karantina untuk diperiksa kembali beberapa kali.
Departemen Pertanian, Perikananan, dan Konservasi Hong Kong pun menyarankan orang yang terinfeksi coronavirus dan memiliki hewan peliharaan, untuk menempatkan hewan peliharaannya di karantina selama 14 hari.
Namun jangan keburu panik, menurut Departemen Pertanian, Perikananan, dan Konservasi Hong Kong dan WHO, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa anjing atau kucing bisa terinfeksi virus corona 2019-nCoV.
Departemen Pertanian, Perikananan, dan Konservasi Hong Kong juga menyebutkan belum ada bukti bahwa hewan peliharaan bisa menularkan virus corona pada manusia.
Nah, jika anjing dan kucing tidak bisa terinfeksi virus corona, mengapa anjing peliharaan di Hong Kong itu bisa mendapatkan hasil “weak positive” saat dites, ya?
Ternyata, meskipun anjing di Hong Kong itu terdeteksi positif corona, bukan berarti ia terinfeksi oleh virus itu dan jadi sakit.
Mengapa Anjing Peliharaan di Hong Kong Itu Bisa Terdeteksi Positif Corona?
Virus corona bisa hidup pada permukaan benda selama beberapa waktu. Namun, peneliti juga masih mencari tahu berapa lama virus itu bisa menempel.
Nah, karena itu, virus corona juga bisa menempel pada permukaan tubuh anjing atau kucing, meskipun anjing atau kucing itu tidak tertular virus corona.
Departemen Pertanian, Perikanan, dan Konservasi Hong Kong melakukan pemeriksaan untuk mengetahui apakah anjing peliharaan itu terinfeksi oleh virus atau hanya terkontaminasi saja.
Sheila McClelland dari Lifelong Animal Protection Charity Hong Kong, menyebutkan bahwa ada bukti yang menunjukkan anjing memiliki risiko lebih rendah dalam menyebarkan coronavirus dibandingkan benda seperti handel pintu.
Kemudian, menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), cara utama penyebaran penyakit itu adalah dari satu orang ke orang lainnya, melaui tetesan uap air hasil pernapasan saat batuk dan bersin.
Ditambah lagi, belum ada anjing dan kucing yang tertular penyakit ini di mana pun.
Source | : | CNN |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR