Bobo.id – Akhir-akhir ini, teman-teman mungkin sering mendengar istilah karantina.
Karantina adalah memisahkan dan membatasi pergerakan orang yang terekspos penyakit menular, untuk melihat apakah mereka akan positif tertular penyakit.
Karantina ini gunanya untuk mencegah orang yang berpotensi mengalmi penyakit, menularkan penyakit ke orang yang sehat tanpa disadari.
Istilah karantina ini populer di masa pandemi COVID-19, sebagai salah satu upaya memisahkan orang yang berpotensi terpapar penyakit dari orang yang sehat.
Tahukah kamu? Karantina ternyata sudah dilakukan sejak abad ke-14, lo!
Ayo, cari tahu sejarahnya!
Wabah Black Death di Abad Pertengahan
Penyakit menular yang menyebabkan wabah sudah terjadi sejak dulu, teman-teman.
Sekitar 700 tahun lalu, terjadi wabah penyakit di Eropa.
Wabah itu dikenal dengan sebutan “Black Death” atau maut hitam.
Wabah Black Death itu terjadi pada pertengahan tahun 1300-an di wilayah Eropa dan Asia. Selama bertahun-tahun terjadi, diperkirakan wabah itu memakan lebih dari 20 juta korban jiwa.
Baca Juga: Wabah Belalang yang Menyerang Afrika Sekarang Terjadi di Tiongkok, Ini Penjelasan Ilmiahnya
Wabah itu pertama kali terjadi pada akhir 1347 dan mulai menyebar ke Italia pada 1348.
Meskipun belum memahami tentang pengobatan virus dan bakteri, para dokter dan ahli kesehatan di Italia memahami bahwa penyakit itu sangat menular.
Sehingga mereka mulai melakukan tindakan pencegahan penularan, misalnya mengurangi kontak antara satu orang dan orang lainnya.
Karantina di Abad Pertengahan
Menurut ahli sejarah, karantina sudah dilakukan sejak abad ke-14 di Eropa.
Saat itu, karantina dilakukan untuk melindungi penduduk kota di tepi pantai dari wabah.
Menurut situs sejarah History, tahun 1377, ada hukum yang ditetapkan oleh pemerintah wilayah Ragusa, Italia.
Hukum itu mengatur orang-orang yang datang dari wilayah yang sudah terinfeksi tidak boleh masuk ke wilayah Ragusa, kecuali sudah tinggal di pulau Mrkan atau kota Cavtat selama satu bulan untuk membersihkan diri dari penyakit.
Pulau Mrkan merupakan pulau yang tidak dihuni dan kota Cavtat merupakan wilayah yang terletak di ujung jalan yang digunakan oleh pedang darat yang menuju Ragusa.
Masa 30 hari sebelum memasuki kota itu disebut sebagai “trentino” di Italia.
Baca Juga: Mulai dari Black Death Sampai Cacar, Ini 3 Penyakit Mematikan yang Pernah Ada Dalam Sejarah
Dikutip dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), pendatang di kapal-kapal yang tiba di Venice dari pelabuhan-pelabuhan yang terinfeksi wabah, harus tinggal selama 40 hari di tepi laut sebelum akhirnya bisa ke daratan.
Proses itu disebut sebagai karantina, teman-teman.
Kata “karantina” sendiri asalnya dari bahasa Italia “quaranta giorni” yang berarti “40 hari”.
Diprkirakan, waktu 40 hari itu dipilih oleh ahli kesehatan di Italia karena jumlah 40 hari penting bagi kepercayaan Kristiani di abad pertengahan, sebagai periode penyucian.
Selain karantina untuk mencegah penyebaran penyakit, misalnya, ibu yang baru melahirkan juga disarankan dokter untuk beristirahat selama 40 hari.
Baca Juga: Mengapa Dokter Zaman Dulu Memakai Masker Seperti Burung Saat Ada Wabah?
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Tinggal klik di https://www.gridstore.id
Yuk, lihat video ini juga!
Source | : | CDC,History |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR