Meski terkadang terlihat melebih-lebihkan, cerita fiksi juga bisa memberikan pesan moral bagi pembacanya, nih.
Nah, ciri-ciri cerita fiksi yang terakhir ada kaitannya dengan tujuan cerita fiksi untuk membangkitkan emosi pembaca.
Agar pembaca merasa tergugah emosinya dengan membaca suatu cerita fiksi, maka bahasa yang digunakan kebanyakan bersifat konotatif.
Bahasa yang bersifat konotatif artinya adalah bahasa yang mengandung konotasi, yaitu pikiran yang menimbulkan rasa pada diri pembaca saat ia membaca sebuah kata.
Baca Juga: Banyak yang Belum Tahu, Ternyata Lubang di Atas Bangku Plastik Ada Fungsinya!
Perbedaan Antara Cerita Fiksi dan Cerita Non-Fiksi Sulit Diketahui
Perbedaan utama dari cerita fiksi dengan cerita non-fiksi atau kisah nyata adalah pada cerita yang bersifat imajiner atau berdasarkan imajinasi dengan cerita yang benar-benar terjadi.
Meski ada perbedaan utama dalam dua jenis karya sastra ini, namun ciri itu tidak berhubungan dengan berbagai unsur lainnya.
Berbagai unsur lain ini misalnya gaya bahasa, susunan cerita, atau kisah yang diceritakan.
Baca Juga: Perbedaan Waktu di Indonesia Dibagi Menjadi 3! Ada WIB, WITA, dan WIT, Ini Penjelasannya
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR