Bobo.id - Fiuh...tanpa disadari keringat terus mengucur di seluruh tubuh. Apakah teman-teman di rumah juga merasakan hal yang sama?
Kalau sudah seperti ini bisa-bisa kipas angin atau AC menyala seharian. Tak jarang juga kita jadi ingin mengonsumsi minuman dingin.
Baca Juga: Mengapa Kita Lebih Cepat Mengantuk dan Merasa Lemas saat Cuaca Panas?
Kenapa beberapa hari ini terasa panas sekali, ya? Apakah Indonesia sudah masuk ke masa peralihan musim dari musim hujan ke musim kemarau?
Masyarakat di berbagai daerah mulai mengeluhkan cuaca panas dan sinar matahari yang lebih terih dari biasanya.
Tentunya hal ini membuat kita kegerahan. Tidak hanya di siang hari, terkadang saat malam tiba udara juga tak kunjung dingin.
Apa yang sebenarnya sedang terjadi? Apa benar ini adalah efek dari musim pancaroba?
Yuk, kita cari tahu jawabannya berdasarkan penjelasan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)!
Apakah kamu merasakan cuaca yang lebih panas dari biasanya beberapa hari ini?
Baca Juga: Omija, Teh Khas Korea yang Rasanya Manis, Asin, Pahit, Asam, dan Pedas! Pernah Coba?
Penyebab Cuaca Terik
Dilansir dari Kompas.com, cuaca terik biasanya terjadi karena suhu udara yang tinggi dan kelembapan udara rendah.
Biasanya kondisi itu terjadi saat langit cerah dan kurangnya awan, sehingga pancaran dari sinar matahari langsung jadi lebih banyak yang diteruskan ke permukaan bumi.
Hal itu sebagaimana yang diungkapkan oleh Bapak Herizal, Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Nah, berkurangnya tutupan awan tersebut terutama sedang terjadi di wilayah Indonesia bagian selatan.
Hal ini disebabkan di sana sedang memasuki masa transisi dari musim hujan ke musim kemarau.
Pantauan BMKG
BMKG ternyata telah memprediksi kondisi cuaca terik yang lebih dari biasanya ini.
Hal itu karena tampak ada pergerakan semu matahari dari posisi di atas khatulistiwa menuju belahan bumi utara.
Nah, transisi pergantian musim ditandai dengan mulai berembusnya angin timuran dari Benua Australia atau monsun Australia, terutama di wilayah bagian selatan Indonesia.
Embusan angin itu bersifat kering dan kurang membawa uap air. Makanya, pertumbuhan awan pun jadi terhambat.
Nah, cuaca terik yang kita rasakan itu karena kombinasi dari sedikitnya tutupan awan, suhu udara yang tinggi, dan kelembapan yang cenderung berkurang.
BMKG memprediksi, pada bulan Maret hingga April, suhu memang akan terus menghangat.
Suhu yang menghangat tersebut akan terjadi di sebagian besar wilayah di Indonesia. Wah, sepertinya kita harus siap-siap menyambut musim panas, nih!
(Penulis: Rahwiku Mahanani)
Baca Juga: Misteri Wabah Menari, Wabah yang Bikin Banyak Orang Menari di Jalanan
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Tinggal klik di https://www.gridstore.id
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR