Bobo.id - Indonesia terdiri dari banyak pulau, suku, dan bahasa.
Hal ini tentunya membuat kebudayaan dari setiap daerah memiliki keunikan dan curi khasnya masing-masing.
Seperti yang dimiliki oleh Kalimantan Selatan, nih.
Ternyata ada tiga hal yang khas dari daerah Kalimantan Selatan, teman-teman.
Yuk, simak tiga hal yang khas dari Kalimantan Selatan!
Baca Juga: Perahu Jong Jadi Salah Satu Budaya Indonesia, Ini Cara Melestarikannya
1. Baju Adat untuk Laki-Laki: Baju Cekak Musang
Baju adat dari Kalimantan Selatan yang dikenakan oleh laki-laki salah satunya terdiri dari baju cekak musang.
Baju cekak musang ini sebenarnya masuk dalam kategori baju kurung.
Baju kurung untuk laki-laki berciri khas baju jatuhnya di bawah bokong, bagian alas leher melebar, dan dilengkapi dengan dua buah saku.
Nah, baju kurung cekak musang ini sebenarnya dipengaruhi oleh baju gamis, biasanya dipakai oleh masyarakat Timur Tengah.
Namun baju gamis biasanya panjang, hampir sampai ke mata kaki.
Sedangkan pada baju cekak musang, baju dipendekkan hingga ke bagian bawah bokong saja.
O iya, baju kurung cekak musang ini disesuaikan dengan baju adat lain dari Kalimantan Selatan, yaitu baju Kurung Teluk Belanga.
Bedanya, bagian leher baju cekak musang lebih tegak.
Selain itu, bagian depan juga tertutup oleh tiga, lima, tujuh, maupun sembilan anak kancing.
Jika dibandingkan dengan baju Kurung Teluk Belangan, baju cekak musang dianggap lebih formal.
Baca Juga: Situs Bersejarah Batu Berak: Ringkasan Materi Belajar dari Rumah di TVRI
Cara mengenakan baju cekak musang ini hampir sama dengan baju Kurung Teluk Belanga, lo.
Baju kurung dimasukkan ke dalam kain samping yang menutupi baju.
Hal ini ternyata kebalikan dengan baju kurung teluk belanga, yaitu baju dikenakan menutupi kain samping.
2. Baju Adat untuk Perempuan: Pokko
Ada beberapa baju adat Kalimantan Selatan yang dapat dikenakan oleh perempuan.
Salah satunya adalah baju adat yang disebut pokko atau poko.
Baju adat poko biasanya dikenakan dalam pakaian adat untuk pengantin, yaitu baju ba'amar galung pancaran matahari.
Baju adat pengantin ini sudah ada sejak abad ke 17, lo, teman-teman!
Baju ba'amar galung pancaran matahari merupakan baju perpaduan budaya Jawa dengan Hindu.
Baca Juga: Ada yang Sudah Digunakan Sejak 3.000 Tahun Lalu, Ini 4 Bahasa Tertua di Dunia
Baju poko adalah baju berlengan pendek yang dipakai sebagai baju atasan untuk busana pengantin perempuan.
Pada baju poko, terdapat juga hiasan manik-manik yang berbentuk rumbai, nih.
Hasilnya, baju poko akan terlihat semakin cantik dengan hiasan tadi.
3. Lagu Ampar-Ampar Pisang
Ampar ampar pisang
Pisangku balum masak
Masak bigi di hurung bari-bari
Masak bigi di hurung bari-bari
Manggalepak manggalepok
Patah kayu bengkok
Bengkok dimakan api, apinya cang curupan
Baca Juga: Tari Lenggang Nyai Diambil dari Cerita Rakyat Nyai Dasimah, Ini Sinopsisnya
Nang mana batis kutung
Dikitipi dawang
Dikitipi dawang
Ampar ampar pisang
Pisangku balum masak
Masak bigi di hurung bari-bari
Masak bigi di hurung bari-bari
Baca Juga: Buka Puasa dengan Kolak? Ternyata Ada Kisah Asal-Usul Kolak Identik jadi Menu Takjil Ramadan
Siapa yang sudah pernah mendengar lagu Ampar-Ampar Pisang dan menyanyikannya?
Ampar-Ampar Pisang adalah lagu daerah yang berasal dari Kalimantan Selatan dan menggunakan bahasa Banjar, teman-teman.
Dalam lagu ini, diceritakan mengenai proses pengolahan pisang.
Pisang dapat diolah dengan cara diamparkan atau dijemur, yang nantinya diolah menjadi makanan khas.
Baca Juga: Selain Kaya akan Rempah-Rempah, Maluku Juga Kaya akan Kebudayaan, Contohnya 3 Tarian ini!
Lagu Ampar-Ampar Pisang yang merupakan lagu anak-anak ini biasanya dinyanyikan sebagai lagu untuk mengiringi permainan.
Itu tadi adalah tiga hal khas dari daerah Kalimantan Selatan. Apakah ada teman-teman yang juga berasal dari Kalimantan Selatan?
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Tinggal klik di https://www.gridstore.id
Cara Bersikap terhadap Barang yang Dipakai, Materi Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR