Bobo.id - Selain Matahari dan Bulan, ternyata bintang yang bersinar saat malam hari juga memancarkan sinar.
Di ruang angkasa, terdapat jutaan bintang yang merupakan bola panas dengan cahaya yang terang.
Dari Bumi, kita bisa melihat bintang dengan warna yang putih dan ada yang memancarkan cahaya dengan redup, tapi ada juga yang terang.
Umumnya kita melihat bintang memancarkan cahaya berwarna putih, teman-teman.
Baca Juga: 5 Fakta Bintang Tsurayya, Bintang yang Banyak Dikaitkan dengan Cerita Legenda
Namun sebenarnya bintang punya warna yang berbeda-beda, seperti merah, agak biru, kuning-putih, ada juga yang berwarna oranye.
Nah, meski di langit ada jutaan bintang yang memancarkan cahaya dengan berbagai warna, kalau kita melihat gambar ruang angkasa, maka ruang angkasa akan selalu terlihat gelap.
Wah, padahal langit sudah dipenuhi oleh bintang yang bersinar, tapi mengapa ruang angkasa tetap gelap, ya?
Penyebab Langit Terlihat Berwarna Biru atau Hitam
Saat siang hari, kita akan melihat langit berwarna biru.
Warna biru yang kita lihat di langit adalah hasil dari cahaya matahari yang menghantam molekul-molekul di atmosfer Bumi dan kemudian menyebar ke segala arah.
Meskipun di Bumi kita melihat langit berwarna biru, namun di ruang angkasa atau antariksa akan tetap terlihat hitam, nih, teman-teman.
Para astronaut yang ada di Stasiun Antariksa Internasional maupun di Bulan akan melihat sekeliling mereka berwarna hitam karena tidak ada molekul atmosfer yang dihantam oleh cahaya matahari.
Hal ini kemudian menyebabkan sekeliling antariksa akan berwarna hitam dan bukannya biru seperti langit yang kita lihat ketika berada di Bumi.
Baca Juga: Apa Jadinya Kalau Bumi Tidak Punya Atmosfer? Cari Tahu Bedanya Atmosfer Bumi dan Planet Lain, yuk!
Alasan Ruang Angkasa Tetap Gelap Meski Ada Banyak Bintang
Pertanyaan ini sudah pernah dijelaskan oleh seorang astronom asal Jerman bernama Heinrich Wilhem Olbers, teman-teman.
Pak Olbers menjelaskan fenomena tersebut pada 1823 dan saat itu penjelasan Pak Olbers disebut sebagai Paradox Olbers.
Nah, Pak Olbers menjelaskan kalau tata surya kita sudah berumur sangat tua, yaitu sekitar 15 miliar tahun.
Baca Juga: Jadi Planet Terbesar di Tata Surya, Inilah Perbandingan Jupiter dengan Bumi
Ini artinya kita hanya bisa melihat objek sejauh jarak cahaya yang bisa ditempuh dalam 15 miliar tahun saja, lo, teman-teman.
Hal ini mengakibatkan cahaya bintang yang lebih jauh dari 15 miliar tahun tidak akan mencapai jarak kita, yang mengakibatkan ruang angkasa tidak terlihat cerah dan justru terlihat gelap.
Jadi meskipun banyak bintang yang terdapat di tata surya kita, kita tidak bisa melihat semua bintang dan antariksa tetap terlihat gelap karena masih banyak bintang yang usianya belum cukup untuk bisa mencapai lokasi kita saat ini.
Padahal antariksa sangat luas, sedangkan bintang yang bersinar di antariksa hanya sedikit, maka seluruh cahaya tadi tidak bisa menerangi seluruh alam semesta atau antariksa.
Selain karena bintang yang usianya belum cukup untuk mencapai jarak kita saat ini, alasan lain yang membuat antariksa terlihat gelap adalah karena gerak cahaya.
Cahaya biasanya akan bergerak lurus ke depan dalam suatu garis. Namun hal ini tidak terjadi kalau cahaya memantul dari sesuatu atau dibengkokkan oleh lensa.
Baca Juga: Ingin Jadi Astronaut NASA? Ketahui Syarat dan Prosesnya Hingga Terpilih Sebagai Astronaut, yuk!
Akibatnya, walaupun ruang angkasa penuh dengan cahaya, tidak ada hal yang membuat cahaya bisa sampai ke mata kita, kecuali saat kita melihat sesuatu yang cerah.
Antariksa juga menjadi terlihat berwarna hitam karena sebagian besar ruang angkasa kosong, sehingga cahaya tidak bisa memantulkan warna ke mata.
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Tinggal klik di https://www.gridstore.id
Tonton video ini juga, yuk!
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR