Bobo.id – Teman-teman pasti tahu di mana letaknya sungai terpanjang kedua di dunia, bukan?
Petunjuknya, sungai terpanjang kedua di dunia ini letaknya di Amerika Selatan dan panjangnya sekitar 6.400 kilometer.
Yap, sungai terpanjang kedua di dunia adalah Sungai Amazon.
Kalau membayangkan sungai Amazon, mungkin ada di antara teman-teman ada yang langsung membayangkan hewan-hewan yang tinggal di sana, ya?
Kalau membicarakan hewan pemangsa atau predator di Sungai Amazon, beberapa yang terkenal misalnya ada anakonda dan juga piranha.
Tapi, teman-teman sudah tahu siapa predator terbesar di Amazon belum, nih?
Predator terbesar di Amazon ini bisa tumbuh sepanjang 16 kaki atau 4,8 meter dan beratnya rata-rata 300 kilogram. Bahkan, ada yang 400 – 500 kilogram.
Kira-kira, ada yang sudah bisa menebak belum, siapa pemangsa Amazon paling besar?
Baca Juga: Ini Perbedaan Ular Piton, Anakonda, dan Boa! Jangan Tertukar, ya!
Pemangsa Terbesar di Sungai Amazon
Pemangasa terbesar di Sungai Amazon adalah black caiman, teman-teman. Ia bukan hanya ditemukan di Sungai Amazon saja, namun di sungai, danau, dan habitat air tawar lainnya di Amerika Selatan.
Black caiman atau caiman hitam merupakan spesies buaya besar yang memiliki nama ilmiah Melanosuchus niger.
Nama Melanosuchus niger berasal dari kata “melas” dari bahasa Yunani yang berarti hitam, kemudian suokhos yang dalam bahasa Yunani artinya buaya, yang mengarah pada “suchus” dalam bahasa Latin.
Sementara “niger” berarti hitam dari bahasa Latin, karena warnanya yang gelap.
Ukuran tubuh black caiman yang besar membuatnya bisa melahap hampir semua makhluk hidup di Sungai Amazon.
Bahkan, bukan hanya jadi pemangsa terbesar di Amazon, black caiman juga merupakan salah satu reptil terbesar di dunia.
Baca Juga: Mengapa Lumba-Lumba Pink Amazon Bisa Berwarna Merah Muda, ya?
Si Pemangsa Malam Hari
Black caiman punya lebih dari 70 gigi yang tajam di sepanjang mulutnya. Gigi-gigi black caiman itu membantunya menangkap mangsa dengan cepat dan kuat.
Tubuhnya yang besar bisa tidak terlihat saat ia sedang berenang, lo. Sebabnya, warna tubuhnya yang berwarna kehitaman itu membantunya berkamuflase di air sungai.
Kamuflase adalah strategi yang dilakukan hewan untuk menyamar, dengan menyesuaikan bentuk, rupa, sikap, atau warna tubuhnya dengan lingkungan sekitar.
Ditambah lagi, ia memiliki penglihatan dan pendengaran yang tajam. Wah, pantas saja ia dikenal sebagai pemangsa yang andal!
O iya, dengan kemampuan mata dan telinga yang hebat, black caiman mahir berburu di malam hari. Yap, mereka adalah pemburu nokturnal!
Tidak Punya Pemangsa, Namun Pernah Hampir Punah
Begitu kuatnya posisi black caiman sebagai pemangsa, ia tidak memiliki predator alami yang membahayakannya.
Di sisi lain, saat black caiman belum menetas dari telur, hidupnya lebih memiliki ancaman, seperti hewan pengerat, burung, rakun, dan hewan lainnya.
Sedangkan, makhluk yang mengancam black caiman dewasa justru manusia yang memburunya.
Baca Juga: Benarkah Buaya Mengeluarkan Air Mata Saat Makan? Cari Tahu Penjelasannya, yuk!
Sampai-sampai, black caiman pernah menjadi salah satu hewan yang hampir punah karena diincar kulitnya.
Namun usaha-usaha konservasi yang dilakukan ilmuwan, masyarakat, dan pemerintah setempat akhirnya berhasil mengembalikan populasi black caiman.
Meski begitu, di beberapa tempat habitat alaminya seperti Colombia dan wilayah Sungai Amazon, black caiman masih jarang terlihat.
Wah, jangan sampai pemangsa hebat ini punah, ya, teman-teman. Sebabnya, kalau predator tingkat satu punah, maka bisa merusak rantai makanan dan akibatnya seluruh ekosistem alam di habitatnya bisa terganggu.
Baca Juga: Selain Apex Predator, Ada Juga Mesopredator, Apa Itu Mesopredator?
Yuk, lihat video ini juga!
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa, dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Caranya melalui: www.gridstore.id/
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Source | : | National Geographic Kids,WCS Ecuador,Crocodilians |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR