Bobo.id - Film apa yang sudah pernah teman-teman tonton, baik di bioskop maupun di televisi?
Ada berbagai jenis film, seperti film animasi, film aksi, atau film keluarga. Nah, berbagai film tadi disebut juga sebagai film fiksi, atau film yang menceritakan sebuah kejadian fiktif atau tidak nyata.
Selain film fiktif, ada juga aliran film yang disebut sebagai film dokumenter.
Kalau film fiktif dibuat dari kejadian yang tidak nyata, maka berbeda dengan film dokumenter, nih, teman-teman.
Film dokumenter dibuat dengan mendokumentasikan atau merekam kejadian maupun peristiwa yang terjadi secara nyata.
Kata dokumenter pertama kali digunakan untuk menuliskan sebuah ulasan film di tahun 1926.
Proses Pembuatan Film Dokumenter
Film dokumenter bisa juga disebut sebagai sebuah usaha untuk menceritakan kembali sebuah kejadian atau realitas dengan menggunakan fakta dan data.
Untuk membuat film dokumenter, diperlukan tiga tahap, teman-teman, yaitu pra-produksi, produksi, dan pascaproduksi.
Dalam tahap pra-produksi sendiri ada tiga tahap, yang pertama adalah ide, yang didapat bukan dari hasil imajinatif, tapi dari fakta yang bisa dilihat serta didengar.
Tahap kedua dalam pra-produksi adalah melakukan riset, yaitu tahapan mengumpulkan data melalui observasi atau penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya. Salah satu cara melakukan penelitian bisa dilakukan dengan wawancara yang mendalam.
Tahap terakhir dalam pra-produksi adalah membuat treatment, yang merupakan bagian penting dalam pembuatan film.
Treatment berisi susunan adegan yang akan disajikan dalam bentuk gambar dan dilengkapi dengan alur cerita yang jelas.
Baca Juga: Merasa Sisi Kiri Wajah Terlihat Lebih Menarik saat Selfie? Ternyata Ada Penjelasan Ilmiahnya
Sutradara akan menggunakan treatment sebagai acuan dalam pengambilan gambar.
Setelah tahap pra-produksi selesai dilakukan, tahap berikutnya adalah produksi, di mana pengambilan gambar dilakukan sambil melakukan wawancara.
Wawancara penting dilakukan, karena wawancara adalah inti dari sebuah film dokumenter. Nah, di tahap ini kita harus bisa menggali sebanyak mungkin informasi dari narasumber.
O iya, usahakan pertanyaan dalam wawancara berbentuk memancing, agar kita bisa membuat sang narasumber seperti bercerita.
Baca Juga: Orang yang Lahir di Bulan September Biasanya Punya 8 Karakteristik Ini, Cocok dengan Kepribadianmu?
Tahap terakhir dalam pembuatan film dokumenter adalah pascaproduksi, dengan beberapa orang terlibat di dalamnya, yaitu editor, narator, penulis narasi, penata suara, dan ilustrator musik.
Pertama, dilakukan editing offline, yaitu pemilihan dan penyusunan gambar sesuai dengan naskah editing.
Sedangkan editing online dilakukan untuk memperhalus hasil dari editing offline, dengan memperhitungkan durasi, mengatur dialog, musik, dan dilanjutkan ke proses mixing.
Baca Juga: Alasan Kita Tak Boleh Berbohong, Simak Penjelasannya dari Buku Cerita: Kuri dan Monti di Video Ini
Mengapa Film Dokumenter Harus Dibuat Sesuai dengan Fakta atau Realita?
Kalau teman-teman sudah memahami berbagai tahapan untuk membuat film dokumenter, ada hal yang perlu diingat, nih.
Yaitu film dokumenter harus dibuat sesuai dengan fakta atau realita yang ada.
Mengapa hal ini harus dilakukan, ya?
Kamu tentu masih ingat apa itu film dokumenter, bukan? Tujuan dari pembuatan film dokumenter adalah untuk menceritakan kembali sebuah kejadian yang ada.
Baca Juga: Benarkah Jahe Bisa Meredakan Asam Lambung? Ketahui yang Harus Diperhatikan saat Mengonsumsi Jahe
Untuk menceritakan kembali kejadian yang ada atau yang pernah terjadi, maka naskah film dokumenter tidak bisa dibuat dari ide imajinatif.
Naskah atau skenario harus dibuat dari wawancara yang sudah dilakukan dengan narasumber yang ada. Bahkan agar mendapatkan data yang sesuai, pengambilan gambar dilakukan sembari melakukan wawancara.
Hal ini dilakukan agar film dokumenter bisa menyajikan fakta atau realitas sesuai dengan apa yang terjadi, menggunakan fakta dan data.
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa, dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Caranya melalui: www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR