Bobo.id - Siapa di antara teman-teman yang masih suka malas menggosok gigi?
Malas gosok gigi bukan hanya membuat gigi dan mulut kita kotor, tapi juga berisiko menyebabkan beberapa penyakit.
Bahkan, beberapa gangguan kesehatan di bagian tubuh selain gigi dan mulut juga bisa dialami jika malas menggosok gigi.
Coba cari tahu apa saja penyakit dan kondisi tubuh yang bisa disebabkan oleh kebiasaan malas menggosok gigi, yuk!
Mengapa Kita Harus Rajin Menggosok Gigi?
Menggosok gigi membantu membersihkan sisa makanan dan minuman yang mungkin menempel di gigi kita.
Sisa makanan seperti protein dan gula yang ada di gigi dan mulut akan disantap oleh bakteri-bakteri yang ada di mulut.
Setelah memakan protein dan gula yang tersisa dari makanan kita, bakteri itu akan mengeluarkan zat yang menjadi plak di gigi.
Kalau kita menggosok gigi, kita bukan hanya mengangkat sisa makanan, tapi juga mengangkat plak dari bakteri itu.
Nah, kalau kita tidak menggosok gigi, plak itu bisa menumpuk dan menyebabkan berbagai permasalahan di tubuh.
Apa Saja Gangguan Kesehatan yang Bisa Disebabkan oleh Kebiasaan Malas Menggosok Gigi?
Selain membuat bau mulut dan berisiko membuat gigi mudah berlubang, ada beberapa kondisi lain yang bisa terjadi kalau kita malas menggosok gigi, nih.
1. Peradangan Gusi
Peradangan pada gusi juga disebut dengan gingivitis, di mana gusi mengalami iritasi dan bisa berdarah.
Gingivitis ini disebabkan oleh menumpuknya lapisan plak atau bakteri di sela gigi.
Peradangan pada gusi itu akan memicu sistem imun bekerja.
Hanya saja, saat sistem imun membantu melawan bakteri di gusi, maka sel, jaringan, dan tulang di sekitarnya bisa rusak.
2. Infeksi Gusi
Dampak kerusakan sel, jaringan, dan tulang di sekitar gusi itu bisa terasa beberapa bulan ataupun beberapa tahun setelahnya, yaitu infeksi gusi.
Infeksi gusi juga disebut periodontitis. Infeksi gusi merusak gigi, jaringan lunak, dan tulang penyangga gigi.
Jika jaringan dan tulang mati karena rusak, maka tidak ada penyangga struktur gigi. Akibatnya, gusi bisa berjarak dengan gigi dan menyebabkan adanya rongga.
Rongga itu jadi bisa membuat ruang untuk bakteri-bakteri lain, menyebabkan infeksi makin parah, dan gigi bisa terlepas.
Yang berbahaya, bakteri dari gigi dan mulut itu bisa masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan gangguan pada bagian tubuh lain.
3. Penyakit Ginjal
Penyakit infeksi gusi ternyata berhubungan dengan ginjal.
Penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengalami infeksi gusi lebih berisiko mengalami penyakit ginjal kronis jika dibandingkan dengan orang yang gusinya sehat.
4. Demensia
Demensia adalah kondisi gangguan pada fungsi otak, yang dialami orang berusia lanjut.
Penelitian menunjukkan bahwa orang yang tidak rajin menyikat gigi lebih berisiko mengalami dimensia.
5. Pneumonia
Kebiasaan menggosok gigi dan menjaga kebersihan mulut juga bisa mencegah kita dari penyakit pernapasan, seperti pneumonia.
Pneumonia adalah peradangan paru-paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, ataupun jamur.
Ternyata, selalu menjaga kebersihan mulut dari bakteri bisa membantu mencegah kita menghirup bakteri penyebab pneumonia untuk sampai ke paru-paru.
Selain itu, malas menggosok gigi juga meningkatkan risiko pada beberapa jenis kanker, seperti kanker mulut, esofagus, lambung, dan pankreas.
Ternyata banyak, ya, penyakit dan gangguan kesehatan yang bisa terjadi kalau kita malas menggosok gigi?
Oleh karena itu, mulai sekarang jangan malas menggosok gigi, ya, teman-teman!
Baca Juga: Sudah Menyikat Gigi dengan Baik dan Benar? Periksa Lagi 5 Kesalahan Menyikat Gigi Ini
Yuk, lihat video ini juga!
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa, dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Caranya melalui: www.gridstore.id/
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | Kompas.com,Health,Science Insider |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR