Bobo.id - Keseimbangan ekosistem bisa rusak akibat ulah manusia dalam memanfaatkan alam. Apa saja kegiatan manusia yang bisa merusak ekosistem?
Pada rantai makanan, makhluk hidup akan saling membutuhkan.
Contohnya, padi-tikus-ular-elang. Apabila salah satu komponen itu punah, rantai makanan akan tidak seimbang dan rusak.
Rusaknya rantai makanan akan mengganggu keseimbangan ekosistem di alam.
Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara komponen hidup dan tak hidup. Komponen hidup meliputi produsen, konsumen, dan pengurai.
Sementara itu, komponen tak hidup berupa benda-benda tak hidup.
Ekosistem dikatakan seimbang jika komposisi komponennya seimbang.
Apabila salah satu tidak ada, keseimbangan ekosistem akan terganggu.
Kegiatan Manusia yang Bisa Mengganggu Ekosistem
Gangguan ekosistem dapat disebabkan oleh faktor alami dan kegiatan manusia. Faktor alami dapat berupa bencana alam.
Misalnya, gunung meletus, badai, dan kemarau panjang. Lalu, apa saja kegiatan manusia yang dapat mengganggu ekosistem?
1. Penggunaan Bahan Kimia secara Berlebihan
Manusia menggunakan bahan kimia untuk berbagai keperluan.
Salah satu contohnya penggunaan detergen. Detergen digunakan sebagai bahan pembersih. Bahan ini menghasilkan busa yang dapat mencemari lingkungan.
Jika busa detergen dialirkan ke perairan, busa itu akan menutupi permukaan perairan. Akibatnya, sinar matahari tidak dapat menembus ke dalam perairan.
Proses fotosintesis tumbuhan air menjadi terganggu. Tumbuhan jadi kekurangan makanan dan layu.
Matinya tumbuhan air memicu persediaan oksigen semakin berkurang.
Hewan air kekurangan oksigen dan ikut mati juga. Keadaan seperti ini menyebabkan keseimbangan ekosistem terganggu.
Baca Juga: Cari Tahu Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan di Video Ini!
Contoh lainnya adalah penggunaan pestisida. Manusia menggunakan pestisida untuk memberantas hama tanaman.
Akan tetapi, penggunaan pestisida secara berlebihan dapat berdampak negatif. Pestisida dapat membunuh hewan lain yang menguntungkan.
2. Penebangan Pohon Secara Liar
Manusia melakukan penebangan dan pembakaran hutan secara liar. Mereka melakukannya untuk membuka lahan atau mengambil kayu.
Kegiatan tersebut tentu saja mengakibatkan hutan menjadi gundul.
Beberapa jenis tumbuhan menjadi punah. Hewan yang bergantung pada tumbuhan itu juga ikut kehilangan tempat tinggal.
Mereka pun mengungsi untuk mendapatkan tempat tinggal baru. Hewan yang tidak dapat beradaptasi akan mati.
Hutan yang gundul tidak dapat menyimpan air. Akibatnya, bencana alam seperti banjir bandang dan tanah longsor mudah terjadi.
Bencana alam menyebabkan ekosistem hutan terganggu.
Baca Juga: Hiu Dianggap Sebagai Binatang Buas, Apa Jadinya Kalau Tidak Ada Hiu? #AkuBacaAkuTahu
3. Perpindahan Penduduk
Perpindahan penduduk mengakibatkan daerah yang didatangi menjadi padat. Contohnya, perpindahan penduduk dari desa ke kota. Semakin padat jumlah penduduk, semakin luas lahan perumahan yang dibutuhkan.
Kepadatan penduduk bisa menyebabkan pencemaran lingkungan. Akibatnya, keseimbangan ekosistem menjadi terganggu.
Baca Juga: Wah! Seorang Anak Berusia 6 Tahun Membuat Patung Koala untuk Membantu Kebakaran Australia, Gemas!
------
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di www.gridstore.id/
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | Forest Green Rovers |
Penulis | : | Jonathan Alfrendi |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR