Bobo.id – Teman-teman kita di Amerika Serikat menggunakan Fahrenheit sebagai satuan pengukur suhu dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan kita di Indonesia lebih sering menggunakan satuan Celsius. Mengapa begitu, ya?
Baca Juga: Cara Mengukur Suhu Tubuh yang Benar dengan Berbagai Jenis Termometer, Sudahkah Kamu Melakukannya?
Skala Fahrenheit
Skala Fahrenheit ditemukan oleh Daniel Gabriel Fahrenheit pada awal tahun 1700-an.
Ilmuwan Jerman itu merancang alat pengukur suhu dengan menggunakan alkohol dan merkuri.
Pengukuran itu menetapkan air beku pada suhu 32 oF dan mendidih pada suhu 212 oF. Sedangkan suhu tubuh manusia 96 oF.
Pada tahun 1724, Daniel Fahrenheit membawa ide pengukuran suhu itu ke Royal Society of London di Inggris.
Skala pengukuran suhu tersebut kemudian diterima secara luas di Inggris pada saat itu.
Baca Juga: Siapakah Penemu Termometer yang Sekarang Ini Sering Kita Gunakan?
Digunakan di Koloni Inggris
Pada tahun 1700-an awal, wilayah yang sekarang kita kenal sebagai Amerika Serikat adalah koloni Inggris.
Banyak pengetahuan dan tata cara kehidupan dari Inggris yang digunakan di Amerika, termasuk skala pengukuran suhunya.
Skala pengukuran suhu Fahrenheit itu digunakan secara luas di wilayah koloni Inggris tersebut.
Skala Fahrenheit masih terus digunakan setelah negara Amerika Serikat terbentuk.
Baca Juga: Mengapa Termometer Diisi dengan Air Raksa untuk Mengukur Suhu? #AkuBacaAkuTahu
Fahrenheit dan Celsius
Selain skala Fahrenheit, pengukuran suhu ketika itu juga menggunakan skala Celsius.
Skala Celsius yang ditemukan oleh Anders Celsius pada tahun 1742 itu sebenarnya lebih mudah diingat dan lebih sederhana.
Skala ini menggunakan 100 bagian dengan angka 0 menunjukkan air membeku dan titik 100 menunjukkan air mendidih.
Skala ini diterima dengan luas di Eropa dan menjadi dasar penghitungan sistem metrik.
Baca Juga: Tanpa Termometer, Suhu Bisa Diketahui dari Derik Jangkrik, Bagaimana Caranya?
Memilih Menggunakan Fahrenheit
Dari survei yang diadakan di Amerika Serikat, kebanyakan orang memilih menggunakan skala Fahrenheit.
Skala itu membagi titik beku dan titik didih menjadi 180 bagian.
Pengukuran itu dianggap lebih dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya.
Selain itu, banyak pula orang-orang yang sudah terbiasa menggunakan skala Fahrenheit dalam kehidupan sehari-hari.
Laporan prakiraan cuaca pun akhirnya dibuat dalam skala Fahrenheit supaya dapat lebih dimengerti oleh masyarakat.
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Penulis | : | Sylvana Toemon |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR