Bobo.id - Pernahkah teman-teman mendengar tentang fenomena La Nina?
Bersumber dari NOAA, La Nina merupakan salah satu fenomena pola iklim yang terjadi di Samudra Pasifik, dan memengaruhi cuaca di seluruh dunia.
Saat terjadi fenomena La Nina angin pasat berembus lebih kencang dari biasanya, sehingga mendorong lebih banyak air hangat ke wilayah Asia.
Angin pasat adalah angin yang berembus dari sebelah selatan atau utara ke arah khatulistiwa, kemudian kembali lagi.
Fenomena La Nina bisa terjadi setiap dua hingga tujuh tahun sekali, namun waktunya tidak tentu. Saat terjadi, La Nina bisa berlangsung sekitar sembilan hingga 12 bulan.
Pada Oktober 2020, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa sedang ada perkembangan La Nina.
Fenomena La Nina juga bisa memberikan dampak pada cuaca di Indonesia, teman-teman. Salah satunya pada musim kemarau tahun 2021.
Seperti apa dampaknya, ya?
Dampak La Nina pada Musim Kemarau 2021 di Indonesia
Bersumber dari Kompas.com, fenomena La Nina diperkirakan berpengaruh dalam meningkatkan curah hujan hingga 40 persen saat musim hujan 2020-2021 dan berpeluang menyebabkan musim kemarau basah.
Artinya, musim kemarau 2021 diperkirakan tidak sekering musim kemarau biasanya.
Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Bapak Herizal menjelaskan bahwa La Nina diperkirakan masih akan berlangsung setidaknya hingga Mei 2021.
Baca Juga: Diare Hingga Malaria, Waspadai Berbagai Penyakit Ini di Musim Hujan, Bukan Hanya Pilek
Beliau juga menjelaskan bahwa diprakirakan, pada bulan Maret - April 2021, curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia masih berpotensi menengah hingga tinggi.
Kemudian, sebagian wilayah Papua dan sebagian Sulawesi berpotensi mendpatkan curah hujan yang tinggi.
Bapak Herizal juga menjelaskan bahwa curah hujan rendah hingga menengah juga berpotensi terjadi pada musim pancaroba atau peralihan musim hujan ke musim hujan.
Musim pancaroba ini dimulai pada bulan Mei.
Diprakirakan, wilayah Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Lampung, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi Selatan, dan Papua, akan mendapatkan curah hujan menengah - rendah sekitar bulan Juni - Agustus 2021.
Namun, saat bulan September, wilayah Indonesia diprakirakan memasuki musim kemarau.
Bersumber dari artikel Kompas.com pada Januari 2021, Kepala BMKG, Ibu Dwikorita Karnawati menjelaskan bahwa La Nina terakhir pada 2010 juga membuat Indonesia memiliki curah hujan yang berlebih.
Manfaat dan Yang Perlu Diwaspadai dari Kemarau Basah
BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada akan adanya potensi banjir dari hujan yang turun pada bulan Maret - April 2021.
Di sisi lain, hujan yang turun pada bulan Maret - April 2021 juga bisa dimanfaatkan untuk mengisi waduk, bendungan, dan embung, sebagai cadangan air untuk menghadapi musim kemarau.
(Penulis: Ellyvon Pranita, Avisena Ashari)
----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di www.gridstore.id/
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Source | : | Kompas.com,NOAA |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR