2. Gunung Meletus
Gunung berapi yang meletus mengeluarkan material debu dan lahar dingin.
Jika material-material itu tertumpuk terlalu banyak dan terlalu berat, maka tanah atau lereng tidak mampu menopangnya.
Dengan begitu, terjadilah tanah longsor.
Batuan endapan dari gunung berapi yang ada di lereng gunung juga rentan longsor, teman-teman.
Batuan di lereng ini lapuk atau tidak kuah sehingga mudah hancur menjadi tanah dan memicu longsor.
3. Tingginya Curah Hujan
Ini adalah penyebab tanah longsor yang paling sering terjadi. Ketika curah hujan tinggi, maka hujan yang turun akan lebih banyak.
Saat musim kemarau panjang, tanah kering dan membentuk rongga sehingga terjadi keretakan. Nah, saat hujan datang, hujan akan mengisi bagian rongga yang retak.
Air hujan yang memenuhi rongga tanah pun menyebabkan tanah bergeser.
Jika aliran hujan turun secara terus-menerus, maka tanah atau lereng tidak dapat menahan aliran air dan terpaan air hujan.
Jika sudah begitu, lama-kelamaan tanah akan longsor. Tanah yang rawan longsor adalah tanah yang permukaannya miring, seperti lereng gunung.
Source | : | KOMPAS.com |
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR