3. Tari Cendrawasih
Tarian lainnya yang dibawakan secara berpasangan adalah Tari Cendrawasih dari Bali.
Berbeda dengan tarian berpasangan lainnya yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan, Tari Cendrawasih dibawakan oleh dua orang penari perempuan.
Tari Cendrawasih terinspirasi dari burung cendrawasih yang terkenal suka menari dan menyanyi saat mencari pasangan.
Tari Cendrawasih diciptakan oleh I Gede Manik dan pertama kalinya ditampilkan tahun 1956 di Kabupaten Buleleng, Bali.
Namun saat ini Tari Cendrawasih sudah banyak diaransemen atau diperbarui oleh koreografer lainnya.
4. Tari Wutukala
Tari Wutukala merupakan tarian daerah dari Suku Moy di Papua Barat, yang menggambarkan kegiatan berburu ikan yang dilakukan oleh masyarakat setempat.
Tarian ini dapat dilakukan baik berpasangan antara perempuan dan laki-laki, maupun secara berkelompok.
Di Papua Barat, Tari Wutukala adalah tarian yang cukup terkenal. Hal ini disebabkan karena masyarakat Suku Moy yang berada di Sorong, Papua Barat memiliki profesi sebagai nelayan maupun pemburu ikan.
Gerakan pada Tari Wutukala ini terinspirasi dari inovasi atau perkembangan para nelayan saat menangkap ikan.
Dulunya, masyarakat Suku Moy menangkap ikan menggunakan tombak. Namun karena semakin sulit mencari ikan menggunakan tombak, para nelayan melakukan inovasi.
Masyarakat Suku Moy kemudian menggunakan bubuk akar tuba untuk mencari ikan, karena bubuk akar tuba memiliki sejenis racun ringan yang bisa membuat ikan menjadi pusing dan mudah ditangkap.
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR