Bobo.id - Apakah kamu tahu kalau Indonesia menganut prinsip politik luar negeri bebas dan aktif?
Yap, sejak 2 September 1948, Pemerintah Indonesia mengambil haluan bebas aktif untuk politik luar negerinya.
Politik yang bebas diartikan bahwa bangsa Indonesia bebas menentukan dan berhubungan dengan negara mana pun.
Kita tidak membatasi hubungan dengan bangsa-bangsa Eropa saja atau dengan bangsa Timur saja, tapi berhubungan dengan semua bangsa di dunia.
Aktif artinya bahwa bangsa Indonesia turut aktif dalam menciptakan perdamaian dunia.
Lalu apa saja bentuk partisipasi atau perwujudan Indonesia dalam politik luar negeri bebas dan aktif?
Yuk, simak di sini!
Baca Juga: Bentuk Kerja Sama ASEAN: Politik dan Keamanan, Ekonomi, Serta Sosial dan Budaya
1. Menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung
Sebagai bangsa yang pernah merasakan betapa pahitnya hidup dalam penjajahan, bangsa Indonesia memprakarsai diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika bersama dengan negara India, Pakistan, Birma, dan Sri Lanka.
Persiapan untuk menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika dilakukan di Colombo (Sri Lanka) pada tanggal 28 April - 2 Mei 1954 dan di Bogor (Indonesia) pada tanggal 29 Desember 1954.
Dalam persiapan itu disepakati bahwa Konferensi Asia Afrika (KAA) akan dilaksanakan di Bandung (Indonesia) pada tanggal 18 - 24 April 1955.
Setelah disepakati, maka pada tanggal 18 sampai dengan 24 April 1955 di Kota Bandung (Jawa Barat) diselenggarakan Konferensi Asia Afrika, tepatnya di Jalan Asia Afrika.
Konferensi yang diselenggarakan di Bandung itu menghasilkan 10 prinsip yang dikenal dengan nama Dasa Sila Bandung. Konferensi Asia Afrika ini dihadiri oleh 29 negara Asia dan Afrika.
2. Mendirikan Gerakan Non Blok
Seusai Perang Dunia II, negara-negara di dunia terbagi ke dalam dua blok, yaitu Blok Barat Blok Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan Blok Timur Blok yang dipimpin oleh Uni Soviet (sekarang terpecah jadi 15 negara).
Adanya dua kekuatan ini menyebabkan terjadinya Perang Dingin (Cold War) di antara kedua blok itu.
Akibatnya, suhu politik dunia menjadi memanas dan penuh dengan ketegangan-ketegangan.
Guna mengatasi ketegangan antara Blok Barat dan Blok Timur yang terus bersitegang, bangsa Indonesia memprakarsai didirikannya Gerakan Non-Blok (Non Aligned).
Baca Juga: Wah, Penjelajahan Antariksa Ternyata adalah Dampak Perang Dingin, lo
Negara-negara pemrakarsa Non-Blok ialah:
a) Afghanistan
b) India
c) Indonesia
d) Republik Arab Persatuan (Mesir)
e) Yugoslavia.
Gerakan Non Blok ini dibentuk atas dasar Dasa Sila Bandung (hasil Konferensi Asia Afrika di Bandung).
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pertama Non Blok diadakan di Beograd/ Belgrado (Yugoslavia) dari tanggal 1 - 6 September 1961 atas undangan dari Presiden Yosef Broz Tito (Yugoslavia), Abdul Nasser (Mesir), dan Sukarno (Indonesia).
KTT ini dihadiri oleh 25 negara dari Asia-Afrika, Amerika Latin, dan Eropa.
Konferensi ini dimaksudkan untuk meredakan ketegangan dunia dan menunjukkan kepada dunia bahwa masih ada pihak ketiga yang berada di luar kedua blok yang sedang bertentangan itu.
3. Mengirimkan Misi Garuda (MISIRIGA)
Politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif menyatakan, bahwa bangsa Indonesia akan senantiasa aktif dalam upaya menciptakan perdamaian dunia.
Untuk mewujudkan misi ini, maka Indonesia mengirimkan misi perdamaian dunia dengan nama Pasukan Garuda.
Pasukan ini diperbantukan untuk PBB dalam usaha turut mendamaikan daerah-daerah yang sedang bersengketa.
Pada bulan Januari 1957 dikirimlah Pasukan Garuda I ke Timur Tengah di bawah komando Kolonel Hartoyo, yang kemudian diganti oleh Letnan Kolonel Suadi.
Pada tahun 1960, di Kongo terjadi perang saudara. Untuk mendamaikan situasi di Kongo ini, Indonesia mengirimkan Pasukan Garuda II di bawah pimpinan Kolonel Prijatna, sedangkan sebagai komandan batalion adalah Letkol Solichin Gautama Purwanegara.
Baca Juga: Materi Kelas 6 Tema 7: Contoh Peran Indonesia dalam Kerja Sama ASEAN di Bidang Sosial dan Budaya
Selanjutnya Misi Garuda III dikirim ke Kongo dipimpin oleh Brigjen Kemal Idris.
Dalam setiap sengketa internasional yang menerjunkan PBB, Indonesia selalu siap sedia menjadi petugas misi perdamaian PBB melalui Pasukan Garuda.
Keikutsertaan Indonesia dalam Misi Perdamaian ini tergabung dalam Pasukan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK-PBB).
Dalam pengiriman misi perdamaian ini, tentara dari Indonesia mendapat sambutan baik dari negara yang menerima.
Hal ini karena tentara kita mengembangkan sikap bersahabat dan cinta damai.
Sampai saat ini, bangsa Indonesia telah puluhan kali terlibat dalam misi perdamaian dunia di bawah bendera Perserikan Bangsa-Bangsa (PBB).
4. Menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau United Nations Organization (UNO)
Dalam rangka mewujudkan perdamaian dunia, bangsa Indonesia ikut aktif menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tanggal 28 September 1950 dengan nomor anggota ke-60.
Pada masa Orde Lama (Demokrasi Terpimpin), Indonesia pernah menyatakan keluar dari keanggotaan PBB, yakni pada tanggal 7 Januari 1965.
Pada saat itu, politik luar negeri Indonesia sedang condong ke Uni Soviet.
Akan tetapi, setelah zaman orde baru, Indonesia kembali menjadi anggota PBB pada tanggal 28 September 1966 dan tetap pada urutan ke-60, karena oleh PBB Indonesia masih belum dicoret dari keanggotaan.
5. Mendirikan ASEAN
Sebagai perwujudan dari politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif, pada tanggal 8 Agustus 1967, Indonesia dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya mendirikan organisasi yang diberi nama ASEAN (Association of The South East Asian Nations).
Organisasi ini dibentuk untuk memakmurkan negara-negara di Asia Tenggara melalui kerjasama di bidang politik dan keamanan, ekonomi, sosial dan budaya, serta pendidikan.
6. Menjalin Kerja Sama dengan Negara-negara di Dunia
Politik luar negeri yang bebas dan aktif memberikan kesempatan kepada bangsa Indonesia untuk melakukan hubungan dengan negara-negara lain di dunia.
Itulah sebabnya, bangsa Indonesia juga menjalin hubungan kerja sama dengan negara-negara di dunia, baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan ilmu pengetahuan, tanpa membatasi diri dengan negara-negara blok barat saja atau blok timur saja.
Baca Juga: Cari Jawaban Soal Kelas 6 Tema 7 Subtema 1: Apa Produk yang Diimpor Tiap Negara ASEAN?
Sebagai perwujudannya, bangsa kita menjadi anggota organisasi internasional.
Dalam organisasi internasional, Indonesia juga bekerja sama dalam OPEC atau Organization of Petroleum Exporting Countries (Negara-negara pengekspor minyak), Organisasi Konferensi Islam (OKI), dan APEC atau Asia Pacific Economic Cooperation (Kerjasama Ekonomi Negara-negara Asia Pasifik), dan organisasi internasional lainnya.
Sumber: Aku Warga Negara Indonesia 6 : Untuk SD/MI Kelas V, Ika Kartika Sari, Elly Malihah Setiadi, tahun 2009.
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di https://www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Menuju Dua Dekade, National Geographic Indonesia Gelar Pameran Foto Sudut Pandang Baru Peluang Bumi
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR