Bobo.id - Saat ini pancasila menganut ideologi terbuka. Padahal sebelumnya, pancasila merupakan ideologi tertutup di masa pemerintahan orde lama dan orde baru.
Sebenarnya faktor apa yang mendorong pancasila sebagai ideologi terbuka?
Sebelum mengetahui jawabannya, kita ketahui terlebih dahulu apa perbedaan ideologi terbuka dan ideologi tertutup, yuk!
Ideologi terbuka adalah ideologi yang tidak dimutlakan. Ideologi ini terlahir dari hasil kesepakatan masyarakat. Karena itu biasanya ideologi ini menjunjung tinggi toleransi dan kebebasan.
Sedangkan ideologi tertutup adalah ideologi yang dimutlakan (bersifat mutlak). Hal ini artinya ideologi bersifat memaksakan.
Berikut ini adalah faktor yang mendorong pancasila sebagai ideologi terbuka. Yuk, simak!
Baca Juga: Contoh Penerapan Sila ke-1 Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari
Faktor yang Mendorong Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
Ada beberapa faktor atau gagasan yang mendorong Pancasila sebagai ideologi terbuka, yaitu:
- Perkembangan Masyarakat yang Pesat
Bisa dilihat saat ini kita bisa mendapatkan informasi dengan mudah, meski itu berasal dari berbagai negara di dunia.
Karena itulah perkembangan masyarakat sangatlah pesat. Karena faktor inilah, pancasila diharapkan bisa terbuka dan menerima hal-hal baik yang tentunya juga sesuai dengan nilai-nilai yang di anut.
Baca Juga: Kenapa Tanggal 1 Juni Kita Memperingati Hari Lahir Pancasila
- Pembangunan Nasional Berkembang Pesat
Karena masyarakatnya sudah berkembang, maka pembangunan nasional pun itu berkembang dengan cepat.
Tentunya pancasila di sini dituntut untuk menjadi dasar negara yang tidak kaku dan tidak memaksakan.
Sehingga dijadikanlah pancasila sebagai ideologi terbuka.
Baca Juga: Contoh Penerapan Sila ke-2 Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari
Pengertian Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
Maksud dari pancasila sebagai ideologi terbuka adalah pancasila tidak perlu untuk mengubah nilai-nilai dasarnya untuk mengikuti perkembangan zaman.
Jadi, nilai-nilai dasar pancasila dapat dikembangkan sesuai dengan perkembangan kehidupan bangsa Indonesia dan perkembangan zaman.
Hal ini tentunya juga harus disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat yang ada di dalamnya.
Nilai-Nilai Pancasila sebagai Ideologi Terbuka
Untuk menjadi ideologi terbuka, pancasila harus mencakup dalam tiga hal berikut ini.
1. Nilai Dasar
merupakan sebuah nilai yang mendasar yang biasanya tetap dan tidak berubah dan ini terdapat dalam isi kelima sila dalam Pancasila.
Baca Juga: Contoh Penerapan Sila ke-3 Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari
2. Nilai Instrumen
Ini adalah nilai dasar yang dijelaskan secara lebih luas seperti dalam UUD 1945 dan undang-undang lainnya.
Tujuannya agar masyarakat lebih memahami maksud dan tujuan dari nilai dasar.
3. Nilai Praktis
Maksudnya adalah nilai-nilai yang dilaksanakan di kehidupan sehari-hari, baik di masyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Contoh nilai praktis, seperti mengormati, gotong royong, dan kerukunan.
Dimensi Pancasila sebagai Ideologi Terbuka
Sebagai ideologi terbuka, pancasila memiliki tiga dimensi penting, yaitu:
1. Dimensi Realitas
Nilai mendasar yang mencerminkan realita kehidupan masyarakat. Kemampuan ideologi untuk menyesuaikan nilai-nilai hidup dan berkembang dalam masyarakat.
Baca Juga: Contoh Penerapan Sila ke-4 Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari
2. Dimensi Idealisme
Suatu ideologi yang ada dalam nilai dasar harus mampu memberikan harapan serta cita-cita pada masyarakat untuk sebuah kehidupan yang lebih baik.
3. Dimensi Pendukung
Dimensi ini bermaskud agar pancasila bisa mencerminkan atau menggambarkan kemampuan suatu ideologi untuk memengaruhi dan menyesuaikan dengan perkembangan masyarakat.
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di https://www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Menuju Dua Dekade, National Geographic Indonesia Gelar Pameran Foto Sudut Pandang Baru Peluang Bumi
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR