Bobo.id - Pada hari Rabu, 26 Mei 2021 esok, kita bisa melihat fenomena langit berupa gerhana bulan total, teman-teman.
Namun fenomena gerhana bulan total yang akan terjadi pada esok hari ini unik dan berbeda dari gerhana bulan total pernah terjadi.
Pertama, gerhana bulan total kali ini berwarna merah, sehingga disebut sebagai gerhana bulan total merah super atau super blood moon.
Kedua, super blood moon ini adalah peristiwa yang langka, karena terjadi bersamaan dengan Hari Raya Waisak.
Baca Juga: Terjadi pada 26 Mei 2021, Gerhana Bulan Total Merah Super yang Langka Bisa Disaksikan dari Indonesia
Ternyata, super blood moon yang terjadi bersamaan dengan Hari Raya Waisak ini hanya terjadi setiap 195 tahun sekali, lo.
Apakah teman-teman tahu apa yang menyebabkan gerhana bulan total kali ini akan berwarna merah?
Yuk, cari tahu jawabannya berikut ini!
Bagaimana Gerhana Bulan Total Terjadi?
Sebelum mengetahui mengapa gerhana bulan total yang terjadi pada 26 Mei mendatang ini berwarna merah, ketahui dulu mengenai proses terjadinya gerhana bulan total, yuk!
Gerhana bulan terjadi akibat proses rotasi dan evolusi Bumi.
Ketika terjadi gerhana bulan, maka Matahari, Bumi, dan Bulan berada pada satu garis yang lurus dan sejajar.
Gerhana bulan total terjadi saat posisi Bulan berada tepat di dalam bayangan Bumi.
Baca Juga: Ternyata Ada Jutaan Meteor di Langit, Inilah Berbagai Fakta Unik Meteor
Saat gerhana bulan total terjadi, maka posisi Matahari, Bumi, dan Bulan akan berada sejajar pada garis lurus.
Nah, pada gerhana bulan total yang akan terjadi 26 Mei mendatang, gerhana bulan yang terjadi akan tampak lebih besar.
Penyebab Gerhana Bulan Total Berwarna Merah
Saat gerhana bulan total terjadi, maka Bulan bergerak ke arah umbra Bumi, atau bagian tengah bayangan yang yang gelap dari Bumi.
Akibatnya, semua sinar Matahari yang menerangi permukaan Bulan jadi terhalang dan Bumi menjadi tidak mendapatkan cahaya.
Namun masih ada sinar Matahari yang mencapai permukaan Bulan secara tidak langsung, yaitu melalui atmosfer Bumi.
Hal ini menyebabkan Bulan jadi terlihat berwarna kemerahan, kuning, atau oranye.
Ketika sinar Matahari melewati atmosfer, maka beberapa warna dalam spektrum cahaya yang menuju spektrum cahaya ungu kemudian disaring oleh sebuah fenomena yang bernama hamburan Rayleigh.
Nah, fenomena ini memiliki cara dan efek yang sama sehingga menyebabkan Matahari yang terbit dan terbenam terlihat berwarna berbeda-beda.
Baca Juga: Tidak Sengaja Ditemukan Karena Jaraknya Sangat Jauh, Ini Fakta Unik Planet Neptunus
Panjang gelombang warna merah adalah yang paling sedikit dipengaruhi oleh efek ini, teman-teman.
Akibatnya, cahaya yang mencapai permukaan Bulan jadi terlihat berwarna kemerahan.
Fenomena inilah yang kemudian disebut sebagai gerhana bulan total merah super atau super blood moon.
Bagi teman-teman yang ingin menyaksikan fenomena super blood moon, kita bisa menyaksikannya di seluruh bagian Indonesia pada Rabu, 26 Mei 2021 besok tanpa harus menggunakan alat khusus, lo!
Tonton video ini juga, yuk!
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Source | : | timeanddate.com,space.com |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR