Bobo.id - Fenomena langit Gerhana Matahari Cincin akan muncul di Bumi pada Kamis, 10 Juni 2021 mendatang.
Gerhana matahari cincin adalah sebuah fenomena yang terjadi saat diameter sudut Bulan lebih kecil daripada Matahari.
Hal ini menyebabkan hanya sebagian cahaya matahari yang tertutupi oleh Bulan. Inilah mengapa Matahari akan terlihat seperti cincin.
Tahun ini, Indonesia belum beruntung karena tidak berkesempatan menyaksikan fenomena gerhana matahari cincin pada 10 Juni mendatang.
Namun, ada hal yang perlu kita ketahui saat terjadi fenomena gerhana matahari, yaitu kita tak boleh melihatnya tanpa bantuan alat khusus.
Mengapa begitu? Simak penjelasannya berikut ini!
Baca Juga: Akan Ada Gerhana Matahari Cincin 10 Juni Mendatang, Apakah Bisa Dilihat dari Indonesia?
Aturan Melihat Gerhana Matahari Cincin
Saat terjadi Gerhana Matahari, baik itu total, sebagian, maupun cincin, kita disarankan menggunakan alat khusus..
Ini artinya kita juga tidak boleh melihat ke arah Matahari saat gerhana matahari cincin secara langsung tanpa bantuan alat.
Melihat gerhana matahari tanpa bantuan alat juga bisa menyebabkan kerusakan pada mata.
Baca Juga: Jenis-Jenis Flora yang Ada di Indonesia: Pengertian, Contoh Flora
Menurut Space.com, kacamata hitam biasa maupun kacamata dengan perlindungan sinar UV belum cukup untuk melindungi mata saat melihat gerhana matahari.
Sehingga, untuk bisa melihat gerhana matahari, pengamat perlu memakai kacamata khusus atau kacamata gerhana.
Bahkan, ada juga filter atau lapisan pelindung khusus yang bisa digunakan pada fotografer yang ingin memotret gerhana matahari.
Ada juga alat yang bisa dibuat sendiri untuk melihat gerhana matahari dengan aman, lo, yaitu kamera lubang jarum.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, melihat gerhana matahari bisa menyebabkan kerusakan pada mata.
Kondisi kerusakan mata ini dikenal dengan retinopati surya. Apa itu, ya? Simak penjelasannya, yuk!
Baca Juga: Apa yang Menyebabkan Terjadinya Gerhana Matahari Cincin? Cari Tahu Juga Proses Terjadinya
Retinopati Surya
Kerusakan mata akibat menatap Matahari disebut retinopati surya. Cahaya yang sangat terang dari sinar Matahari bisa merusak retina mata.
Tak hanya saat gerhana matahari, tapi kalau kita melihat sinar matahari biasa secara langsung dan cukup lama, kita bisa juga terkenal penyakit ini, lo.
Gejala Penyakit
Tanda-tanda kalau kita sudah terserang retinopati surya adalah penglihatan kita yang kabur atau buram.
Kita tidak bisa melihat benda dengan jelas. Kita juga bisa merasakan ada titik hitam di bagian tengah saat kita melihat.
Saat melihat garis lurus, kita juga bisa jadi melihat garis itu miring, teman-teman.
Namun, biasanya kita tidak akan langsung merasa buram setelah melihat Matahari.
Kita juga tidak akan merasa sakit pada mata, tapi malah terasa sakit kepala karena kerusakan itu.
Teknologi Pemeriksaan
Gerhana Matahari hanya terjadi beberapa kali dalam setahun dan tersebar di seluruh dunia sehingga penyakit ini juga jarang ditemukan.
Maka itu, memang agak sulit memeriksa mata yang kemungkinan terkena retinopati surya ini. Namun, sekarang penyakit ini sudah bisa dipelajari, lo.
Peneliti menciptakan teknologi yang bernama optik adaptif untuk melihat jenis kerusakan retina dengan cara mengintip mata itu melalui teknologi canggih.
Baca Juga: Gerhana Matahari Cincin Hari Ini Juga Bisa Dilihat Secara Online, Simak Caranya, yuk!
Alat canggih ini membantu dokter untuk memeriksa bagian-bagian terkecil dari mata kita secara detail.
Sayangnya, alat ini bukan untuk mengobati kerusakan retina mata. Maka itu, penting untuk menjaga retina kita dengan tidak menatap Matahari secara langsung.
Kalau teman-teman ingin melihat peristiwa Gerhana Matahari Cincin yang terjadi hari ini, jangan lupa gunakan kacamata gerhana, ya.
(Penulis: Avisena Ashari/Cirana Merisa)
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR