Mengapa Golongan Darah Dinamakan A, B, dan O?
Saat Pak Karl menemukan golongan darah, awalnya golongan darah diberi nama A, B, dan C.
Namun golongan darah C ini kemudian diganti menjadi golongan darah O, sehingga sistem golongan darah saat ini dikenal sebagai sistem ABO.
Nama golongan darah ini berdasarkan adanya reaksi antigen dan antibodi yang ada dalam sistem golongan darah ABO.
Dalam penemuannya, Pak Karl menuliskan kalau golongan darah akan menggumpal dengan golongan darah B, tapi tidak menggumpal dengan golongan darahnya sendiri, yaitu golongan darah A.
Baca Juga: Ada Dua Orang Bernama Douwes Dekker yang Berjasa pada Indonesia
Hal ini juga terjadi dengan golongan darah B yang menggumpal jika dicampur dengan darah dari golongan darah lain, tapi tidak dengan golongan darah B.
Sedangkan golongan darah C memiliki reaksi yang berbeda dalam penggumpalan darah ketika dicampur dengan golongan darah A dan B.
Nah, perubahan nama golongan darah C menjadi O ini disebabkan karena faktor antigen yang ada pada golongan darah ini.
Pada golongan darah C ternyata tidak ada antigen golongan darah A dan B, tapi mengandung anti-A dan anti-B.
Baca Juga: Sejarah Bendera Merah Putih dan Lagu Indonesia Raya, Materi Belajar dari Rumah SD Kelas 4-6
Akhirnya, di tahun 1910, golongan darah C diganti namanya menjadi O atau null, yang berarti kosong karena tidak memiliki antigen A dan B.
Sedangkan tipe AB yang merupakan golongan darah keempat disebut sebagai tidak ada tipe khusus.
Hal inilah yang menyebabkan saat ini ada empat golongan darah, yaitu A, B, O, dan AB.
Tonton video ini juga, yuk!
-----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR