Bobo.id - Celana jeans dikenal sebagai bahan celana yang kuat dan awet.
Teman-teman tahu tidak, awal mula celana jeans diproduksi?
Pada tahun 1853, seoarang pengusaha asal Amerika serikat bernama Levi Strauss, mulai menjual pakaian impor dari Eropa ke wilayah San Francisco.
Saat itu Levi ingin fokus menjual celana denim, yang cocok digunakan para penambang.
Bahan celana denim yang kuat, menarik minat pada penambang untuk membelinya.
Tapi, saat itu celana denim yang dijual Levi masih sering mengalami kerusakan, sehingga banyak pelanggan yang mengeluh.
Lalu, pada tahun 1872, seorang pelanggan bernama Jacob Davic memberikan ide kapada Levi, untuk membuat model celana baru yang lebih kuat.
Baca Juga: Suka Nonton YouTube? Simak Tips Memilih Konten yang Tepat dan Cara Mengunduh Videonya
Jacob adalah seorang penjahit, yang memberi ide untuk menambahkan paku keling di bagian sudut celana.
Penambahan paku keling itu bertujuan untuk memperkuat celana jeans.
Levi dan Jacob pun akhirnya bekerja sama, untuk membuat celana jeans tersebut.
Mereka berdua terus bekerja sama mengembangkan beragam model celana, dengan bahan denim tersebut.
Baca Juga: Perhatikan Celana Jeans Milikmu, Ada Kantung Kecil di Saku Bagian Depan, Cari Tahu Fungsinya, yuk!
Hingga pada tahun 1920-an, celana desain Levi dan Jacob menjadi celana kerja pria terlaris di Amerika Serikat.
Kini, celana jeans pun terus berkembang dan tidak hanya digunakan oleh laki-laki, tapi juga oleh perempuan.
Walau celana jeans memiliki bahan yang kuat, teman-teman tidak bisa merawat dengan sembarangan.
Celana jeans yang tidak dirawat dengan benar, akan mudah sobek atau kehilangan warna awalnya.
Berikut cara yang bisa teman-teman praktikkan untuk membuat celana jeans awet lebih lama.
1. Cuci Setelah 3 Kali Pemakaian
Dikutip dari Good Housekeeping Institute Cleaning and Textile Labs, celana dengan bahan jeans baiknya dicuci setelah 3 atau 4 kali pemakaian.
Hal itu dilakukan untuk menjaga warna dan bahan agar tetap awet.
Setiap selesai memakai celana jeans, baiknya teman-teman menggantung dengan benar.
Gantung di tempat yang tidak lembap, agak celana tidak mengeluarkan aroma tidak sedap.
Baca Juga: Hindari Menyimpan Ponsel di 3 Tempat Ini, Salah Satunya di Saku Celana
2. Mencuci
Celana jeans baiknya dicuci dengan detergen khusus.
Detergen yang dibuat khusus untuk bahan jeans akan menjaga warna tidak mudah pudar.
Bahan detergen ini akan membantu kain untuk menahan warna dan menahan klorin dalam air yang bisa memudarkan warna.
Saat mencuci pun sebaiknya celana dalam kondisi terbalik.
Jangan lupa pasang pengait dan resleting celana, saat mencuci dengan mesin cuci.
Mengaitkan dan memasang resleting, bertujuan untuk menjaga bahan jeans tetap kuat dan tidak ada barang lain yang tersangkut.
Ada baiknya teman-teman tidak menggunakan mesin cuci saat mencuci celana jeans.
Mencuci dengan tangan akan mencegah bahan celana menyusut dan menghindari kerusakan berat.
Jangan lupa, pisahkan jeans berdasarkan warna untuk menghindari kerusakan.
3. Pengeringan
Keringkan celana jeans dalam kondisi masih terbalik seperti saat mencuci.
Saat teman-teman akan menggunakan mesin pengering, lakukan dengan siklus pelan dan pengaturan panas rendah.
Gunakan juga bola pengering agar celana tetap berguling hingga keringnya merata.
Baca Juga: Kebanyakan Celana Jeans atau Denim Berwarna Biru, Ini Alasan di Baliknya
Jangan gunakan mesin pengering terlalu lama, keluarkan celana dalam keadaan agak lembap.
Teman-teman cukup kebaskan celana jeans dan meratakan kerutan lalu gantung.
Jangan jemur celana jeans langsung di bawah sinar matahari, ya.
Menjemur langsung di bawah sinar matahari akan membuat bahan kain akan mudah rusak.
Jemur celana di tempat teduh dan biarkan kering dengan sendirinya.
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Menuju Dua Dekade, National Geographic Indonesia Gelar Pameran Foto Sudut Pandang Baru Peluang Bumi
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR