Bobo.id - Teratai adalah tumbuh-tumbuhan yang sering disimbolkan sebagai kesucian. Kenapa begitu?
Hal itu karena teratai adalah tanaman air dengan bunga cantik yang bisa hidup di rawa berlumpur atau kolam dangkal yang kotor.
Walau hidup di air yang berlumpur dan kotor, bunga teratai selalu terlihat cantik. Bahkan daun-daun teratai tetap berwarna hijau bersih.
Yuk, mengenal tanaman teratai lebih dekat hingga cara menanamnya di dalam pot!
Baca Juga: Cocok Ditanam saat Kemarau! 4 Bunga Ini Bisa Bertahan di Cuaca Panas, Salah Satunya Bunga Sepatu
Akar Pendek
Tanaman teratai memiliki akar yang pendek dan berserat.
Fungsi dari akar pendek teratai adalah untuk merekatkan tanaman teratai ke dasar air, dengan begitu tanaman tidak akan mudah terbawa arus.
Akar tanaman teratai tidak terlalu panjang karena tidak memerlukan banyak air untuk diserap.
Sedangkan serat pada akar berfungsi agar tanaman ini tetap mengapung di air dan menyerap cahaya dengan mudah.
Baca Juga: Suka Nonton YouTube? Simak Tips Memilih Konten yang Tepat dan Cara Mengunduh Videonya
Daun Anti Kotor
Tanaman teratai memilik daun yang lebar dan selalu bersih.
Walau hidup di rawa, tanaman teratai bisa tetap menjaga kebersihan daunnya berkat adanya stomata.
Kandungan stomata pada permukaan daun akan membantu untuk mempercepat penguapan.
Selain itu daun terartai memiliki permukaan superhydrophpbic atau sangat takut air.
Dari sebuah penelitian diketahui permukaan daun teratai terdiri dari kumpulan kristal lilin epikutikula berdiameter 1 nanometer.
Berkat adanya lapisan kristal itu, air tidak dapat menempel pada daun.
Air yang jatuh ke daun teratai akan membentuk manik-manik kemudian bergulir turun dari daun.
Baca Juga: Tak Hanya Bunga, 5 Pohon ini Juga Punya Aroma yang Harum, Salah Satunya Cemara Balsam
Mekar di Bulan Juli
Tanaman jenis lili air ini adalah simbol dari musim panas, untuk di wilayah dengan empat musim.
Bunga ini biasanya mekar dari bulan Mei hingga September. Namun, tanaman ini akan mekar dengan sempurna pada bulan Juli.
Sedangkan di Indonesia, wilayah tidak bersuhu dingin bunga teratai bisa mekar sepanjang tahun.
Bunga yang mekar akan bertahan selama 4 hari sebelum akhirnya tenggelam di bawah air dan membusuk.
Ada Sekitar 50 Spesies
Bunga teratai memiliki banyak spesies dengan keunikan berbeda-beda.
Ada lebih dari 50 spesies water lily dengan bentuk, warna, aroma, atau pola mekar yang berbeda-beda.
Baca Juga: Bisa Gunakan Teknik Setek, Ini Cara Tanam Bunga Melati yang Bisa Harumkan Rumah
Buang teratai terbesar sekarang berasal dari daerah tropis Amerika Selatan, yaitu Brasil.
Varian itu disebut dengan giant water lily atau teratai air raksasa.
Cara Menanam Teratai
Bahan dan alat:
- Teratai, lumpur, pupuk kandang, pupuk NPK, tanah merah, air.
- Tempayan, ember plastik, sendok, selang air.
Cara menanam:
Tuangkan lumpur ke dalam tempayan.
Jika tinggi tempayan 30cm, kedalaman lumpur cukup 10cm-20cm.
Pastikan lumpur yang digunakan berkualitas baik.
Lalu taburkan pupuk kandang dan NPK secara merata di atas permukan lumpur.
Pastikan ketebalan pupuk hanya 1 - 3 cm, untuk pupuk NPK cukup satu sendok makan.
Jika tempayang yang digunakan cukup besar, berikan satu genggam pupuk NPK.
Campuran kedua pupuk itu akan mempercepat pertumbuhan tanaman teratai.
Letakan teratai pada permukaan campuran lumpur dan pupuk.
Jangan dibenamkan, cukup diletakan di atas permukaan.
Pastikan akar teratai terbenam oleh lumpur, lalu tuangkan tanam merah di sekelilig tanaman.
Berikan tanah dengan ketebalan 1 - 2 cm.
Tanah merah ini akan berfungsi sebagai media tanam untuk teratai.
Lalu isikan air kedalam tempayan.
Bersihkan daun dan tangakai yang kotor akibat proses penanaman.
Letakan tanaman di tempat yang terkena matahari.
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Menuju Dua Dekade, National Geographic Indonesia Gelar Pameran Foto Sudut Pandang Baru Peluang Bumi
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR