Bobo.id - Melamun adalah kegiatan yang pernah dilakukan semua orang dalam berbagai kondisi.
Walau hampir semua orang pernah melakukan, melamun secara berlebihan memiliki dampak yang buruk.
Terlalu sering melamun bisa menyebakan munculnya penyakit Maladaptive Daydreaming.
Penyakit ini merupakan kondisi saat seseorang melamun secara intensif hingga kehidupan di dunia nyata teralihkan.
Baca Juga: Melamun Membuatmu Jadi Nyaman? Tak Perlu Bingung, Ternyata Ini yang Sedang Terjadi di Otak
Kondisi ini tentu saja bisa mengganggu kegiatan sehari-hari.
Kondisi ini bisa membuat penderita Maladaptive Daydreaming kehilangan interaksi dengan manusia yang ada disekitarnya.
Penyakit ini bisa diketahui dengan munculnya beberapa gejala.
Diketahui dar Healthline, orang yang mengalami Maladaptive Daydreaming akan memunculkan gejala berikut:
- Lamunan sangat jelas dengan karakter dirinya sendiri.
Melamun ini pun bisa memberikan pengaturan, plot, dan detail lainnya seperti dalam sebuah cerita.
- Lamunan dipicu oleh peristiwa nyata yang pernah dialami.
- Mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas sehari-hari.
- Sulit tidur di malam hari.
Baca Juga: Mulai dari Melamun Hingga Berantakan, 4 Kebiasaan Ini Sering Dilakukan Orang Cerdas
- Kebutuhan dasar seperti, makan dan mandi menjadi teralihkan.
- Selalu memiliki keinginan besar untuk terus melamun.
- Melakukan gerakan berulang saat sedang melamun.
- Muncul ekspresi saat sedang melamun.
- Kondisi melamun diikuti dengan berbisik dan berbicara.
- Bisa menggunakan waktu berjam-jam hanya untuk melamun.
Orang yang mengalami Maladaptive Daydreaming secara terus menerus bisa berisiko mengalami gangguan lainnya.
Efek melamun berlebih itu bisa menimbulkan masalah psikis lainnya seperti:
1. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
Gangguan ini sering terjadi sedari masa kanak-kanak, dan bisa bertahan sampai dewasa.
ADHD ini bisa menyebabkan penderita mengalami rendah diri, sering mengalami masalah dalam hubungan, dan terganggu saat di sekolah atau pekerjaan.
2. Depresi
Depresi adalah gangguan suasana hati atau mood.
Biasanya ditandai dengan perasaan sedih yang mendalam dan rasa tidak peduli.
Seseorang akan disebut depresi, bila mengalami kesedihan hingga 2 minggu dan tidak memiliki harapan.
3. Obsesif-kompulsif (OCD)
OCD merupakan gangguan mental yang membuat penderita merasa harus melakukan sesuatu secara berulang-ulang.
Penderita OCD akan sering merasa cemas dan ketakutan bila tidak mengulang beberapa tindakan.
Bahaya melamun bisa merembet ke banyak penyakit psikis lainnya.
Walau sampai sekarang tidak ada obat khusus untuk mengurangi kebiasaan melamun, tapi ada cara lain yang bisa membantu.
Berikut pengobatan yang bisa dilakukan untuk penderita Maladaptive Daydreaming:
1. Menyadari
Untuk mencegah melamun, hal yang perlu dilakukan adalah menyadari.
Setelah menyadari, coba bercerita kepada orang terpercaya dan minta untuk selalu mengingatkan.
Orang yang ada didekat kita bisa membantu mengalihkan, agar tidak terlalu sering melamun.
2. Istirahat dengan Cukup
Maladaptive Daydreaming ini bisa terjadi karena perasaan lelah di siang hari.
Untuk mengurangi melamun, kualitas tidur atau istirahat harus ditingkatkan.
Baca Juga: Hikikomori, Penyakit Aneh dari Jepang. Penderitanya Takut Bertemu Orang Lain!
3. Hindari Pemicu
Saat menyadari diri sering melamun, penting untuk mencari tahu juga apa penyebab terlalu sering melamun.
Setelah mengetahui penyebabnya, sebisa mungkin dihindari.
4. Terapi
Saat mengalami Maladaptive Daydreaming dan tidak bisa mengenalinya sendiri, maka perlu adanya bantuan ahli dan melakukan terapi.
Dengan melakukan terapi, penderita juga akan dibantu untuk mengungkap masalah yang menjadi dasar melamun secara terus menerus.
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | alodokter.com,Kompas.com |
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR